TANGSELXPRESS – Nutrisi dibutuhkan oleh pasien dengan thalasemia karena nutrisi dapat digunakan sebagai modalitas dalam pengobatan jangka panjang dan untuk mencegah gangguan gizi, gangguan pertumbuhan, perkembangan pubertas dan defisiensi imun.
Hal ini disampaikan ahli gizi RS Buah Hati Ciputat Nurul Hidayahti, AMd, Gz dalam seminar kesehatan “Mengenal dan Menghadapi Thalasemia” di RS Buah Hati Ciputat, Jumat (20/12).
“Beratnya anemia dan limpa yang membesar menyebabkan nafsu makan pada anak dengan thalasemia menurun,
sehingga asupan makanan berkurang, dan berakibat terjadinya gangguan gizi yang terlihat setelah anak dengan
thalasemia berumur lebih dari 1 tahun,” kata Nurul.
Menurutnya, pada anak dengan Thalasemia yang dalam masa pertumbuhan, memerlukan masukan energi yang
tinggi. Kalori terutama berasal dari karbohidrat. Pemberian kalori untuk Thalasemia dianjurkan 20 % lebih tinggi dari pada angka kecukupan gizi harian (AKG).
Nurul juga menekankan, pada anak dengan Thalasemia yang dalam masa pertumbuhan memerlukan protein tinggi dan bernilai biologis tinggi.
“Akan tetapi sebagian besar makanan sumber protein yang bernilai biologi tinggi berasal dari hewan sehingga juga mengandung zat besi tinggi. Sebaiknya dipilih sumber protein yang berasal dari ikan atau ayam,” kata dia.
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama. Bahan makanan sumber karbohidrat dapat berasal dari nasi, roti,
singkong, jagung dsb.
“Setelah dewasa masukan karbohidrat sebaiknya dibatasi, sebagai upaya untuk mencegah atau mengatasi intoleransi glukosa. (sebagai faktor risiko akibat kelebihan besi),” kata Anggota PERSAGI DPC Kota Tangerang Selatan itu.
Orangtua atau penderita harus kreatif mengolah makanan sebab pada anak-anak dengan Thalasemia cenderung susah dan malas makan. Itu sebabnya tidak sedikit anak-anak Thalasemia mempunyai berat badan di bawah ukuran normal. Anak-anak juga harus diingatkan untuk menghindari makanan dengan kadar besi tinggi seperti hati, daging merah atau produk olahan lainnya.
“Namun, tidak semua makanan yang mengandung zat besi tidak boleh dimakan. Bahan makanan dengan kandungan zat besi moderat masih dapat dikonsumsi oleh pasien Thalasemia. Misalnya daging yang
berwarna putih, seperti daging ayam,” katanya.
Menurutnya, defisiensi seng yang berat pada Thalasemia dapat menyebabkan :
-Gangguan pertumbuhan,
-Hambatan maturasi seksual,
-Efisiensi imun, serta
-Hambatan pada proses penyembuhan luka.
Makan dengan kadar seng tinggi antara lain kerang, daging merah, sereal. Sedangkan telur, susu dan ikan mengandung seng dalamjumlah sedikit.
Sarapan
Nasi 100 gram
Tempe goreng 30 gram
Sop Ayam
Ayam 25 gram
Wortel + Sayuran = 50 gr= 1/2 Gelas
Makan Siang
Nasi kuning 100 gram
Orek Tempe 20 gram
Telur dadar iris 30 gr
Buah potong 1 porsi
Makan Sore
Mie Goreng
Mie telur 50 gram
Telur 60 gr atau 1 butir
Wortel atau caism = 25 gr
Seminar ini menghadirkan tiga orang narasumber kompeten yaitu, dr. Fajar Subroto Sp.A, Subsp.HO, dr. Teuku Istia Muda Perdan SpJP, FIHA dan Nurul Hidayahti AMd, GZ.
Seminar kesehatan ini mendapat dukungan dari perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra. Di antaranya FIFGROUP, Asuransi Astra-Garda Media, serta Astra Credit Companies (ACC). Selain itu, dukungan juga datang dari RS Buah Hati Ciputat yang menjadi tuan rumah serta Pemkot Tangsel, Rocella dan Kalbe Farma.
Acara ini diinisiasi oleh Perhimpunan Orangtua Penyandang Thalasemia (POPTI) Kota Tangsel dan RS Buah Hati. Sedangkan event organizer yang dipilih adalah Inspira Kreasi.(*)