KELLUARGA merupakan tempat dan pondasi pertama yang dimiliki oleh anak. Dimana keluarga sangat penting karena menjadi bagian dari suatu sistem berupa tindakan atau tingkah laku keluarga yang akan mempengaruhi tumbuh kembang dan kesehatan mental anak begitu pun sebaliknya.
Sehingga tak heran setiap orangtua selalu ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya baik dari segi kebutuhan pangan, kehidupan, kelangsungan hidup, pendidikan, lingkungan keluarga yang baik ataupun kebutuhan penting lainnya.
Namun tak semua orangtua di dunia ini mampu memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya akan kebutuhan anaknya dengan baik ataupun sebaliknya tidak semua anak di dunia ini terpenuhi hak-haknya sebagai seorang anak dalam keluarga.
Lalu bagaimana jadinya jika seoarang anak terjebak dalam lingkungan keluarga yang toxic baik dari ayah, ibu, saudara tentu saja hal itu pasti akan sangat berdampak bagi tumbuh kembang dan kesehatan mental anak, bahwa tidak semua orangtua ataupun keluarga perduli terhadap kesehatan mental bahkan terkadang ada sebagian orang tua atau keluarga yang menyepelekan kesehatan mental.
Apa itu kesehatan mental? Menurut Federasi Kesehatan Mental Dunia (World Federation for Mental Health) menjelaskan pengertian dari kesehatan mental sebagai kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain.
Apa itu keluarga toxic? Toxic family adalah para anggota keluarga yang berperilaku saling menyakiti anggota lainnya baik secara lisan maupun verbal. Cara menyikapi permasalahan keluarga bukan untuk menemukan titik terang, namun justru membuat semakin rumit.
Mereka juga lebih sering mementingkan ego masing-masing. Hingga akhirnya menyakiti anggota lain dalam keluarga.
Alasan pentingnya menjaga kesehatan mental
Menurut WHO, ada 4 kriteria pertanda terjaga kesehatan mental, yaitu:
1. Dapat mengatasi berbagai stres dan masalah kehidupan
2. Mampu bekerja secara produktif
3. Diri kita bisa dan mampu menggali potensi diri
4. Mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat
Adapun kondisi lain yang menandakan kesehatan mental kita terjaga, yaitu:
1. Rasa optimis terhadap diri sendiri
2. Percaya diri saat bertemu orang baru
3. Tidak menyalahkan diri sendiri dan merasa bangga akan sesuatu yang dimiliki
WHO juga mendeskripsikan kesehatan mental sebagai suatu kesatuan yang mencakupi fisik, mental dan kesejahteraan.
Alasan lain mengapa pentingnya kesehatan mental
1. Bisa menurunkan resiko gangguan kecemasan.
2. Menjaga suasana hati tetap ceria.
3. Meningkatkan kesejahteraan.
4. Mencegah datangnya penyakit.
Apa saja penyebab terjadinya gangguan mental atau ketidak sehatan mental pada anak?
1. Kekerasan dalam keluarga yang dapat menyebabkan mental terganggu.
2. Pernah mendapatkan kekerasan mental dalam keluarga baik secara fisik maupun batin.
3. Mendapakan diskriminasi dan stigma dari lingkungan keluarga.
4. Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat.
5. Selalu mendapatkan tuntutan dari keluarga diluar dari kemampuan anak dan tidak mendapatkan support dari keluarga.
Dampak Buruk dari Toxic Family Atau Dysfunctional Family
Anak yang biasanya tumbuh dan dibesarkan dari Toxic family pasti cenderung mendapatkan efek sifat negatif seperti kecemasan, tempramental, pesimis emosi yang sulit untuk dikendalikan yang tentu saja akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak ketika anak akan beranjak dewasa.
Dampak toxic family yang terjadi pada anak
1. Mengangu kestabilan dari mental anak.
2. Menyebabkan depresi kepada anak akibat tekanan yang diberikan keluarga.
3. Menyebabkan anak memiliki sifat tempramental, pesimis dan cenderung melontarkan kata-kata kasar.
Cara Mengatasi Toxic Family
1. Jangan Memelihara Dendam. Keluarga seharusnya menjadi pelindung pertama kita bukan malah menyakiti kita baik secara fisik mental maupun perasaan, memaafkanlah keluargamu agar tidak terjadi luka batun yang akan merugikan dirimu sendiri.
2. Bersikap Tegas. Kalau kamu diperlakukan tidak baik oleh keluargamu kamu harus bisa mengutarakan isi hati dan pikiranmu karena jika tidak itu akan membuat luka batin yang sangat besar.
3. Konsultasi. Biasanya seorang anak yang tinggal dalam lingkungan keluarga toxic pasti memiliki unek-unek kekesalan dan kemarahan yang tidak bisa terlampiaskan, kamu perlu orang ketiga untuk menjadi pendengar dan penasehat, kamu bisa datang ke seorang psikolog ataupun memiliki teman baik untuk diajak curhat dan bisa menyimpan rahasiamu.
Penulis:
Suci Wulansari Rahayu
Mahasiswi Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.







