TANGSEL – Durasi atau lamanya waktu tidur ternyata bisa berdampak pada kesehatan jantung. Dari segi kesehatan, seseorang yang memiliki durasi tidur tidak teratur lebih beresiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, penyakit jantung Koroner (PJK), hingga serangan jantung. Lantas, berapa waktu tidur untuk menghindari serangan jantung?
Dikutip dari AI-Care, serangan jantung dapat terjadi ketika aliran darah ke jantung terhenti secara tiba-tiba. Hal ini biasnaya disebabkan oleh rusaknya pembuluh koroner yang mengalirkan darah ke otot-otot jantung.
Menurut penelitian yang dilakukan para ahli, waktu tidur yang singkat dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Dilansir dari Independent, para peneliti mengalami protein inflamasi dalam darah di mana molekul yang diproduksi tubuh saat sedang stres atau melawan penyakit.
Apabila kadar protein ini tetap tinggi dalam waktu yang lama, hal ini bisa menyebabkan kerusakan pembuluh koroner dan meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan gagal jantung.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam European Heart Journal, tidur selama 7 sampai 9 jam dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terhadap penyakit jantung dan sistem peredaran darah, dikutip dari laman British Heart Foundation
Penelitian ini menggunakan data dari lebih dari 88.000 peserta UK Biobank berusia 43 hingga 74 tahun, yang dipantau selama satu minggu.
Para peserta menjawab pertanyaan terkait gaya hidup mereka dan mengenakan alat pelacak di pergelangan tangan untuk merekam waktu mereka tidur dan bangun. Selama enam tahun masa tindak lanjut, tercatat 3.172 orang mengalami penyakit jantung dan peredaran darah.
Setelah hasil disesuaikan dengan faktor-faktor seperti usia, kebiasaan merokok, dan risiko lainnya, ditemukan bahwa orang yang tidur selama 7-9 jam memiliki risiko paling rendah terhadap penyakit jantung dan peredaran darah.
Sebagai perbandingan, mereka yang durasi tidurnya kurang dari 7 jam memiliki risiko lebih tinggi sebesar 12 persen, sementara mereka yang waktu tidurnya kurang dari 4 jam memiliki peningkatan risiko hingga 25 persen.
Peneliti juga menemukan bahwa waktu tidur memiliki dampak yang lebih signifikan terhadap risiko penyakit jantung pada perempuan dibandingkan laki-laki.
Mereka menyarankan bahwa waktu tidur mungkin merupakan faktor risiko yang selama ini kurang diperhatikan dalam kaitannya dengan penyakit jantung.
Tidur pada waktu yang tepat kemungkinan besar membuat seseorang bangun dengan paparan cahaya pagi, yang membantu mengatur ritme sirkadian tubuh.
Ada bukti yang menunjukkan bahwa gangguan ritme sirkadian dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan faktor risikonya, seperti tekanan darah tinggi.