KONSEP “smart city” yang diterapkan dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) benar-benar terlihat dalam penyelenggaraan upacara peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-79.
Dari sisi teknis, pelaksanaan upacara di dua lokasi, IKN dan Jakarta, merupakan sebuah demonstrasi sempurna dari visi pemerintah untuk membangun sebuah ibu kota negara yang modern, berbasis teknologi, dan terintegrasi dengan baik.
Keberhasilan penyelenggaraan di dua lokasi yang berbeda secara bersamaan tanpa ada jeda waktu antara komando di IKN dan gerakan yang mengikuti di Jakarta menunjukkan kemajuan besar dalam infrastruktur teknologi yang diterapkan di Nusantara.
Teknologi sebagai Wujud “Smart City” dalam Penyelenggaraan Upacara
Konsep “smart city” yang diusung oleh pemerintah dalam pembangunan IKN dirancang untuk menciptakan kota yang efisien, cepat, dan terkoordinasi dengan baik. Upacara kali ini menunjukkan bahwa Nusantara siap menjalankan fungsinya sebagai pusat pemerintahan baru.
Teknologi canggih yang diterapkan memungkinkan komando yang diberikan di IKN diikuti secara serentak di Jakarta, meskipun kedua lokasi dipisahkan oleh ribuan kilometer. Ini menggambarkan betapa majunya infrastruktur telekomunikasi dan teknologi yang ada di Nusantara, yang mampu mendukung komunikasi dan koordinasi tanpa hambatan antara dua tempat yang jauh.
Dalam konteks teknis, ini bukan sekadar pencapaian dalam hal waktu dan kecepatan, tetapi juga sebuah demonstrasi tentang efisiensi operasional yang menjadi inti dari sebuah “smart city”.
Tidak adanya jeda waktu antara komando dan aksi yang ditunjukkan di Jakarta menandakan bahwa infrastruktur digital di Nusantara bekerja dengan sangat baik. Ini adalah cerminan dari bagaimana sebuah “smart city” mampu menghubungkan berbagai komponen kota dalam waktu nyata (real-time), mulai dari pemerintahan, layanan publik, hingga infrastruktur fisik.
Integrasi Teknologi dan Keberlanjutan Lingkungan
Selain itu, integrasi teknologi yang dilakukan di Nusantara juga menggambarkan bagaimana visi “smart city” di IKN tidak hanya sebatas pada kecepatan dan efisiensi, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan.
Kota Nusantara dirancang dengan konsep kota pintar yang ramah lingkungan, di mana teknologi digunakan untuk mengurangi jejak karbon dan menciptakan lingkungan yang lebih hijau. Dalam konteks upacara HUT RI, hal ini secara tidak langsung terlihat dari visual yang ditangkap oleh kamera di IKN.
Kualitas udara yang lebih bersih, suasana yang lebih hijau, dan lingkungan yang lebih nyaman terlihat jelas dalam gambar-gambar yang ditampilkan, memberikan kontras yang signifikan dengan Jakarta yang sudah penuh sesak dan padat.
Keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota ke lokasi yang lebih ramah lingkungan ini tidak hanya mencerminkan tanggapan terhadap kebutuhan modernisasi, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan perubahan iklim dan polusi yang semakin memburuk di kota-kota besar seperti Jakarta.
Dengan memindahkan pusat pemerintahan ke Nusantara, Indonesia juga menegaskan komitmennya terhadap pembangunan yang berkelanjutan, di mana teknologi dan lingkungan hidup berjalan beriringan untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat.
Sinematografi sebagai Sarana Penyampaian Pesan
Selain keunggulan teknis, upacara kali ini juga menonjolkan sinematografi yang luar biasa, yang menjadi sarana penting untuk memperlihatkan kemajuan dan kontras antara Nusantara dan Jakarta.
Salah satu aspek yang sangat mencolok adalah bagaimana kamera di IKN berhasil menangkap kemegahan Istana Garuda yang futuristik, dengan arsitektur yang modern dan megah, dibandingkan dengan Istana Merdeka di Jakarta yang tampak lebih sederhana dan tradisional.
