TANGSELXPRESS – Calon Presiden Ganjar Pranowo mengajak masyarakat untuk meningkatkan kemampuan literasi digital di tengah gempuran disinformasi di media sosial dan aplikasi media sosial.
Menurut Ganjar Pranowo, literasi digital mampu meningkatkan kemampuan berpikir menjadi lebih kritis dalam memahami dan memilah informasi yang lebih valid.
“Literasi digital yang tinggi maka imajinasi masyarakat akan semakin baik ke depan, banyak membaca, banyak mendapatkan ilmu pengetahuan yang bagus,” ucap Ganjar Pranowo yang sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP Kagama) kepada wartawan usai mengisi Seminar Nasional tentang Literasi dan Keberadaban di Era Digital di ruang seminar Perpustakaan UGM pada Kamis (25/5).
Menurut Ganjar, manfaat literasi digital tidak hanya mendorong kebiasaan mencari dan memahami informasi untuk memperluas pemahaman, tetapi juga kemampuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman informasi.
Pemimpin berambut putih itu berpendapat, literasi digital harus didorong di tengah semakin populernya Internet di Tanah Air. Ia mengatakan, pengguna Internet di Indonesia saat ini mencapai 215,63 juta orang atau setara dengan 78,19% dari total penduduk Indonesia. Diantaranya, sekitar 99,51% mengakses Internet melalui ponsel pintar. Faktanya, sekitar 63,74% di antaranya menggunakan Internet 1-5 jam sehari.
Jejak Digital
Bicara tentang digital, dunia modern semakin terhubung secara digital. Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Meski membawa banyak manfaat, Media sosial juga mempunyai jejak digital negatif yang tidak bisa diabaikan.
Di era digital, sebagian besar orang menggunakan Internet untuk memudahkan pekerjaan atau mencari informasi. Jadi, setiap aktivitas yang dilakukan pasti akan menciptakan jejak digital. Jejak digital di Internet dapat menjadi masalah besar karena jejak digital tersebut mengandung informasi pribadi yang berpotensi menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih detail tentang Jejak Digital dan dampak yang bisa terjadi kedepannya.
1. Pengertian Jejak Digital
Jejak digital adalah informasi apa pun yang kita tinggalkan di Internet. Seringkali, pengguna internet meninggalkan jejak digital tanpa menyadarinya.
Jejak digital mudah diakses oleh banyak orang dalam waktu singkat, dan jejak digital adalah yang paling sulit untuk dihapus. Sehingga penyalahgunaan data lebih besar kemungkinannya dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
2. Jenis-Jenis Jejak Digital
Jejak Digital memiliki dua jenis yang perlu diketahui, yaitu jejak digital aktif dan jejak digital pasif. Jejak digital aktif adalah informasi yang Kalian bagikan secara sadar di Internet. Contoh jejak digital aktif mencakup konten yang diunggah, pesan langsung/direct message, komentar media sosial, mengisi survei online, dan pengiriman email.
Sedangkan jejak digital pasif adalah informasi yang Kalian tinggalkan di Internet tanpa disadari atau data yang dikumpulkan secara otomatis oleh pihak ketiga tanpa sepengetahuan pemilik jejak digital. Contoh jejak digital pasif adalah riwayat browser kalian, alamat IP, perangkat yang digunakan, dan aplikasi yang mengakses lokasi GPS pribadi.
3. Dampak yang terjadi ketika meninggalkan jejak digital
Apa dampak yang akan timbul jika kita meninggalkan jejak digital? Beberapa dampak yang ditimbulkan dari jejak digital adalah :
– Pengaruh terhadap cara pandang seseorang.
Saat melihat seseorang online, pernahkah berpikir dan menilai perilaku orang tersebut secara online? Jadi, jejak digital ini dapat memengaruhi cara orang memandang diri kita.
– Menjadi faktor penentu masuk perguruan tinggi dan mendapat beasiswa.
Seiring berjalannya waktu, hampir setiap universitas atau program beasiswa ingin mengetahui akun media sosial mahasiswanya. Hal ini dapat menjadi faktor penentu apakah seorang siswa memenuhi syarat untuk diterima di universitas atau mendapatkan manfaat dari program beasiswa.
– Peluang mendapatkan pekerjaan.
Selain universitas dan program beasiswa, HRD juga akan mencari tahu siapa saja yang ingin direkrut, termasuk memantau akun media sosial kandidat. Jadi kalau akun media sosialmu nggak sesuai ekspektasi, bisa-bisa kamu tidak diterima kerja.
– Rentan terhadap keamanan pribadi.
Jika Kalian sering membagikan data atau informasi pribadi di Internet, kemungkinan besar kita bisa menjadi korban serangan dunia maya. Oleh karena itu, kini harus lebih berhati-hati saat membagikan data atau informasi pribadi di internet.
Jejak digital di media sosial mempunyai dampak yang signifikan terhadap kehidupan kita. Meskipun media sosial menyediakan platform untuk berinteraksi dan berbagi, kita juga perlu memahami konsekuensi dari jejak digital kita.
Dengan meningkatkan kesadaran dan mengambil langkah yang tepat, kita dapat memastikan jejak digital kita menjadi lebih positif dan bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain. Namun kesadaran diri dan penggunaan yang bijak menjadi kunci mengatasi dampak negatif jejak digital di era digital saat ini.