TANGSELXPRESS – Tidur dengan cahaya lampu dapat memengaruhi kualitas tidur dan meningkatkan risiko masalah kesehatan tertentu. Masalah-masalah ini dapat dipicu oleh gangguan siklus tidur-bangun seseorang, yang sangat dipengaruhi paparan cahaya. Gangguan siklus tidur-bangun ini mampu mengubah cara tubuh mengatur energi.
“Literatur menunjukkan paparan cahaya pada malam hari dapat meningkatkan risiko kondisi metabolisme seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas,” ungkap Dr. Anis Rehman, dokter spesialis penyakit dalam, pada sleepfoundation.org.
Inilah risiko beberapa penyakit berbahaya sebagai efek akibat tidur dengan lampu menyala, dan perlu Anda hindari.
Penyakit jantung
Penelitian awal menunjukkan bahwa cahaya redup saat tidur dapat memengaruhi fungsi jantung. Seiring perkembangannya, para ahli menemukan fakta, tidur dengan lampu menyala terbukti meningkatkan perubahan detak jantung dan risiko terkena tekanan darah tinggi. Perubahan ini yang kemudian menjadi pemicu penyakit jantung.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menjelaskan mengapa paparan cahaya berdampak besar pada kesehatan jantung. Namun, dokter menyarankan orang-orang mungkin dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan meminimalkan atau menghilangkan paparan cahaya di malam hari dan meningkatkan paparan sinar matahari alami di siang hari.
Obesitas
Bagi Anda yang memiliki bentuk tubuh tambun, tak ingin hal ini terjadi bukan? Jenis paparan cahaya malam hari juga turut dikaitkan dengan penambahan berat badan atau obesitas. Menurut penelitian, seseorang yang tertidur dengan televisi atau lampu menyala lebih risiko mengalami obesitas dan penambahan berat badan terus menerus. Penggunaan lampu biru dan cahaya buatan lainnya di malam hari juga dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami hubungan antara obesitas dan paparan cahaya lampu disaat tidur. Namun, Dr. Anis Rehman menyarankan untuk mengurangi cahaya di malam hari sebanyak mungkin demi menurunkan risiko penambahan berat badan dan obesitas.
Diabetes
Para ahli juga menemukan hubungan antara tidur dengan lampu menyala dan diabetes. Sebuah penelitian sederhana menemukan bahwa resistensi insulin dapat meningkat ketika orang tidur terpapar lampu yang menyala. Resistensi insulin adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak bisa memproses gula secara efektif yang menjadi faktor risiko diabetes.
Bagaimana cahaya dapat memengaruhi kualitas tidur?
Cahaya dapat memengaruhi ritme sirkadian seseorang secara signifikan. Ritme sirkadian adalah pola internal yang berubah dalam siklus 24 jam sebagai respons terhadap isyarat lingkungan. Misalnya, cahaya memberi sinyal pada tubuh kapan harus bangun, sedangkan kegelapan memberi sinyal pada tubuh untuk lebih rileks dan merasa lelah. Jadi, ketika seseorang terkena cahaya buatan, hal ini dapat membuat tubuh bingung dan berpikir bahwa ia harus terjaga pada saat harus istirahat.
Jam biologis
Jam biologis merupakan jam internal seseorang yang mengatur ritme sirkadian. Jam biologis lebih sensitif terhadap cahaya sekitar dua jam sebelum tidur, juga sepanjang malam dan sekitar satu jam setelah bangun tidur di pagi hari.
Cahaya biru secara khusus memiliki dampak paling kuat pada jam biologis dan kualitas tidur. Cahaya biru adalah jenis cahaya buatan yang ditemukan pada lampu neon, LED, layar televisi, komputer, dan perangkat seluler. Paparan cahaya biru pada jam-jam sebelum tidur dapat membuat Anda sulit tertidur. Paparan cahaya pada malam hari dan saat awal tidur juga dapat menunda ritme sirkadian seseorang di kemudian hari. Orang yang mengalami penundaan seperti ini bisa berisiko kurang tidur yang akan mengganggu metabolisme tubuhnya secara keseluruhan.
Melatonin
Melatonin adalah hormon alamiah tubuh untuk memberi sinyal kapan harus tidur. Tidur dengan lampu menyala dapat mengurangi atau bahkan mengentikan produksi melatonin. Paparan cahaya biru khususnya, termasuk cahaya dari layar perangkat elektronik, dapat menekan produksi melatonin. Ketika tubuh tidak memproduksi melatonin di malam hari, bisa mengakibatkan seseorang sulit tidur.
Saya hanya bisa tidur dengan lampu menyala, lalu bagaimana solusinya?
Tidak semua orang bisa tidur dalam keadaan gelap atau tanpa lampu menyala. Namun, ada cara untuk mengurangi dampak cahaya buatan saat tidur. Dr. Anis Rehman menyarankan, Anda bisa beralih menggunakan lampu merah di malam hari dibandingkan lampu putih atau biru. Karena lampu merah tidak terlalu memengaruhi jam internal tubuh.
Selain itu, cahaya alami di siang hari sama pentingnya dengan mengurangi cahaya terang di malam hari dalam hal kesehatan tidur. Para ahli menyarankan untuk mendapatkan paparan sinar matahari alami selama satu jam setiap pagi.
Cara jitu membuat tubuh rileks dan cepat mengantuk:
- Menahan diri dari kafein dan alkohol sebelum tidur
- Olahraga secara teratur, namun waktunya jangan terlalu dekat dengan waktu tidur
- Usahakan untuk tidak makan dalam porsi besar sebelum tidur
- Latih teknik relaksasi sebelum tidur seperti meditasi, mandi, atau membaca buku
- Atur kamar pada suhu sejuk yang disesuaikan untuk tidur
- Hindari paparan cahaya biru dari layar elektronik apapun
Have a good sleep everyone…
(sumber: sleepfoundation.org)