Oleh: TRI LEO FIRMANTO
BEKERJA di Jepang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan gaji yang besar. Sejak awal dibukanya hubungan bilateral Indonesia-Jepang di bidang ketenagakerjaan, tak sedikit anak-anak Indonesia yang tertarik mencoba peruntungan di Jepang.
Apakah Anda salah satunya?
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), jumlah tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Jepang pada tahun 2021 tercatat sebanyak 7.000 orang.
Bahkan, jumlah ini tidak lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, jumlah pekerja migran Indonesia di Jepang mencapai 29.000 orang.
Penurunan tersebut disebabkan oleh banyak faktor, antara lain COVID-19, kebutuhan sumber daya manusia industri, stabilitas perekonomian nasional, dan banyak hal lainnya.
Jangan khawatir, peluang kerja di Jepang masih sangat terbuka lebar bagi anak-anak Indonesia karena sudah tertuang dalam perjanjian bilateral Indonesia-Jepang yang dikenal dengan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Dan tentunya ini adalah kesempatan, bukan?
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum bekerja di Jepang, dan berikut ini adalah cara agar bisa bekerja atau magang di Jepang.
Persyaratan umum untuk bekerja di Jepang
Persyaratan umumnya sama dengan di Indonesia, dimana tingkat pendidikan, sertifikasi, keterampilan, dan pengalaman kerja menjadi faktor yang menentukan jenis pekerjaan. Namun, bisa berbahasa Jepang dengan lancar akan meningkatkan peluang untuk bisa bekerja di Jepang.
Fasih Jepang N1
Bekerja di Jepang akan sangat menguntungkan jika Anda bisa berbahasa Jepang dengan baik dan benar. Seperti yang kita ketahui, hanya sedikit orang Jepang yang bisa berbahasa asing, misalnya bahasa Inggris.
Bahasa akan menjadi salah satu kendala bagi anak Indonesia untuk bersosialisasi jika tidak menguasai bahasa Jepang.
Ada beberapa cara untuk belajar bahasa Jepang. Artinya, bisa melalui kursus, menonton YouTube belajar bahasa Jepang. Dibandingkan dengan kursus, kuliah akan meningkatkan kesempatan untuk dapat berbicara dan bekerja di Jepang karena jam terbang lebih lama, lebih intens, aktif dan sering maka lebih mudah untuk mendapatkan kesempatan beasiswa dan magang di Jepang.
Salah satu kampus yang menyediakan jurusan bahasa Jepang adalah JIA Japanese Language College (STBA). Ada dua program di kampus, yaitu D3 dan S1.
Selama belajar di jurusan bahasa Jepang STBA JIA, Anda juga akan belajar tentang penutur asli dan akan mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang sastra, kehidupan sosial, dan tata krama yang berlaku di Jepang. Menarik, bukan?
Setelah menyelesaikan pendidikan bahasa Jepang, Anda harus mengikuti Japanese Language Proficiency Test (JLPT). Ini adalah sistem tes kecakapan bahasa Jepang resmi. Tes ini seperti TOEFL dalam tes bahasa Inggris.
Hasil tes JLPT dibagi menjadi 5 kategori, yaitu:
N5: Memahami beberapa penggunaan dasar bahasa Jepang.
N4 : Memahami penggunaan dasar bahasa Jepang.
N3 : Memahami penggunaan bahasa Jepang sehari-hari sampai tingkat tertentu.
N2: Memahami Penggunaan Bahasa Jepang Sehari-hari dalam Konteks Situasi Tertentu
N1: Memahami penggunaan bahasa Jepang dalam berbagai situasi.
Setidaknya anda berada di level N4. Jika Anda memiliki penguasaan pada level N2 dan N1, Anda dapat langsung melamar ke perusahaan tersebut tanpa memerlukan jasa agen tenaga kerja.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan ini dapat menentukan minat kerja apa yang cocok untuk anak Indonesia, untuk anak Indonesia yang hanya tamatan SMA maka tidak perlu keahlian khusus, bisa bekerja sebagai karyawan di restoran, peternakan, perkebunan dan lain-lain, namun jika Anda memiliki latar belakang sarjana Anda dapat bekerja di spesialis industri tertentu, misalnya teknik, akuntansi, mekanik dan banyak lagi.
Kesehatan
Jepang sangat selektif terhadap kesehatan fisik, mental, dan mata, oleh karena itu pemeriksaan kesehatan harus melampirkan surat keterangan sehat terbaru.
