ARTIKEL mengenai efektivitas pengawasan dalam implementasi Good Corporate Governance (GCG) di Danantara membahas tantangan dan solusi yang dihadapi perusahaan. Artikel ini mencakup studi kasus pengawasan yang efektif dan tidak efektif, serta analisis rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas pengawasan GCG di Indonesia.
Pendahuluan
Good Corporate Governance (GCG) adalah kerangka penting bagi perusahaan untuk menjalankan operasional dengan transparansi dan akuntabilitas. Pengawasan dalam GCG dilakukan oleh dewan komisaris dan komite audit untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan standar etika. Proses ini mencakup pemantauan keuangan, operasional, dan kepatuhan etika, serta penggunaan alat untuk mengidentifikasi risiko dan menganalisis kinerja.
Danantara, lembaga pengelola investasi pemerintah Indonesia yang diluncurkan pada 24 Februari 2025, bertujuan mengonsolidasikan aset BUMN untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Dengan mengelola aset lebih dari 900 miliar dolar AS, Danantara harus menerapkan GCG secara konsisten untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan konflik kepentingan.
Kekhawatiran muncul karena Danantara tidak sepenuhnya berada di bawah pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan. Pengawasan GCG di Danantara bertujuan mencegah penyimpangan, meningkatkan kepercayaan investor, melindungi hak pemangku kepentingan, dan mendorong pertumbuhan jangka panjang.
Studi Kasus: Pengawasan yang Efektif dan Tidak Efektif
Pengawasan yang Efektif
PT Telkom Indonesia, sebagai BUMN, memiliki tanggung jawab besar dalam menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) seperti transparansi, akuntabilitas, dan independensi. Untuk memperkuat GCG, Telkom bekerja sama dengan Danantara, yang menyediakan sistem pengawasan digital yang andal dan real-time.Â
Dengan platform Danantara, Telkom dapat menerapkan transparansi dalam proses operasional, termasuk akses laporan anggaran proyek yang dapat diaudit. Sistem ini mendeteksi anomali dalam pengadaan, seperti indikasi mark-up harga, yang memungkinkan Telkom menghentikan kerja sama dengan vendor bermasalah.Â
Integrasi sistem whistleblowing mempercepat deteksi pelanggaran, sementara pengawasan digital memantau akses data sensitif untuk mencegah insider trading. Danantara juga mendukung validasi data keuangan dan mitigasi risiko, serta memantau proyek berbasis ESG.Â
Digitalisasi seluruh aktivitas GCG meningkatkan pengawasan dan pengambilan keputusan, yang pada gilirannya meningkatkan kepercayaan investor. Dengan kolaborasi ini, Telkom menunjukkan bahwa GCG dapat diimplementasikan secara efektif dan berkelanjutan.
Pengawasan yang Tidak Efektif
Sebaliknya, kasus PT Jiwasraya menunjukkan pengawasan yang tidak efektif karena:
– Kurangnya Transparansi: Informasi keuangan yang tidak jelas dan sulit diakses oleh publik.
– Audit Internal yang Lemah: Tidak adanya audit yang rutin dan independen.
– Budaya Organisasi yang Negatif: Karyawan merasa takut untuk melaporkan penyimpangan.
Definisi dan Tujuan Pengawasan dalam GCG
Pengawasan dalam konteks GCG adalah proses pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh dewan komisaris dan komite audit untuk memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Tujuan pengawasan meliputi:
Pengawasan dalam GCG adalah proses pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh dewan komisaris dan komite audit untuk memastikan perusahaan beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Tujuan pengawasan meliputi:
- Memastikan Kepatuhan: Menjamin perusahaan mematuhi semua regulasi dan hukum yang berlaku.
- Mencegah Penyimpangan: Mengidentifikasi dan mencegah risiko penyimpangan, korupsi, dan penyelewengan sumber daya.
- Meningkatkan Akuntabilitas: Menciptakan sistem transparan dan akuntabel dalam pengambilan keputusan.
- Melindungi Kepentingan Stakeholders: Memastikan kepentingan pemegang saham, karyawan, dan masyarakat terjamin.
Pengawasan yang efektif dalam Good Corporate Governance adalah kunci untuk memastikan integritas, transparansi, dan akuntabilitas perusahaan. Tujuannya adalah melindungi kepentingan pemangku kepentingan dan mendukung keberlanjutan serta kinerja jangka panjang. Implementasi pengawasan yang baik menciptakan lingkungan bisnis yang sehat dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap perusahaan.
Analisis dan Rekomendasi untuk Meningkatkan Efektivitas Pengawasan GCG di Indonesia
Tantangan dan solusi yang Dihadapi
Tantangan dalam Pengawasan GCG di Indonesia:
- Kurangnya Independensi Dewan Komisaris: Hubungan dekat anggota dewan dengan manajemen mengurangi objektivitas pengawasan.
- Keterbatasan Sumber Daya: Perusahaan kecil sering tidak memiliki sumber daya untuk membentuk komite audit yang efektif.
- Budaya Korporat yang Lemah: Kurangnya kesadaran akan pentingnya GCG di kalangan karyawan dan manajemen.
- Regulasi yang Tidak Konsisten: Perubahan regulasi yang sering menyulitkan perusahaan beradaptasi.
Implementasi Good Corporate Governance di Danantara memerlukan peningkatan transparansi, pelatihan bagi pengawas, dan penerapan teknologi untuk memantau kepatuhan. Solusi ini dapat membantu mengatasi tantangan seperti penyalahgunaan aset dan kurangnya akuntabilitas.
Penulis:
Ummaro Nur’Azizah 211011200220
Whita Ridlha Anjani 211011200187
Widhia septiani 211011200917
Kelompok 12 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Akuntansi Universitas PamulangÂ
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.







