TANGSELXPRESS – Dalam menggali keterangan terkait uji balistik peristiwa baku tembak antaranggota polisi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Komnas HAM kembali menjadwal ulang pemanggilan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor).
Penjadwalan ulang tersebut sudah dua kali dilakukan. Awalnya Komnas HAM bakal memeriksa Puslabfor pada Rabu (3/8/2022), namun diundur menjadi Jumat (5/8/2022). Lalu, pemeriksaan kembali dijadwal ulang kembali menjadi Rabu (10/8/2022).
“Proses (pemeriksaan uji) balistik tidak bisa dilaksanakan. Jadi hari Rabu pekan depan,” terang Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Menurutnya, Komnas HAM belum bisa memanggil Puslabfor karena ada temuan terbaru dari tim khusus (timsus) internal Polri mengenai peristiwa penembakan sesama polisi di kawasan Duren Tiga.
“Ada perkembangan menurut mereka (Puslabfor) penting,” jelasnya.
Timsus Internal Polri melakukan pendalaman uji balistik di lokasi peristiwa baku sesama polisi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin (1/8/2022).
Peristiwa penembakan itu melibatkan Richard Eliezer Lumiu alias Bharada E dengan rekannya Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022). Kejadian tersebut menyebabkan satu orang tewas, yakni Brigadir J.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasteyo menyatakan, kegiatan itu melibatkan sejumlah pihak seperti Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), Puslabfor dan penyidik gabungan dari Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri.
“Tim Khusus melakukan, pendalaman proses hasil uji balistik yang sudah dilakukan Pusat Laboratorium Forensik,” tutur Dedi di Jakarta, Senin (1/8/2022).
Terdapat dua senjata yang dilakukan pendalaman uji balistik hari ini. Diketahui Brigadir J menggunakan senjata api pistol jenis HS dengan magasin berisi 16 peluru, sementara Bharada E memakai pistol Glock dengan magasin berisi 17 peluru.
“Dari hasil uji balistik yang sudah dilakukan Pusblafor, terkait sebuah senjata yang ditemukan di TKP yaitu senjata jenis Glock 17 dan senjata HS-9,” imbuh Dedi.
Tujuan pendalaman yang dilakukan di lokasi diduga terjadinya baku tembak itu mengetahui beberapa hal. Dari sisi penembakan, ruang hingga tebaran akibat tembakan tersebut.
“Pendalaman untuk mengetahui pertama, sudut tembakan, jarak tembakan, kemudian sebaran pengenaan. Ini didalami terus Labfor, Inafis, kemudian dari kedokteran forensik,” tambah Dedi.