ACEH – Bencana banjir dan longsor yang melanda Provinsi Aceh dalam sepekan terakhir membuat infrastruktur utama di sejumlah wilayah nyaris lumpuh total. Sebanyak 14 jembatan dan 12 titik jalan nasional terputus, mengisolasi akses masyarakat di lintas timur, tengah, hingga barat Aceh.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Perwakilan Aceh, Heri Yugiantoro, mengatakan bahwa kerusakan tersebut terjadi di berbagai titik strategis. “Terdapat 14 jembatan yang terputus,” ujarnya, dikutip Senin, 1 Desember 2025.
Dua Jenis Penanganan Darurat
BPJN telah melakukan penanganan cepat di lokasi-lokasi terdampak. Menurut Heri, ada dua metode utama yang digunakan:
-
Penimbunan jalan pendekat menggunakan boulder, sandbag, serta material timbunan.
-
Pemasangan jembatan darurat tipe bailey, termasuk perkuatan pada sisi abutment agar jalur sementara tetap aman dilintasi.
Selain kerusakan jembatan, longsor juga menimbun 12 titik jalan nasional di lintas timur, tengah, dan barat. Akses pun terganggu karena badan jalan tertutup material lumpur dan batu.
Akses Dibuka Bertahap
Untuk memastikan jalur bisa dilalui kembali, BPJN melakukan langkah darurat seperti:
-
Memasang rambu peringatan dan menempatkan petugas PPK.
-
Mobilisasi alat berat untuk menyingkirkan material longsor.
-
Membersihkan lumpur dari badan dan bahu jalan.
-
Memperlebar jalur serta memperkuat lereng yang rentan runtuh.
-
Mengalirkan air ke drainase agar genangan cepat surut.
“Kami juga sedang menginventarisasi kerusakan dan lubang baru yang muncul pascabanjir,” jelas Heri.
Kerugian Belum Bisa Ditaksir
Untuk nilai kerusakan, Heri menyebut pihaknya belum dapat memberi angka pasti. Diperlukan perhitungan detail agar rencana perbaikan sesuai dengan kondisi di lapangan. “Kami harus menghitung secara hati-hati agar perencanaan tidak meleset jauh dari realisasi,” katanya.







