FILM “The Drover’s Wife,” yang ditampilkan pada Festival Sinema Australia Indonesia, merupakan sebuah karya sinematik yang menghadirkan plot menarik dengan lanskap penuh warna dan cerita yang menghanyutkan.
Dengan penggabungan elemen-elemen kuat dari latar belakang Australia dengan karakter yang mendalam, film ini meraih perhatian penonton dengan cara yang mengesankan serta mewakilkan kerumitan kehidupan seorang ibu sekaligus dan istri.
Dalam “The Drover’s Wife: The Legend of Molly Jhonson” penonton diajak mengikuti perjalanan seorang wanita kuat bernama Molly, yang hidup sendiri di pedesaan yang terpencil. Menjelang akhir abad ke-19, pedesaan ini penuh dengan tantangan dan kesulitan.
Film ini menggambarkan perjuangan seorang ibu untuk melindungi anak-anaknya. Plot film ini sangat menarik perhatian dengan keterampilan penceritaan yang kuat. Penggarapan yang teliti memungkinkan penonton untuk merasakan setiap amarah, sedih, ketegangan, ketakutan, serta perasaan terancam yang dialami karakter-karakter. Melalui konflik internal dan eksternal, penonton diajak masuk ke dalam perasaan dan pikiran karakter utama.
Karaterisasi dalam film ini layak diacungi jempol. Dengan tahapan yang cukup pas, karakter-karakter utama mengalami perkembangan yang signifikan pada sepanjang cerita. Sang ibu, dengan semua keberaniannya, merupakan contoh perempuan yang tangguh dan gigih dalam menghadapi tantangan hidup.
Dalam film “The Drover’s Wife: The Legend of Molly Johnson,” terdapat beberapa elemen feminisme yang kuat. Karakter utama, istri drover, menggambarkan kemandirian yang luar biasa dengan mengambil peran yang biasanya terbatas atau diperuntukkan hanya untuk laki-laki, seperti melindungi rumah dan keluarganya.
Tindakan ini memberikan pesan kuat tentang pemberdayaan perempuan dan menolak norma stereotip yang menggambarkan perempuan sebagai makhluk lemah. Film ini juga secara tajam mengkritik norma sosial yang membatasi peran perempuan dalam masyarakat, sambil menyoroti tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam menghadapi kehidupan pedalaman yang keras.
Melalui peran karakter Molly, film ini secara menyeluruh mengangkat tema kesetaraan gender dan memberikan inspirasi tentang kemampuan dan ketangguhan perempuan dalam mengatasi berbagai rintangan.
Keseluruhannya, film ini menggambarkan sebagai perempuan yang tahan banting, berani, dan tidak takut menghadapi kesulitan hidup. Ini menunjukkan bahwa perempuan bisa kuat, mandiri, dan tidak perlu terbatas oleh ekspektasi tradisional.
Pesan ini diperkuat dengan latar belakang yang indah namun keras, menciptakan perpaduan yang menarik antara kecantikan alam dan realitas hidup.
Penulis:
Ghina Almira Putri Agustami
Mahasiswi Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.