TANGSELXPRESS – Serangan siber atau cyberattack merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Serangan ini dilakukan dengan menggunakan satu atau lebih komputer terhadap satu atau beberapa komputer atau jaringan.
Di era digital saat ini, kejahatan siber berbagai jenis ancaman serangan siber diprediksi akan terus berkembang bahkan semakin canggih pada tahun 2025..
Sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (15/1/2025), berikut berbagai jenis serangan siber yang dapat mengancam keamanan data pribadi Anda.
1. Malware
Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak, mengganggu, atau mencuri data dari sistem komputer. Jenis malware termasuk virus, worm, trojan, dan spyware.
Malware dapat menyebar melalui lampiran email, unduhan dari internet, atau perangkat yang terinfeksi, menyebabkan kerusakan serius pada perangkat dan data.
2. Ransomware
Ransomware adalah jenis serangan yang mengenkripsi data pada perangkat korban dan meminta tebusan (ransom) untuk memberikan kunci dekripsi.
Serangan ini sering menyasar individu maupun organisasi besar, yang dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan dan gangguan operasional.
3. Phising
Phising adalah teknik penipuan yang bertujuan mencuri informasi sensitif, seperti username, password, atau data kartu kredit. Penyerang mengirimkan pesan yang tampaknya berasal dari sumber tepercaya, seperti email atau pesan teks.
Serangan ini sering kali sulit dibedakan dari komunikasi asli, sehingga menambah risiko bagi korban.
4. Serangan DDoS (distributed denial of service)
Serangan DDoS bertujuan untuk membuat layanan online tidak dapat diakses dengan membanjiri server dengan lalu lintas berlebih dari banyak sumber sekaligus.
Biasanya, penyerang menggunakan botnet, yang terdiri dari perangkat yang telah terinfeksi malware, untuk melancarkan serangan ini.
5. Serangan MitM (man-in-the-middle)
Dalam serangan MitM, penyerang menyusup dan mencegat komunikasi antara dua pihak yang sedang berinteraksi, seperti antara pengguna dan situs web. Penyerang dapat mencuri informasi atau bahkan memodifikasi data tanpa diketahui oleh korban.