TANGSELXPRESS – Masalah kulit menjadi salah satu hal yang rentan muncul saat musim banjir. Kondisi lingkungan yang lembap dan tercemar meningkatkan risiko berkembangnya berbagai jenis infeksi kulit, terutama akibat paparan air kotor yang mengandung bakteri, jamur, serta bahan kimia berbahaya.
Dokter spesialis dermatologi dan venereologi dari Universitas Udayana, Bali, dr. I Gusti Nyoman Darmaputra, Sp.KK, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi infeksi kulit selama musim banjir dan setelahnya.
Ia menjelaskan, beberapa jenis infeksi kulit yang sering terjadi akibat banjir antara lain infeksi jamur seperti tinea pedis atau kutu air, yang disebabkan oleh kaki terlalu lama terendam air kotor.
Selain itu, infeksi bakteri seperti impetigo dan bisul juga mudah berkembang di lingkungan yang lembap dan tidak higienis.
Kemudian, dermatitis kontak alergi akibat paparan bahan kimia atau kontaminan dalam air banjir juga dapat terjadi.
Jika seseorang mengalami infeksi kulit setelah terpapar air banjir, disarankan untuk segera membilas dan mencuci area tersebut dengan air bersih dan sabun.
Setelah itu, berpindah ke tempat yang kering agar paparan air kotor tidak berlanjut dan memperburuk kondisi kulit.
“Apabila muncul gejala seperti gatal atau iritasi ringan, dapat diberikan krim antigatal atau antihistamin oral sesuai anjuran medis. Namun, jika terdapat luka terbuka atau tanda infeksi serius seperti bengkak, nanah, kemerahan luas, atau demam, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” ujarnya seperti dikutip dari Klik Dokter.
Ia menekankan pentingnya penanganan cepat terhadap infeksi kulit agar tidak semakin meluas. Misalnya infeksi jamur yang dapat menyebar dari sela-sela jari ke area kulit lainnya, menyebabkan rasa gatal yang semakin parah.
Kebiasaan menggaruk berlebihan juga dapat memperburuk kondisi dengan menimbulkan infeksi sekunder akibat bakteri, yang berisiko menyebabkan peradangan lebih luas pada kulit.
Untuk mencegah infeksi kulit akibat banjir, dr. Darmaputra menyarankan agar masyarakat menjaga kebersihan dan melindungi tubuh saat harus bersentuhan dengan air banjir.
Penggunaan sepatu boots dan sarung tangan dapat membantu meminimalkan kontak langsung dengan air yang tercemar.
Selain itu, segera mandi menggunakan sabun antiseptik dan mengeringkan tubuh dengan baik, terutama di area lipatan seperti sela jari, sangat dianjurkan.
Kebersihan lingkungan juga perlu diperhatikan dengan melakukan disinfeksi setelah banjir guna mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri di tempat tinggal.