SAHAM telah lama menjadi salah satu instrumen pendanaan utama bagi perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dalam konteks jangka panjang, saham menjadi fondasi yang vital bagi perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuan bisnisnya.
Dua jenis saham yang umum ditemui adalah saham preferen dan saham biasa, masing-masing dengan karakteristik dan peran yang berbeda dalam struktur modal perusahaan. Namun, sebelum terjun ke dunia saham, penting bagi investor untuk memahami bagaimana cara menilai nilai intrinsik suatu saham. Penilaian saham dapat membantu investor menemukan peluang investasi yang menjanjikan dan meminimalkan risiko.
Apa itu Penilaian Saham?
Penilaian saham adalah proses untuk menentukan nilai wajar suatu saham berdasarkan analisis fundamental dan teknikal. Nilai wajar ini merupakan harga yang seharusnya tercermin dari prospek dan kinerja keuangan perusahaan di masa depan.
Mengapa Penilaian Saham Penting?
Penilaian saham memiliki beberapa manfaat penting bagi investor, di antaranya:
- Membantu dalam pengambilan keputusan investasi: Dengan mengetahui nilai wajar suatu saham, investor dapat menentukan apakah saham tersebut undervalued (harga di bawah nilai intrinsik), overvalued (harga di atas nilai intrinsik), atau fairly valued (harga sesuai dengan nilai intrinsik).
- Meminimalkan risiko investasi: Berinvestasi pada saham yang undervalued berpotensi memberikan keuntungan yang lebih besar di masa depan.
- Membangun portofolio investasi yang seimbang: Dengan memahami nilai wajar berbagai saham, investor dapat membangun portofolio investasi yang seimbang dan sesuai dengan profil risiko mereka.
Sumber Informasi Penilaian Saham
Investor dapat memperoleh informasi untuk penilaian saham dari berbagai sumber, di antaranya:
- Laporan keuangan perusahaan: Laporan keuangan perusahaan menyediakan informasi penting tentang kinerja keuangan perusahaan, seperti laba rugi, neraca, dan arus kas.
- Analisis dari broker dan analis saham: Broker dan analis saham sering menerbitkan laporan dan rekomendasi mengenai saham tertentu.
- Situs web dan media keuangan: Berbagai situs web dan media keuangan menyediakan informasi dan berita tentang pasar modal dan saham individual.
 Saham Preferen: Antara Saham dan Obligasi
Saham preferen, dikenal juga sebagai sekuritas hibrida, memiliki ciri-ciri yang memadukan fitur saham biasa dan obligasi. Salah satu aspek yang mencolok dari saham preferen adalah pembayaran dividen yang lebih stabil dibandingkan dengan saham biasa. Meskipun tidak memiliki tanggal jatuh tempo seperti obligasi, saham preferen menawarkan kepastian pembayaran dividen yang tidak terpengaruh oleh laba perusahaan.
Ciri-ciri khas saham preferen termasuk memiliki beberapa tingkat saham, prioritas penagihan atas aset perusahaan dalam situasi kebangkrutan, dividen kumulatif yang memastikan pembayaran dividen dari periode sebelumnya harus dipenuhi sebelum dividen saham biasa, serta kemungkinan konversi menjadi saham biasa.
 Saham Biasa: Kepemilikan dan Risiko
Saham biasa mewakili kepemilikan langsung dalam perusahaan dan memberikan hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Pemegang saham biasa berbagi keuntungan dari perusahaan dalam bentuk dividen dan potensi keuntungan modal (capital gain) dari kenaikan harga saham.
Perbedaan mendasar antara saham biasa dan preferen adalah bahwa saham biasa tidak menjamin pembayaran dividen dan memiliki risiko yang lebih tinggi. Pemegang saham biasa memiliki prioritas terakhir dalam pembagian kekayaan perusahaan dalam situasi likuidasi.
Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan bisnisnya, perusahaan memerlukan pendanaan jangka panjang yang dapat diandalkan. Saham, baik saham preferen maupun biasa, menyediakan opsi yang penting dalam hal ini. Saham preferen menawarkan kestabilan dividen dan prioritas dalam penagihan aset, sementara saham biasa memberikan akses langsung pada kepemilikan perusahaan dan potensi keuntungan modal yang lebih tinggi.
Dalam mengambil keputusan investasi, pemahaman yang mendalam tentang karakteristik dan penilaian kedua jenis saham ini sangat penting. Dengan memahami perbedaan dan keuntungan masing-masing, investor dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan terinformasi.
Penulis :
Yunesti Jaelani
Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan BisnisÂ
Program Studi Akuntansi S1
Universitas PamulangÂ
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.