TANGSELXPRESS – Beredar video penumpang pesawat Batik Air rute penerbangan Kuala Lumpur-Jakarta marah-marah yang viral di media sosial baru-baru ini. Sewotnya penumpang ini disebut karena pendingin udara atau air conditioner (AC) pesawat tersebut mati.
Dalam video tersebut, terlihat sang penumpang perempuan yang marah itu mengajak penumpang lain untuk bertemu dengan pilot untuk memastikan bahwa pesawat Batik Air yang mereka tumpangi aman untuk terbang.
Bahkan, penumpang tersebut juga mendesak Batik Air untuk membuat surat pernyataan tertulis yang menyatakan bahwa pesawat yang mereka tumpangi aman untuk terbang.
Terkait kejadian ini, Batik Air menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyaman yang terjadi kepada penumpang pada penerbangan nomor ID-7283 rute Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia (KUL) tujuan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang (CGK) pada Senin (10/ 04).
Corporate Communications Strategic of Batik air, Danang Mandala Prihantoro melalui pesan elektroniknya menyatakan, Batik Air menjelaskan kepada penumpang tersebut dengan menginformasikan secara jelas dan transparan tentang situasi tersebut, serta memberikan solusi alternatif yang sesuai.
Menurut Danang, ketidaknyamanan (keluhan pesawat kurang terasa dingin dan lampu sempat padam seketika) yang terjadi pada situasi dimaksud disebabkan oleh Ground Power Unit (GPU) yang tidak bekerja secara maksimal (Ground power issue).
“Ground power issue adalah gangguan yang terjadi pada pasokan daya listrik yang diberikan pada pesawat melalui GPU saat pesawat sedang parkir di darat. Kendala dapat berupa ketidakmampuan GPU memberikan pasokan listrik yang cukup pada pesawat, atau terjadi indikasi kegagalan pada sistem kelistrikan yang menyebabkan pasokan daya listrik terganggu,” tulis Danang.
Ground Power Unit (GPU) disediakan oleh pihak ketiga atau mitra ground handling yang bekerja sama dengan Batik Air di Kuala Lumpur.
Ground Power Unit (GPU) merupakan peralatan yang terpisah dari pesawat dan berfungsi sebagai pemasok kelistrikan dari luar pada pesawat. GPU biasanya terletak di area parkir pesawat dan dihubungkan ke pesawat dengan menggunakan kabel listrik yang terpasang di konektor pada pesawat.
“Dengan menggunakan GPU, pesawat mendapatkan pasokan daya listrik yang dibutuhkan untuk menghidupkan sistem-sistem listrik di dalam pesawat, seperti sistem penerangan, pendingin udara, sistem avionik dan lain sebagainya,” tambah dia.
Dalam operasinya, GPU dikendalikan oleh operator ground handling dan bukan oleh awak pesawat. Operator ground handling bertanggung jawab untuk memastikan bahwa GPU berfungsi dengan baik dan pasokan daya listrik yang disediakan sesuai dengan kebutuhan pesawat.
Oleh karena itu, terdapat komunikasi yang baik antara operator ground handling dan awak pesawat untuk memastikan bahwa pasokan daya listrik yang disediakan oleh GPU memenuhi standar keamanan dan keselamatan yang diperlukan untuk mengoperasikan pesawat dengan aman dan efisien.
“Kami menegaskan, bahwa pesawat Boeing 737-800NG registrasi PK-LBS dalam kondisi prima, laik dan aman dioperasikan. Kendala yang terjadi pada ketidakmaksimalan kinerja GPU telah diatasi dengan segera dan tidak mempengaruhi keselamatan penerbangan,” tutup Danang.