DALAM era modern yang serba digitalisasi saat ini dan semakin maraknya e-commerce yang ada, sehingga melatarbelakangi fenomena yang saat ini sering terjadi pada kalangan remaja. Banyak pelajar menghabiskan uang jajan untuk kebutuhan sekunder seperti membeli makanan kekinian, aksesoris gadget, produk fashion yang sedang viral, tanpa memperhatikan nilai guna dan kebutuhan dikarenakan meningkatnya perilaku konsumtif akibat pengaruh media sosial dan tren digital.
Sehingga pentingnya literasi keuangan sejak usia muda menjadi perhatian empat mahasiswa dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), yaitu Irsyad Hakim, Putri Karisma, M. Ridho Robiansyah dan Fadhil Raihan dengan Dosen Pembimbing Ibu Dea Annisa, S.E., M.Ak. yang bertempat di SMP Negeri 226 Jakarta.
Dengan mengusung tema “Cerdas Mengelola Keuangan dengan Menabung, Berhemat, dan Berinvestasi”, kegiatan ini difokuskan kepada siswa-siswi kelas IX sebagai langkah awal membentuk generasi yang bijak dalam mengelola keuangan.
Kegiatan edukatif ini bertujuan membekali para siswa dengan pemahaman dasar tentang pengelolaan uang saku, kebiasaan menabung, pola hidup hemat, dan pentingnya pemahaman terhadap investasi diri. Hal ini dianggap penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan keuangan di masa depan, terutama ketika memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Materi Sederhana, Pesan Mendalam
Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi keuangan secara interaktif. Salah satu mahasiswa menjelaskan tentang manfaat menabung, seperti membentuk kedisiplinan, menghindari pengeluaran tidak penting, serta mempersiapkan kebutuhan mendadak. Para siswa diajak memahami bahwa menabung bukan sekadar menyimpan uang, tapi juga melatih tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Selanjutnya, peserta dikenalkan dengan konsep berhemat melalui contoh-contoh situasi yang dekat dengan kehidupan mereka, seperti membedakan antara membeli makanan di kantin setiap hari atau membawa bekal dari rumah. Tak kalah menarik, sesi pemahaman investasi diri dibawakan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami untuk pelajar.
Kuis dan Games: Belajar Sambil Bermain
Agar kegiatan tidak monoton, mahasiswa juga menyisipkan sesi kuis dan permainan sederhana. Dalam kuis, para siswa berlomba menjawab pertanyaan seputar materi yang telah dipelajari. Suasana kegiatan pun menjadi lebih hidup, dengan tepuk tangan dan tawa saat jawaban benar diumumkan.
Selain itu mahasiswa juga melakuakan permainan ice breaking disela-sela penyampaian materi agar para pelajar tidak merasa bosan, meningkatkan fokus, dan membantu mencairkan suasana, dan membangun kenyamanan serta keakraban antara pelajar dan mahasiswa. Sehingga menciptakan lingkungan belajar yang lebih Santai, nyaman, dan kolaboratif.
Sambutan Positif dari Siswa dan Guru
Para siswa terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini dari awal hingga akhir. Banyak dari mereka yang mengaku baru pertama kali mendapatkan pengetahuan tentang keuangan secara formal. Salah satu siswa, Fauzan, mengatakan, “kita harus menabung dan berinvestasi diri agar tidak menyesal dimasa yang akan datang.”
Para guru di SMPN 226 Jakarta juga memberikan dukungan dan apresiasi terhadap kegiatan ini. Karena bagi mereka materi yang disampaikan sangat relevan bagi anak-anak SMPN 226 Jakarta, dengan sifat boros anak-anak zaman sekarang yang lebih cenderung menggunakan uang saku mereka untuk belanja di e-commerce.
Mahasiswa Belajar, Masyarakat Terinspirasi
Kegiatan ini bukan hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi para mahasiswa penyelenggara. Mereka belajar berkomunikasi dengan siswa, menyusun materi edukatif yang menarik, serta merasakan langsung dampak positif dari kegiatan pengabdian masyarakat.
“Kami ingin siswa-siswi sadar bahwa mengelola uang bukan hal yang sulit atau membosankan. Dengan kebiasaan sederhana, seperti menabung dan mencatat pengeluaran, mereka sudah selangkah lebih maju untuk menjadi pribadi yang mandiri,” ujar salah satu mahasiswa.
Penutup
Dengan pendekatan yang sederhana namun bermakna, kegiatan edukasi ini membuktikan bahwa literasi keuangan bisa dikenalkan sejak dini. Melalui semangat berbagi ilmu, empat mahasiswa pengabdian masyarakat ini berhasil menyampaikan pesan penting: menjadi cerdas dalam mengelola keuangan dimulai dari langkah kecil yang konsisten.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang sudah dilibatkan, dan mengucapkan terima kasih untuk para pembaca yang telah membaca artikel ini. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua.