TANGSELXPRESS – Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Selasa, 11 Februari 2025, dengan tinggi letusan mencapai 700 meter di atas puncak Mahameru.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Selasa, 11 Februari 2025, pukul 07.11 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto melalui keterangan tertulis. Dikutip dari RRI.
Liswanto menjelaskan bahwa kolom abu vulkanik yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Petugas mencatat bahwa erupsi tersebut adalah yang keempat pada hari itu. Sebelumnya, terjadi tiga kali erupsi dengan visual letusan yang tidak teramati.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 01.05 WIB dini hari dan terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 152 detik. Erupsi kedua terjadi pada pukul 03.55 WIB dan tercatat serupa, dengan amplitudo 22 mm dan durasi 162 detik.
Pada pukul 07.01 WIB, gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu kembali erupsi dan visual letusan juga tidak teramati. Saat laporan dibuat, erupsi tersebut masih berlangsung.
Liswanto menyampaikan bahwa Gunung Semeru masih berstatus waspada, dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi.
Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Selain itu, masyarakat tidak diperkenankan beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” jelas Liswanto.
Lebih lanjut, Liswanto mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Waspadai juga potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.