TANGSELXPRESS – Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) wilayah V Jayapura mengatakan, informasi potensi gempa megathrust yang berkembang di masyarakat saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini.
“Jadi pemberitahuan yang dikeluarkan oleh kami itu sebagai informasi bahwa potensi sumber gempa megathrust yang ada di Papua itu pernah terjadi,” kata Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura Yustus Rumakiek di Jayapura, Minggu, 6 April 2025.
“Selain itu pemberitahuan tersebut juga sebagai langkah antisipasi agar masyarakat tidak mudah percaya berita bohong karena gempa bumi yang terjadi tidak dapat diprediksi,” katanya.
Terkait hal ini, pihaknya berharap agar masyarakat jangan memaknai pemberitahuan dari BBMKG tersebut secara keliru, seolah gempa megathrust akan terjadi dalam waktu dekat ini.
Yustus juga ​​​​​​menjelaskan secara tektonik, di laut utara Papua terdapat dua potensi sumber gempa bumi dengan mekanisme sesar naik, yaitu Papua megathrust dan Manokwari thrust.
“Papua megathrust memiliki potensi gempa bumi dengan magnitudo maksimum M8.7 sementara Manokwari thrust berpotensi hingga M7.6. Di mana karena keduanya memiliki mekanisme sesar naik, maka berpotensi memicu tsunami apabila terjadi gempa bumi berkekuatan besar,” ujarnya.
Berdasarkan catatan sejarah, lanjut dia, Papua megathrust pernah memicu tsunami di Biak dengan ketinggian 7,7 meter pada 17 Februari 1996 dengan kekuatan M 8.2, yang mengakibatkan 107 orang meninggal dunia dan 51 orang hilang.
“Sedangkan Manokwari thrust juga pernah memicu tsunami di Manokwari setinggi 1,8 meter pada 4 Januari 2009 dengan kekuatan M 7.6 yang menyebabkan empat orang meninggal dunia dan puluhan orang luka-luka,” tambahnya.
Dia menambahkan dengan adanya potensi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik sehingga masyarakat mampu melakukan langkah mitigasi untuk mengurangi dampak bencana.