Dua cara untuk bekerja di Jepang:
1.Program Pemerintah
Seperti yang telah disebutkan, negara kita, Indonesia, telah menjalin hubungan bilateral dengan Jepang di bidang ekonomi dan ketenagakerjaan. Dengan demikian, warga negara Indonesia diberi kesempatan untuk dapat bekerja di Jepang.
Untuk magang, Anda dapat menghubungi kantor setempat untuk melengkapi administrasi yang ditentukan. Biasanya syarat-syarat yang tercantum untuk magang adalah sebagai berikut:
Antara 18 dan 26 tahun. Bagi pelamar yang tidak memiliki ijazah SMA atau sederajat, dan bagi pelamar yang bukan lulusan jurusan teknik atau keperawatan (baik SMA/sederajat, diploma, atau sarjana), harus menyertakan sertifikat lain minimal 160 jam kerja. memiliki berat badan yang proporsional.
Memiliki tinggi badan minimal 160 cm untuk pria dan wanita minimal 150 cm. Mereka tidak hanya memiliki keterbatasan fisik, tidak memiliki masalah kesehatan mata, dan tidak cacat mental. Dan dengan visa untuk program magang, Jepang memperluas tenaga kerja karirnya melalui program kerja terampil khusus
2. Program Swasta
Jalur privat yang bisa dipilih untuk lulusan SMA/SMK atau fresh graduate adalah dengan menggunakan Perusahaan Penempatan Migran Indonesia (P3MI) ke Jepang. P3MI berperan sebagai penghubung antara pencari kerja di Indonesia dengan perusahaan Jepang yang membutuhkan tenaga kerja.
Selain itu, P3MI juga dapat memiliki fasilitas pelatihan untuk mempersiapkan calon tenaga kerja, namun karena P3MI merupakan lembaga swasta maka akan dikenakan biaya bagi penggunanya, adapun nominalnya tergantung dari yayasan penyalur pekerjaan.
Catatan penting bagi pengguna P3MI adalah mereka harus terlebih dahulu mengamati P3MI yang digunakan. Hal ini disebabkan banyaknya kecurangan yang dilakukan oleh penyedia pekerjaan terkait dengan perekrutan dan pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
Budaya Jepang dan kondisi kerja
Seperti kita ketahui, Jepang sangat disiplin dan pekerja keras. Hal ini sangat melekat pada orang Jepang. Untuk itu, sebagai pendatang, kita harus membiasakan diri dengan budaya kerja keras Jepang agar kualitas kerja bisa terlihat sebanding dengan pekerja lokal.
Kerja keras Jepang diikuti dengan disiplin yang sangat tinggi. Orang Jepang sangat mengutamakan waktu, pola pikir yang efektif dan efisien agar tetap fokus dan berinovasi. Pola kerja ini dikenal sebagai “Kaizen.”
Melalui beberapa sumber seperti Instagram dan Channel Youtube Neo Japan, bekerja di Jepang membantu kami mendapatkan gaji sekitar 20 hingga 35 juta rupiah. Diketahui rata-rata nasional UMR Jepang pada tahun 2021 sekitar 900 yen atau Rp. 116.400 per jam.
Upah minimum di Jepang biasanya dihitung per jam, dan jumlahnya disesuaikan berdasarkan wilayah. Misalnya, per Oktober 2021, upah minimum di Tokyo adalah 1.041 yen per jam, atau sekitar Rp 135.330.
Pejuang Devisa Nasional
Sebelum kita mengetahui mengapa TKI disebut sebagai pahlawan devisa, ada baiknya kita pahami dulu pengertian devisa. Devisa merupakan alat pembayaran antar negara yang berlaku secara internasional.
Jika devisa suatu negara selalu meningkat, maka kegiatan ekonomi di negara tersebut akan berkembang. Valuta asing dapat berupa wesel, cek, valas, emas batangan, surat berharga, dan sebagainya. Devisa digunakan untuk melakukan transaksi antar negara.
Hubungan devisa dengan TKI TKI juga memberikan kontribusi terhadap perolehan devisa dalam bentuk remitansi ke Indonesia. (Dikutip dari buku Antologi Administrasi Publik dan Pembangunan karya Fadillah Amin dkk.) Negara secara tidak langsung mendapat manfaat dari kiriman uang tersebut.
Sangat jelas apa yang harus dipersiapkan untuk bisa bekerja di Jepang melalui program pemerintah maupun swasta. Itu pula yang menjadi alasan mengapa TKI disebut sebagai “pahlawan devisa”.
*Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Pamulang
** Tulisan dibuat dalam rangka tugas kuliah.