TANGSELXPRESS – Pemerintah Myanmar mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari pascagempa bumi bermagnitudo 7,7 yang mengguncang negara tersebut.
Bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang sebagai bagian dari masa berkabung, sebut laporan media negara, MRTV.
Jumlah korban tewas akibat gempa bumi yang terjadi pada Jumat (28/3) itu telah melampaui 1.700 jiwa. Sementara 3.400 orang terluka dan 300 orang lainnya masih hilang.
Pemerintah melalui Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban bencana gempa bumi di Myanmar.
“Sejauh ini WNI aman, Alhamdulillah baik. Yang luka-luka, apalagi korban jiwa tidak ada,” kata Suharyanto, Selasa (1/4).
Informasi itu didapat BNPB dari beberapa pihak sesaat setelah gempa tersebut terjadi pada 28 Maret 2025 lalu.
Walau demikian, Suharyanto belum bisa memastikan kondisi terkini WNI yang masih berada di Myanmar setelah terjadi gempa.
Dia juga enggan menjelaskan jumlah WNI yang bertahan di Myanmar usai gempa.
“Nanti untuk lebih jelasnya dari Kemlu ya, nanti dari ada yang bisa menjawab,” kata Suharyanto.
Saat ini dia hanya fokus untuk mengirimkan personel BNPB, Basarnas dan Baznas ke Myanmar untuk membantu proses evakuasi korban gempa.
Gempa bumi bermagnitudo 7,7 melanda Myanmar bagian tengah pada Jumat (28/3). Getaran gempa juga terasa hingga India, Thailand, Bangladesh, Laos, dan China.
Sedikitnya 1.000 lebih korban tewas dan 2.300 orang lainnya terluka di Myanmar akibat gempa bumi.
Sementara itu di Thailand, delapan korban dilaporkan tewas dan 80 orang lainnya masih hilang setelah gempa ikut mengguncang Bangkok atau sekitar 1.000 km dari episentrum gempa di Myanmar.