TANGSELXPRESS- SMKN 3 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengadakan “In House Training Implementasi Kurikulum Merdeka” yang dibuka langsung oleh Kabid SMK Disdikbud Provinsi Banten Arkani, Selasa (30/8).
Kegiatan yang dihadiri para guru SMKN 3 Tangsel itu berlangsung di Aula SMKN 3 Tangsel yang beralamat di Jalan Puspitek, Kecamatan Setu, Kota Tangsel, Provinsi Banten.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMKN 3 Tangsel Dwi Novy Hardani mengatakan, SMK Pusat Keunggulan Skema Lanjutan itu berawal pada tahun 2020 yang bernama SMK Center of Excellence.
Kemudian tahun 2021, kata dia, dilanjutkan dengan SMK Pusat Keunggulan. Menurut dia, pada tahun ini SMK Pusat Keunggulan skema lanjutan ini pengembangannya lebih ke implementasi kurikulum merdeka.
Srikandi pendidikan itu menjelaskan, kegiatan tersebut dipandu langsung oleh Balai Besar Vokasi dari Pertanian Cianjur yang dilaksanakan selama kurang lebih 10 hari kedepan.
Pahlawan tanpa tanda jasa itu menambahkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk menyamakan (persepsi) seputar paradigma baru Kurikulum Merdeka yang merupakan program dari Kemendikbudristek.
Sementara, Wakepsek Bidang Kurikulum SMKN 3 Kota Tangsel Surya menambahkan, dari 14 ribu SMK di Indonesia, SMKN 3 Kota Tangsel merupakan salah satu sekolahan yang ditunjuk untuk melaksanakan program tersebut.
“Kita kategorinya di Kurikulum Merdeka ini kita sudah masuk di kelas 11,” ungkap pria ramah itu kepada TangselXpress di sela-sela kegiatan.
Lebih dalam, Surya memaparkan bahwa dalam Kurikulum Merdeka tahun ini ada profil belajar Pancasila. Menurut dia, pada program itu ada enam dimensi.
Di antaranya beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Kedua, berkebhinekaan global, ketiga bergotong royong, keempat mandiri, kelima bernalar kritis, dan keenam adalah kreatif.
Selain itu, Surya juga menyebut bahwa enam dimensi tersebut diimplementasikan pihaknya ke dalam pelaksanaan pembelajaran intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Berikutnya, lanjut dia, projek penguatan Profil Pancasila. Dia menjelaskan, pada projek ini untuk kelas 10 durasinya mencapai 288 JP (jam pelajaran-red) serta terpisah dari mata pelajaran.
Di situ, lanjut dia, ada sekitar delapan tema di antaranya bangunlah jiwa dan raganya. Dia mencontohkan, setiap hari Jumat pada dua jam pertama dilaksanakan kegiatan zikir atau pengajian maupun tausyah.
Kemudian di Jumat berikutnya, diselingi dengan kegiatan olahraga, senam bersama, salat dhuha serta kegiatan Jumat bersih.
“Jadi itu kita selang-seling, supaya jiwa dan raga anak-anak ini terbangun. Itu salah satu yang kita kembangkan serta ada pada unsur-unsur dimensi Pancasila di antaranya beriman dan bertaqwa tadi,” beber Surya.
“Kemudian mandiri, bergotong-royong. Intinya, seluruh dimensi itu terdapat pada saat kita buat projek-projek atau sub tema dari yang ditetapkan pemerintah,” imbuh Surya.
Surya kembali memaparkan bahwa pihaknya juga melaksanakan tema kebekerjaan (pengambangan karakter) yang mengadopsi projek 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) bertujuan untuk mengembangkan kebersihan dan kerajinan sekolahan.
“Pola-pola yang diterapkan di industri di masukan ke dalam sekolah, mungkin nanti ada juga tema kebekerjaan itu ada yang kunjungan ke studio, ke industri bisa diterapkan,” ujarnya.
Terakhir, Surya berharap dengan adanya program tersebut dapat meningkatkan kompetensi siswa pada softskill maupun hardskill dengan tujuan tingkat keserapan bekerja di industri akan meningkat.(BY)