JIKA mendengar kata modal, maka yang terlintas dalam pikiran adalah dana yang diterima untuk memulai sebuah usaha atau mengembangkan sebuah produk. Dalam manajemen keuangan, struktur modal dapat menjadi kunci dari keberlanjutan keuangan pada suatu perusahaan.
Suatu perusahaan memerlukan strategi yang optimal dalam pengelolaan keuanganya, salah satunya dengan alokasi modal yang tepat hal ini akan menghasilkan keuntungan bagi perusahan dan dapat memaksimalkan nilai perusahaan dan mengurangi biaya modal. Untuk mencapai strukur modal yang optimal perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor seperti fleksibilitas keuangan, resiko kebangkrutan dan preferensi pemegang saham hal ini tergantung pada industri, siklus bisnis dan strategi perusahaan.
Struktur modal merujuk pada hutang dan ekuitas yang digunakan perusahaan untuk mendorong pendanaan operasioal dan pertumbuhan perusahaan. Dengan kata lain, struktur modal adalah jumlah utang dan ekuitas yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasional dan pembelian aset perusahaan. Modal sendiri dapat berupa saham atau laba ditahan, sedangkan modal pinjaman dapat berupa hutang jangka pendek dan jangka panjang.
Tujuan utama dari struktur modal adalah untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Struktur modal juga dapat membantu perusahaan untuk mengalokasikan dana secara efesien untuk mencapai tingkat pengembalian investasi yang optimal dengan memanfaatkan kombinasi hutang dan ekuitas.
Struktur modal sangat penting untuk keberlangsungan keuangan perusahaan, dengan struktur modal yang seimbang dapat membantu perusahaan mengurangi resiko keuangan, termasuk resiko kebangkrutan atau resiko bunga. Selain itu, dengan struktur modal yang seimbang dapat menarik minat investor dan meningkatkan nilai pasar perusahaan, sehingga memberikan manfaat jangka panjang bagi para pemegang saham.
Dapat dilihat dari fenomena yang pernah terjadi yaitu oleh PT Astra International Tbk dimana perusahaan ini dikenal dengan memiliki struktur modal yang konservatif, yang berarti memiliki utang yang relatif rendah dibandingkan dengan ekuitas serta tercermin dari Debt to Equity Ratio atau DER yang berada dibawah standar industri.
Salah satu contohnya pada tahun 2020, DER Astra tercatat sebesar 73% dengan standar industri sekitar 90%. Dengan adanya struktur modal yang konservatif Astra dapat mempertahankan stabilitas keuangan dalam menghadapi dluktuasi pasar dan krisis ekonomi. Risiko finansial juga menjadi lebih kecil dan fleksibilitas semakin besar dalam pengambilan keputusan.
Penulis:
Sarah Fyiandasari
Rizka Safitri
Shavira Nahdani
Linda Candra Kusuma
Fahra julia Natasya