TANGSELXPRESS- Nasib Gumelar Utama sungguh ironis, ia tak dapat bekerja meski sudah lulus sekolah dari SMKN 2 Kota Tangsel, jurusan Teknik Sepeda Motor. Pasalnya, ijazahnya masih ditahan pihak sekolah.
Hal ini dikatakan sang ibu, Lesli Sulastri. Wania 45 tahun itu menyebut ijazah anaknya tidak dapat diambil karena belum mengembalikan buku paket perpustakaan yang dipinjamkan oleh Sekolah.
“Anak saya lulus sekolah tahun 2020 dari SMKN 2, tapi anak saya tidak berani ambil ijazah karena belum setor hafalan Quran seperti yang disyaratkan oleh sekolah dan guru agama,” ujarnya kepada TangselXpress, Jumat (27/5/2022).
Lesli menjelaskan bahwa seminggu lalu setelah mendapat kabar bahwa guru agama yang ditakutkan anaknya perihal setoran hafalan Quran sudah meninggal dunia, Lesli memberanikan diri mendatangi sekolah untuk mengambil ijazah anaknya.
“Seminggu yang lalu saya ke sekolah, ketemu sama wali kelas anak saya namanya Bu Yuli, katanya saya disuruh minta surat dari perpustakaan untuk pengambilan ijazah. Sama pihak perpustakaan diminta untuk tetap mengembalikan buku paket yang dipinjamkan perpustakaan,” terangnya.
Lesli mengaku kecewa karena pada hari itu dia tidak dapat membawa pulang ijazah anaknya. Karena buku paket pinjaman sekolah ada empat buku yang hilang.
“Saya bingung, karena buku paket yang empat itu tetap harus dikembalikan dulu baru ijazah anak saya bisa diambil. Karena itu buku terbitan lama saya sudah cari dan nggak dapat,” paparnya.
Akibatnya, sang anak tak bisa bekerja karena tak ada ijazah.
“Anak saya nggak bisa melamar pekerjaan karena ijazahnya ditahan sekolah. Sementara suami saya hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Berharap sekali anak saya bisa mencari pekerjaan dengan ijazah itu,” terang Lesli lagi.
Menanggapi perihal ijazah siswa yang tertahan ini Santoso, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Santoso mengatakan, bahwa jika orangtua atau siswanya datang ke sekolah ijazahnya akan diberikan.
“Ijazah itu sebenarnya tidak ditahan pak. Sebenarnya ijazah bisa diambil asal dilaporkan. Semua ada solusinya. Karenakan bukunya dari perpustakaan ya, kita juga harus bertanggungjawab kepada inspektorat,” ujar Santoso.
Santoso juga mengatakan bahwa sejak kelulusan tahun 2012 sampai kelulusan 2021 setidaknya ada 300 ijazah siswa SMKN 2 yang masih berada di Sekolah.
“Kebanyakan Mereka nggak mau ngambil. Ada banyak alasan juga. Padahal kita juga disini takut ijazah itu kena banjir atau hilang karena kan itu dokumen penting. Tapi ya itu banyak juga yang nggak mau ngambil. Pada hal sudah kita suruhkan untuk ambil,” jelas Santoso.(WD)