TANGSELXPRESS – Ada beberapa cara aman bagi penderita diabetes agar tetap bisa berpuasa, seperti menyusun perencanaan minum dan pemeriksaan glukosa darah.
“Dehidrasi pasti, tapi bisa direncanakan minumnya,” kata Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Surabaya Jongky Hendro Prayitno di Jakarta, Jumat (24/3).
Ia menjelaskan, penderita diabetes perlu menyusun perencanaan minum pada saat sahur dalam rangka menghindari dehidrasi saat berpuasa. Di antaranya menghindari minuman yang membuat penderita diabetes sering buang air kecil seperti kopi dan teh.
“Jadi kalau minum jangan dipilih ada efek yang membuat terkencing-kencing seperti kopi dan teh. Hindari yang seperti itu. Lebih baik air putih, air dingin silahkan,” ujarnya.
Selain itu penderita diabetes juga harus memilih makanan yang tidak menyebabkan hiperglikemi atau hipoglikemi pasca-makan.
Hiperglikemi dalam hal ini berarti kondisi Diabetes Militus (DM) pada tubuh pasien yang tidak terkontrol sehingga kadar glukosa darah sangat tinggi hingga mencapai lebih dari 300 miligram per desiliter.
Sedangkan Hipoglikemi adalah kondisi ketika kadar gula di dalam darah berada di bawah kadar normal.
Jongky menjelaskan berpuasa bisa menyebabkan penderita diabetes mengalami hiperglikemi jika saat berbuka terlalu banyak makan berkalori dan akan mengalami hipoglikemi apabila kurang memakan yang berkalori.
Oleh sebab itu makanan dengan karbohidrat kompleks sangat dianjurkan untuk dikonsumsi sedekat mungkin dengan subuh agar penderita diabetes tidak terlalu lapar sehingga saat buka puasa tidak makan berlebih.
Ia menuturkan penderita diabetes bisa memilih makanan yang mengandung karbohidrat rantai panjang seperti roti dibandingkan nasi, dan nasi merah dibandingkan nasi putih karena mengandung lebih banyak karbohidrat kompleks.
“Asupan makanan terkait asupan kalori dalam tubuh. Bagi pasien diabetes kelebihan atau kekurangan kalori bisa menimbulkan komplikasi di kemudian hari,” katanya.
Selanjutnya pasien diabetes juga perlu untuk memeriksa glukosa darah di jam-jam saat puasa dan di luar puasa agar bisa mengetahui kadar gula dalam darah.
“Biasanya pasien saya sarankan menjelang buka yaitu di sekitar jam 2 siang atau jam 3 sore. Kalau gulanya di bawah 70 langsung saya imbau untuk buka puasa,” tegasnya.
Berikutnya pasien diabetes perlu memilih waktu dan intensi yang tepat untuk beraktivitas jasmani selama puasa, karena harus disesuaikan dengan kalori yang dimakan saat sahur.
Jongky mengatakan pasien diabetes tidak boleh melakukan olahraga atau aktivitas yang berat selama berpuasa karena apabila kadar gula drop maka berpotensi menyebabkan hiperglikemi, karena ketika penderita diabetes kekurangan gula dalam darah maka tubuhnya akan merespons dengan membentuk gula sendiri dan berpotensi berlebihan.
Berbeda dengan orang normal yang apabila melakukan aktivitas dan gula dalam darah drop maka tubuhnya akan membuat gula dengan memecah lemak sehingga orang tersebut bisa berbadan kurus.
“Kalau orang diabetes berolahraga dan gulanya turun, maka badannya merespons dengan membentuk gula sendiri. Itu bisanya kebablasan jadi habis olahraga di cek gulanya malah 200-300. Orang diabetes itu pabrik gula,” jelasnya.
Terakhir adalah penderita diabetes yang berpuasa harus tetap memperhatikan konsumsi obat diabetes serta kaitannya potensi risiko terkait puasa.