STRUKTUR modal oleh Martono dan Harjito, 2005:240, yaitu struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau perimbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh utang jangka panjang dan modal sendiri.
Berdasarkan pendapat dari Brigham dan Houston (2011:188), beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap struktur modal adalah sebagai berikut:
a. Stabilitas penjualan
b. Struktur aset
c. Laverage operasi
d. Tingkat pertumbuhan
e. Profitabilitas
f. Pajak
g. Kendali
h. Sikap manajemen
i. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat
j. Kondisi pasar
k. Kondisi internal perusahaan
l. Fleksibilitas keuangan
Mengenai bagaimanakah struktur modal dapat memberikan pengaruhnya pada nilai perusahaan, biaya modal dan terhadap harga pasar saham akan dijelaskan pada teori struktur modal. Struktur modal merupakan salah satu aspek kunci yang mempengaruhi nilai perusahaan, biaya modal, dan harga pasar saham.
Dalam pandangan saya, pemahaman yang mendalam tentang hubungan kompleks antara struktur modal dan kinerja keuangan adalah kunci untuk membentuk strategi yang kokoh dan berkelanjutan bagi perusahaan.
Penting untuk memahami bahwa struktur modal yang tepat dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur modal yang seimbang, yang mencakup campuran yang optimal antara modal ekuitas dan modal utang, dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan memaksimalkan penggunaan leverage (penggunaan dana yang dipinjam untuk meningkatkan potensi pengembalian investasi).
Dengan memanfaatkan modal utang dengan bijaksana, perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi bagi pemegang saham daripada jika mereka hanya bergantung pada modal ekuitas. Namun, perlu diingat bahwa tingkat leverage yang terlalu tinggi juga dapat meningkatkan risiko keuangan, terutama jika perusahaan mengalami kesulitan dalam membayar bunga atau pokok utang.
Terdapat beberapa pendekatan untuk menjelaskan permasalahan tersebut, diantaranya yaitu: a. Pendekatan laba bersih (Net Income approach); b. Pendekatan laba bersih operasi (Net operating income approach); c. Pendekatan tradisional (Tradisional approach); d. Modigliani-Miller position.
Pendapatan Laba Bersih (Net Income Approach)Â
Pendapatan laba bersih dapat dihitung berdasarkan pendekatan sebagai berikut: Jika utang yang dimiliki oleh suatu perusahaan adalah Rp 1000 dengan suku bunga (kd) 15%. Dan setiap tahunnya perusahaan mengaharapkan pendapatan bersih operasi (net operating income) sebesar 20%
Bagaimana struktur modal bisa berpengaruh pada harga pasar saham perusahaan? Menurut teorinya, bila peningkatan nilai perusahaan terjadi karena jumlah utang jangka panjang yang makin banyak digunakan, maka dapat pula meningkatkan harga pasar saham perusahaan yang terkait.
Berdasarkan contoh yang telah dijelaskan, saham yang beredar jumlahnya akan sebanyak 425 lembar apabila semula harga perlembar sahamnya sebesar Rp 10 (Rp 4.250/Rp 10). Dan perusahaan bisa membeli jumlah saham sebanyak 200 lembar, jika perusahaan tersebut memakai penambahan dari utang tersebut dimana besarnya adalah Rp 2.000 untuk dibelikan kembali saham yang beredar (Rp 2.000/Rp10).
Maka, banyaknya saham yang masih beredar tersebut akan menjadi 225 lembar dan nilainya Rp 2.750 atau harga dari setiap lembar sahamnya akan sebesar Rp 12,2 setelah adanya pembelian kembali sebagian saham. Maka dari itu, dengan makin banyaknya penggunaan jumlah utang perusahaan, maka akan meningkatkan juga harga pasar saham pada perusahaan tersebut.
Pendekatan Laba Bersih Operasi (Operating Income Approach)
Dalam pendekatan laba bersih operasi ini, biaya modal perusahaan (ko) tetap diasumsikan di tingkat leverage yang beragam. Andai perusahaan memiliki ko = 20% dan Rp 1.000,00 utang jangka panjang. Misalnya, saham yang beredar jumlahnya akan sebanyak 400 lembar saham jika dengan harga saham awal Rp 10 dan nilai pasar sahamnya senilai Rp 4.000. Dengan menggunakan sebanyak Rp 2.000 tambahan utang yang dipakai untuk dibelikan kembali saham yang beredar, perusahaan bisa membeli sejumlah 200 lembar (Rp 2.000/Rp 10) saham. Maka, saham yang masih beredar jumlahnya akan sama banyaknya 200 lembar dan nilainya akan sebesar Rp 2.000 atau bisa dikatakan saham tersebut tetap pada harga sebesar Rp 10, yakni (Rp 2.000/200) setelah adanya pembelian kembali saham pada perusahaan tersebut.
Pendekatan Tradisional (Traditional Approach)
Dalam pendekatan tradisional inilah dikemukakan bahwa terdapat struktur modal optimal dan nilai total perusahaan yang bisa ditingkatkan dengan menggunakan jumlah utang tertentu. Pada awalnya biaya modal (ko) dapat diturunkan dan nilai perusahaan dapat ditingkatkan oleh perusahaan dengan mempergunakan utang yang semakin besar. Ketika tingkat kapitalisasi saham (ke) ditingkatkan oleh pemegang saham, maka tidak akan melebihi perolehan manfaat dari penggunaan utang yang lebih murah biayanya (kd) meskipun penyebab dilakukannya peningkatan tersebut adalah karena peningkatan resiko pada pemegang saham.
Modigliani – Miller Position
Seperti yang telah diuraikan dalam pendekatan laba bersih operasi, ikatan atau hubungan yang dimiliki oleh struktur modal dengan biaya modal turut didukung oleh Modigliani dan Miller, dimana dikatakan bahwa biaya modal perusahaan maupun nilai perusahaan tidak akan terpengaruhi oleh adanya struktur modal.
Penulis :
Dilla Eka Aprilia
Tugas Mata kuliah : Manjemen Keungan
Dosen Pengampu : Suciati Muanifah S.E., M.M.M.AK
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.