Ini bukan hanya soal perbedaan arsitektur, tetapi juga menyampaikan pesan yang lebih dalam tentang perubahan paradigma dan transisi Indonesia dari masa lalu ke masa depan.
Istana Garuda di IKN, dengan segala keunggulan arsitektur futuristiknya, mencerminkan visi Indonesia untuk menjadi negara yang maju dan modern.
Sementara Istana Merdeka di Jakarta, dengan desainnya yang lebih sederhana, hampir menyerupai rumah dinas presiden, tampak sebagai simbol Indonesia masa lalu yang tetap memiliki nilai sejarah namun kini bersiap untuk bergeser ke masa depan.
Kontras ini seolah mengingatkan publik bahwa Indonesia tidak lagi terpaku pada warisan kolonial yang terlihat dari gedung-gedung bersejarah di Jakarta, tetapi telah melangkah maju dengan visi modernitas yang diwujudkan melalui pembangunan IKN.
Visualisasi Kemegahan dan Kesempurnaan Teknologi
Efek sinematografi yang dihasilkan selama upacara di IKN patut dipuji. Setiap elemen visual, mulai dari pemandangan gedung, parade, hingga manuver pesawat tempur yang melintas di langit, berhasil ditangkap dengan jelas dan jernih.
Penggunaan kamera yang ditempatkan dengan tepat, termasuk penggunaan drone, memberikan visualisasi yang futuristik dan memperlihatkan kemegahan Nusantara sebagai pusat pemerintahan yang baru.
Salah satu momen paling menonjol adalah ketika pesawat tempur melintas di atas Nusantara, dan kamera mampu menangkap setiap manuver dengan sempurna. Ini tidak hanya memperlihatkan kecanggihan teknologi sinematografi yang digunakan, tetapi juga menyampaikan pesan bahwa Nusantara dirancang untuk menjadi kota yang modern dalam segala aspeknya, termasuk infrastruktur pertahanan dan keamanan.
Visualisasi ini semakin memperkuat kesan bahwa Nusantara tidak hanya sebuah kota pemerintahan, tetapi juga simbol kekuatan dan kemajuan teknologi Indonesia.
Dalam konteks yang lebih luas, sinematografi yang digunakan dalam upacara ini juga berfungsi sebagai alat promosi untuk memperkenalkan Nusantara kepada publik, baik di dalam maupun luar negeri. Visual yang ditampilkan memberikan gambaran tentang potensi besar yang dimiliki Nusantara sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi masa depan.
Dalam hal ini, pemerintah tidak hanya berhasil menyelenggarakan upacara kenegaraan yang megah, tetapi juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mempromosikan visi pembangunan nasional yang baru.
Nusantara sebagai Simbol Masa Depan
Secara garis besar, dari tayangan mata yang melihat penyelenggaraan upacara peringatan HUT RI ke-79 di dua lokasi, IKN dan Jakarta, merupakan demonstrasi teknis yang sempurna dari konsep “smart city” yang diterapkan di Nusantara.
Selain menampilkan Nusantara telah siap menjalankan perannya sebagai ibu kota negara dengan teknologi yang canggih dan terintegrasi, kontras antara visualisasi Nusantara dan Jakarta, baik dari segi arsitektur maupun kualitas lingkungan, semakin memperkuat argumentasi bahwa pemindahan ibu kota ke Nusantara adalah langkah yang tepat menuju masa depan yang lebih baik.
Sinematografi yang digunakan dalam upacara ini berhasil menangkap kemegahan IKN dan menampilkan pesan yang jelas tentang perbedaan antara masa lalu dan masa depan Indonesia.
Di upacara ini, Nusantara muncul sebagai simbol kemajuan, modernitas, dan keberlanjutan, sementara Jakarta, meskipun tetap memiliki nilai sejarah, kini tampak lebih sebagai simbol masa lalu.
Upacara ini, dalam banyak hal, telah memberikan gambaran yang jelas tentang arah baru Indonesia—sebuah negara yang bergerak maju dengan teknologi, efisiensi, dan lingkungan yang lebih baik.
Penulis:
Faisal R Syam