TANGSELXPRESS – Setelah resmi dilantik menjadi Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Eko Hadi Santoso langsung menggelar commander wish yang menandai arah tegas kepemimpinannya: pemberantasan narkoba dari hulu sampai hilir, tanpa kompromi.
“Kami akan melakukan penguatan terhadap mitigasi pengembangan pemberantasan narkoba dari arah supply sampai demand,” tegas Eko Hadi kepada wartawan dikutip Rabu (16/4/2025).
Bukan hanya jargon, Brigjen Eko langsung membuktikan komitmennya dengan pengungkapan kasus besar. Dalam hitungan hari, jajarannya berhasil menyita 192 kilogram sabu dan menangkap satu kurir berinisial M (36).
Dalam operasi yang berlangsung dramatis di Jalan Raya Aceh-Medan, Bireun, Aceh ini pelaku bahkan sempat mencoba melarikan diri dan menabrak truk saat dikejar.
Namun bagi Eko, penangkapan kurir hanyalah permulaan. Dia menegaskan pemberantasan narkoba tak cukup hanya memotong rantai pasok di permukaan. Fokus utama adalah membongkar jaringan, mengejar pengendali, dan memutus mata rantai distribusi hingga ke titik konsumsi.
“Kami masih melakukan pengembangan terhadap pelaku-pelaku lain yang terlibat dalam jaringan internasional Malaysia-Indonesia. Bandar tetap jadi target utama,” tuturnya.
Eko menjelaskan, langkah tegas ini sejalan dengan visi besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dia menyebut pemberantasan narkoba dari hulu ke hilir adalah bagian dari implementasi Asta Cita, khususnya dalam menciptakan ketahanan nasional dari ancaman narkoba.
“Harapan kami dengan peningkatan pendekatan dalam Gakkum (penegakan hukum), Polri bisa memenuhi harapan Asta Cita Presiden dalam penanggulangan narkoba yang lebih efektif dan menyeluruh,” terangnya.
Dalam pendekatannya, Eko tak hanya mengandalkan kekuatan aparat. Ia juga membuka pintu seluas-luasnya untuk keterlibatan publik. Masyarakat didorong untuk aktif memberikan informasi jika melihat atau mencurigai adanya penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekitar.
“Dengan mudahnya akses media dan informasi saat ini, kami sangat welcome terhadap bantuan masyarakat, terutama informasi dari berbagai segmen,” tuturnya.
Langkah Eko menandai pendekatan baru: tak sekadar mengejar kurir di jalanan, tapi juga menyasar bandarnya, memutus jalur suplai internasional, hingga mengedukasi masyarakat agar menolak narkoba dari akar.