TANGSELXPRESS – Kericuhan yang terjadi antarsuporter Persik Kediri dan Arema FC dalam pertandingan derbi Jawa Timur pada pekan ke-15 Liga 1 2024/2025 memang sangat disayangkan.
Bentrokan yang terjadi di luar Stadion Brawijaya, Kediri, menunjukkan betapa besar tensi rivalitas antar kedua klub ini, yang terkadang melibatkan kekerasan antarsuporter. Hal ini tentu saja merusak suasana sepak bola yang seharusnya menyatukan masyarakat.
Pihak kepolisian, dalam hal ini Polsek Ngasem, telah bekerja dengan cepat untuk membubarkan kericuhan tersebut secara kondusif tanpa ada yang diamankan, meskipun situasi sempat tegang.
“Kejadian sore, sesama suporter bentrok. Dikira suporter klub lain, salah paham. Tadi langsung kita bubarkan,” kata Kapolsek Ngasem Iptu Ardian Wahyudi.
Peristiwa ini juga sempat menimbulkan kebingungan, dengan adanya dugaan salah paham antar kelompok suporter yang terlibat bentrokan.
“Tidak ada yang diamankan. Kita langsung membubarkan mereka. Bahkan ada yang membawa petasan juga,” jelasnya.
Meski demikian, pembubaran kericuhan berjalan lancar, dan pihak berwenang masih terus menyelidiki apakah ada korban atau kerugian lebih lanjut akibat insiden tersebut.
“Makanya kita juga masih menunggu apakah ada laporan luka-luka atau bagaimana di masyarakat,” tambahnya.
Di sisi lain, meskipun terjadi kerusuhan di luar stadion, pertandingan itu sendiri berakhir dengan kemenangan tipis 1-0 untuk Persik Kediri berkat gol M. Khanafi pada menit ke-87. Kemenangan ini tentu memberikan angin segar bagi Persik yang tengah berusaha bangkit setelah beberapa hasil buruk sebelumnya.
Semoga ke depannya, semua pihak, baik suporter, klub, maupun aparat keamanan, bisa lebih menjaga sportivitas agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Sepak bola harusnya menjadi ajang yang menyatukan, bukan sebaliknya. Demikian dikutip dari beritasatu.com.