JAKARTA – Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia ternyata memiliki tujuan dan membuahkan hasil menggembirakan. Indonesia dan Prancis meneken 27 MoU senilai USD 11 miliar atau sekitar Rp179 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, penandatanganan MoU (nota kesepahaman) ini berlangsung dalam dua sesi.
Sebanyak 16 MoU telah ditandatangani pada Rabu pagi, 28 Mei 2025 yang disaksikan langsung oleh Presiden Macron dan Presiden Prabowo Subianto.
Sementara itu, 11 MoU lainnya ditandatangani pada sesi sore hari dalam Indonesia-France Business Forum 2025, sebuah forum ekonomi yang dihadiri oleh 368 delegasi dari kedua negara.
Airlangga menjelaskan bahwa berbagai kerjasama yang disepakati mencerminkan realisasi komitmen pemimpin kedua negara untuk mempererat hubungan bilateral yang telah terjalin selama 75 tahun.
“Kerjasama ini mencakup berbagai bentuk kolaborasi, mulai dari antarpemerintah (G2G), antar pelaku bisnis (B2B), hingga antarmasyarakat (people-to-people). Ini akan semakin memperkuat relasi strategis antara Indonesia dan Prancis,” ujar Airlangga.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa Indonesia dan Prancis memiliki banyak kesamaan pandangan dalam menyikapi tantangan global, baik dari sisi geopolitik maupun geoekonomi. Oleh karena itu, kerjasama konkret yang lahir dari forum bisnis ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan harapan kedua negara.
“Kami mengajak seluruh peserta Indonesia-France Business Forum 2025 untuk melahirkan hasil nyata dari kerja sama yang telah disusun. Dan kami membuka peluang yang lebih luas dalam perdagangan dan investasi antara kedua negara,” imbuhnya.
Kunjungan Presiden Macron ke Jakarta pada 27-29 Mei 2025 merupakan bagian dari tur Asia Tenggara yang juga mencakup Vietnam dan Singapura. Di hari yang sama, Presiden Macron melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, kedua negara menyepakati 21 bentuk kerjasama strategis di bidang pertahanan, militer, energi, transportasi, hingga program makan bergizi gratis. Kolaborasi ini dilakukan baik melalui kerja sama antar pemerintah, lembaga, hingga kemitraan swasta.
Kunjungan kenegaraan Emmanuel Macron ini menjadi momentum penting dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Prancis, serta memperkuat lebih dari satu dekade kemitraan strategis yang telah terbangun antara kedua negara.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Prancis selama ini dilandasi oleh kerjasama politik yang kuat serta saling menghormati prinsip-prinsip yang dianut bersama.
Meski kerjasama antara kedua negara telah berkembang pesat, Presiden Prabowo menilai bahwa masih banyak potensi dan peluang baru yang bisa dieksplorasi antara Indonesia-Prancis terutama di tengah ketidakpastian geopolitik dan geoekonomi global.