PEMENUHAN kebutuhan individu dalam sebuah organisasi, menjadikan pekerjaan memotivasi sangatlah rumit namun penting. Motivasi dimaknai sebagai dorongan yang mendasari kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya.
Setiap orang sangatlah membutuhkan motivasi untuk berperilaku menuju arah yang lebih baik. Perlu diingat, kunci keberhasilan seorang pemimpin terletak pada kemampuan memotivasi anggotanya.
Motivasi merupakan hal yang sering dijumpai dalam organisasi, terutama berkenaan dengan orang-orang yang ada di dalamnya. Hal ini terkait dengan salah satu fungsi dari manajemen, planning, organizing, motivating, & controling, evaluating.
Memberikan motivasi adalah pekerjaan manajemen yang sederhana, namun rumit dalam pelaksanaannya. Kenapa demikian, karena sebagai seorang pimpinan harus mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh anggotanya, upaya pencarian terhadap apa yang dibutuhkan oleh anggota tidaklah mudah dan terkadang sukar sekali dalam menentukan perbedaan kebutuhan di setiap individu.
Motivasi timbul dari akibat interaksi antara individu dan sekitarnya, baik itu internal maupun eksternal. Motivasi sendiri terkadang dianggap berbeda oleh sebagian pimpinan, pimpinan menganggap motivasi sebagai ciri individu, di mana terdapat individu yang memiliki motivasi dan individu yang tidak memiliki motivasi.
Di dalam dunia kerja, beberapa pimpinan mengasumsikan bahwa anggota yang tampak kurang motivasi dianggap sebagai pemalas dan sebuah beban perusahaan. Sebaliknya, anggota yang memiliki motivasi tinggi dianggap sebagai anggota yang rajin.
Sebenarnya tidaklah demikian, karena anggota tersebut memiliki motivasi yang berbeda dan ciri khas yang mendasari perilaku masing-masing. Sebagai contoh: seorang akuntan akan cepat bosan dalam menghitung neraca perusahaan, tetapi dia tidak akan bosan bahkan dengan teliti menghitung neraca keuangan pribadinya.
Seorang telemarketing, pastilah merasa cepat bosan ketika menelpon kliennya untuk menawarkan produk, namun akan merasa nyaman menelpon bahkan sampai berjam-jam ketika berbicara dengan sahabat atau kekasihnya.
Oleh sebab itu, dengan memperhatikan karakteristik motivasi kerja, maka seorang atasan maupun pekerja akan memiliki motivasi yang cukup dalam melakukan pekerjaannya. Adapun beberapa prinsip sebagai berikut:
Motivasilah diri sendiri terlebih dahulu
Ada yang bilang motivasi itu memiliki sifat sosial dan menular, Seseorang yang memiliki motivasi kerja yang rendah, sangat sulit untuk memotivasi orang lain.
Contohnya: seorang atasan yang motivasi anggotanya kerja pada level tiga, akan sangat sulit bahkan mustahil bila mengharapkan untuk termotivasi pada level enam atau tujuh. Karena itu, sebelum kita memotivasi orang lain, maka kita harus bisa memotivasi diri kita sendiri.
Motivasi itu bukanlah dengan mulut
Ketika kita menemukan rekan atau anggota tim kerja menunjukkan tanda-tanda motivasinya rendah, maka jangan sekali-kali melontarkan kalimat yang kasar. Faktanya atasan akan langsung memberikan nasehat, arahan, atau petuah untuk lebih termotivasi lagi. Bahkan lebih parahnya, seorang atasan cenderung untuk memarahi atau memaki anggota tim kerjanya. Hal ini sebenarnya tidak menaikkan motivasi, justru sebaliknya akan membuat motivasi kerja menjadi semakin buruk. Alhasil akan mencederai hubungan personal antara atasan dan anggota.
Motivasi yang efektif itu dilakukan dengan mata
Ada yang bilang mata merupakan sebuah kekuatan. Bahkan ketika kita tengah berbicara dengan orang lain, kemudian kita cegah agar mata kita tidak menatap atau menghadap orang tersebut selama berbicara, maka hasilnya motivasi orang tersebut dalam mendengarkan akan menurun drastis. Berikanlah mata atau perhatian kepada anggota tim kerja yang mengalami penurunan motivasi kerja. Terkadang hal ini tidak mudah tetapi cobalah cari tahu, dengarkan, dan pahami keadaan atau situasi yang tengah dihadapinya. Apa saja yang menjadi penyebab utama dari menurunnya motivasi kerja.
Motivasi itu upaya untuk menyelaraskan
Semakin seseorang mendapatkan apa yang dia inginkan, maka dia akan semakin termotivasi. Karena itu setelah memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan individu, apa yang individu cari dari organisasi dalam bekerja, maka langkah selanjutnya adalah mempertemukan tujuan individu dengan tujuan organisasi. Semakin besar irisan antara tujuan individu dan tujuan organisasi, maka semakin termotivasi orang tersebut.
Kesimpulannya bahwa memotivasi bukan menggunakan mulut seperti nasehat, wejangan atau petuah saja. Tetapi harus diminta oleh orang yang akan menerimanya. Memberikan nasehat kepada orang yang tidak membutuhkannya justru akan menghasilkan suasana hati yang negatif atau tidak menyenangkan.
Untuk dapat memotivasi orang lain, maka kita harus memperhatikan orang tersebut. Kita luangkan waktu dan berusaha untuk terbuka mendengarkan apa yang mereka alami, apa yang mereka butuhkan dan inginkan. Dengan demikian kita dapat melakukan sesuatu secara efektif untuk meningkatkan motivasinya.
Penulis:
Berliana Meiliani
Dani Kurniawan
Prodi Ekonomi dan Bisnis (Akuntansi S1)
Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.