TANGSELXPRESS – Penembakan yang menewaskan bos rental mobil Ilyas Abdurrahman (48) cukup mengagetkan. Pasalnya, peristiwa yang terjadi di Rest Area Km 45, Tol Tangerang-Merak, Banten, Jumat (3/1) melibatkan seorang oknum anggota TNI AL.
Dalam aksi kejahatan itu, oknum TNI yang melakukan penembakan terhadap Ilyas Abdurrahman (48) sebenarnya adalah seorang pembeli alias penadah dari mobil Honda Brio milik Ilyas.
Oknum tersebut, rencananya akan membeli mobil yang disewa oleh Ajat Supriatna dari Ilyas seharga Rp40 juta. Harga yang cukup murah disebut membuat sang anggota TNI tergiur.
Kasat Reskrim Polres Pandeglang, Iptu Alfian Yusuf membeberkan, sedangkan peran Ajat dalam kasus ini adalah mencari mobil sewaan untuk kemudian dijual kepada oknum anggota TNI tersebut.
“Setelah itu, mobil tersebut diserahkan ke seseorang berinisial IM yang merupakan penadah mobil curian. Dalam hal ini peran Ajat hanya disuruh nyari mobil rental. Setelah mendapat mobil rental, lalu mobil dikasih IM, dari IM tidak tahu digadaikan ke siapa,” kata Alfian, Sabtu (4/1/2025).
Jadi, Ajat bukanlah pelaku penembakan, melainkan berperan mencari mobil dengan imbalan Rp5 juta untuk setiap mobil yang berhasil dimaling.
Namun, sebelum uang komisi tersebut diterima, Ajat keburu ditangkap polisi. “(Jumat) dia mau dikasih uang lima juta,” terang Alfian.
Untuk memudahkan aksi kejahatannya, Ajat menggunakan identitas palsu. Ajat mengubah tempat dan tanggal lahirnya di KTP. Selain itu, dia juga sampai mengubah identitas di surat izin mengemudi (SIM).
“Iya identitas palsu. (SIM) palsu juga itu,” jelas Kasat.
Ajat dan oknum TNI AL yang terlibat penembakan akhirnya berhasil ditangkap polisi. Ajat ditangkap di kontrakan saudaranya di Bitung, Kabupaten Pandeglang, Banten.
“Jadi benar, kami dari Polres Pandeglang telah mengamankan seseorang dengan inisial AS (Ajat Supriatna) yang merupakan terduga penyewa mobil rental terkait peristiwa penembakan,” ujar Alfian.
Setelah penangkapan, pihak Polres Pandeglang akan menyerahkan Ajat ke Polresta Tangerang untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sementara, penangkapan terhadap oknum TNI AL dibenarkan oleh Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto. Dia berjanji pihaknya bakal menindak oknum nakal tersebut jika terbukti bersalah.
“Apabila terbukti bersalah, akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” tegas Jenderal Agus.
Penembakan yang menewaskan Ilyas berawal ketika pihak rental curiga atas mobil Honda Brio berwarna oranye yang sinyal GPS-nya tiba-tiba mati.
Hal ini pertama kali diketahui oleh anak Ilyas yang bernama Agam Muhammad Nasrudin pada Rabu (1/1). Sebenarnya, Ajat menyewa mobil tersebut selama tiga hari dari Selasa (31/12/2024) hingga Kamis (2/1).
Mengetahui hal ganjil dengan mobil Honda Brionya, Ilyas langsung berinisiatif untuk melakukan pengejaran.
Sebelum berangkat, Ilyas sempat menelpon Ajat. Namun, nomor Ajat ternyata sudah tidak aktif.
“Kami sudah coba konfirmasi, tapi nomor Ajat sudah tidak aktif. Kemungkinan dia ngeblokir nomor saya,” kata anak Ilyas lainnya, Rizky Agam S.
Singkat cerita, posisi mobil yang disewa Ajat pun terdeteksi dan rombongan Ilyas berusaha untuk menghentikannya.
Lalu, ketika mobil rombongan Ilyas mendekat, ada seorang pelaku yang mengaku sebagai anggota TNI AU dan mengacungkan senjata api.
“Dia bilang, ‘Siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas enggak loh,’ sambil nodong senjata,” ujar Agam menirukan kata-kata pelaku.
Ketika situasi semakin tidak terkendali, tiba-tiba muncul mobil lain berwarna hitam yang mundur dan menabrak mobil korban.
“Kita ikutin tuh dari belakang arah ke Cilegon. Ternyata pas sampai Cilegon dia ke arah Tangerang,” kata Agam.
Dalam upaya untuk mendapatkan bantuan, Agam meminta pendampingan ke Polsek Cinangka, tetapi permohonannya ditolak.
Bersama rekan-rekan pemilik rental lainnya, mereka terus memburu pelaku hingga terdeteksi berhenti di Rest Area Balaraja.
Sebelum insiden penembakan terjadi, Agam menceritakan bahwa para pelaku sempat ditangkap ayahnya dan rekan-rekan lain.
“Dipegang tangannya supaya enggak bisa bergerak, ternyata kawan yang di seberangnya itu yang pakai Sigra ada senpi juga,” kata Agam.
Situasi semakin mencekam saat tembakan mulai terdengar. Agam menggambarkan suasana saat itu, di mana ia sempat mencari perlindungan.
“Ada terdengar beberapa kali bunyi tembakan dan mengenai ayah saya dan rekannya,” ujarnya.
Setelah serangkaian tembakan, para pelaku melarikan diri dengan dua mobil. “Saya menolong Pak R, tapi ternyata ada satu korban lagi di minimarket, ternyata ayah saya sendiri yang kena tembakan di dadanya dan tangannya,” kata Agam.
Kedua korban langsung dibawa ke RSUD Balaraja, tetapi sayangnya Ilyas meninggal dalam perjalanan.
Sementara itu, R yang juga terkena tembakan kini menjalani perawatan di rumah sakit. (*)