TANGSELXPRESS – Beberapa pekan belakangan, cuaca ekstrem melanda hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Menyikapi hal tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti kegiatan di sekolah yang dilakukan di tengah cuaca ekstrem saat ini.
Saat perubahan cuaca terjadi dan cenderung ekstrem seperti terlalu panas atau dingin, hal tersebut diyakini bisa memengaruhi kondisi kesehatan para siswa.
“Perubahan iklim jelas bisa mengganggu sistem dan aktivitas pembelajaran. Ini perlu diperhatikan,” kata Ketua Satgas Bencana IDAI dr. Kurniawan Taufiq Khadafi dalam Webinar, Selasa (2/5).
Perubahan cuaca tak hanya memicu suhu yang terjadi di Indonesia, melainkan juga iklim yang ekstrem. Kondisi tersebut seperti curah hujan meningkat atau sinar matahari yang begitu menyengat hingga berdampak pada kesehatan tubuh yang menurun drastis.
Oleh karena itu, cuaca ekstrem sebaiknya dijadikan acuan pihak sekolah untuk mengurangi durasi jam belajar. Atau mungkin bisa juga diliburkan sementara.
Bukan tanpa alasan, cuaca ekstrem tersebut dapat memicu dehidrasi pada tubuh anak-anak yang terpapar perubahan suhu tersebut.
Meski cuaca di Indonesia tak seekstrem di India hingga mengakibatkan kematian, namun IDAI mengimbau setidaknya kegiatan siswa di luar ruangan di sekolah dapat diminimalisir.
“Heatstroke itu saking panasnya, dia bisa pingsan. Untuk mengantisipasi itu pada anak-anak, kita harus sarankan mereka lebih banyak dan sering minum apalagi di cuaca seperti ini,” imbaunya.