TANGSELXPRESS – Indonesia gagal total saat bertandang ke kandang Austrakua di laga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Sydney, Australia, Kamis (20/3). Marten Paes dkk kalah 1-5 dan peluang lolos Piala Dunia 2026 makin berat.
Kekalahan ini juga menjadi debut yang mengecewakan bagi pelatih baru Timnas Indonesia, Patrick Kluivert. Padahal, pelatih Belanda itu diharapkan dapat menambah kemampuan pasukan Merah Putih.
Sayangnya, performa tim di lapangan tidak mampu memenuhi ekspektasi penggemar yang berharap setidaknya hasil imbang atau kemenangan. Timnas Garuda bahkan harus menelan kekalahan telak dan perjuangan lolos ke Piala Dunia melalui jalur runner-up makin jauh panggang dari api.
Dikutip dari Beritasatu.com, eks Pelatih Timnas Indonesia Rahmad Darmawan yang jadi komentator pertandingan tersebut, memberikan analisis mengenai performa tim Garuda. Menurutnya, salah satu faktor yang membuat Indonesia tampil kurang maksimal adalah tidak dioptimalkannya performa Calvin Verdonk sebagai wingback.
“Kita tidak mengoptimalkan kemampuan Calvin Verdonk hari ini dengan maksimal. Kita tahu Verdonk sangat membantu lini pertahanan sekaligus penyerangan dalam pertandingan-pertandingan sebelumnya. Dan itu sangat ideal untuk pemain-pemain depan kita,” ujar Rahmad Darmawan.
Selain itu, Rahmad juga menyoroti peran wingback yang tidak bekerja efektif dalam pertandingan ini. Menurutnya dalam pertandingan pendukung Indonesia tidak diberikan penampilan yang ideal dari dua wingback timnas.
“Sehingga praktis kita hanya mengharapkan kinerja dari pemain depan. Dan itu pun sangat mudah diblok oleh lini tengah lawan yang sangat defensif yakni 5-4-1. Sehingga peran dari dua wingback kita yang hari ini kita harapkan keluar sama sekali tidak terjadi. Ini perlu ke depannya mengembalikan kembali posisi Verdonk sebagai wingback,” tambahnya.
Indonesia sebenarnya tampil cukup agresif di menit-menit awal dan bahkan mendapatkan peluang emas lewat titik penalti. Sayangnya, Kevin Diks yang dipercaya sebagai eksekutor gagal memanfaatkan kesempatan tersebut. Setelah kegagalan penalti itu, momentum permainan berubah dengan Australia mulai mengambil kendali penuh atas pertandingan.
Meskipun sempat memperkecil ketertinggalan lewat gol Ole Romeny pada menit ke-78, Indonesia tetap kesulitan menahan dominasi Australia yang mencetak lima gol tanpa kesulitan berarti.
“Babak-babak awal sebenarnya sangat anomali. Saat melakukan pertandingan tandang, di menit-menit awal harusnya kita lebih berhati-hati,” saran Rahmad Darmawan.
Kekalahan ini tentu menjadi pukulan bagi Timnas Indonesia yang tengah berusaha membangun performa di bawah asuhan Patrick Kluivert. Evaluasi mendalam dan perbaikan strategi akan menjadi kunci bagi skuad Garuda agar dapat bangkit dalam laga-laga mendatang.