TANGERANG SELATAN – Acara Semarak Senam Massal Bola Raga & Seni Budaya Masyarakat Banten yang digelar Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) Wilayah Banten bersama Kerukunan Keluarga Besar Soppeng (KKBS) Wilayah Banten berlangsung meriah di Alun-Alun Pamulang, Tangerang Selatan.
Kegiatan tersebut tidak hanya menjadi ajang silaturahmi bagi warga Sulawesi Selatan di perantauan, tetapi juga menampilkan beragam kuliner khas, pagelaran budaya daerah, hingga lomba olahraga tradisional.
Ketua panitia menyatakan kegiatan ini sengaja digagas untuk mempererat hubungan komunitas Sulawesi Selatan sekaligus memperkuat kebersamaan dengan masyarakat Banten.
“Tujuan kami menciptakan ruang kebersamaan yang meriah agar masyarakat bisa sama-sama menikmati kegiatan ini,” ujarnya.
Salah satu daya tarik acara ini adalah hadirnya olahraga tradisional khas Sulawesi Selatan yang ditampilkan secara massal. Panitia awalnya menargetkan 1.000 peserta, namun angka tersebut terlampaui jauh.
“Peserta hari ini yang kemarin kami targetkan 1.000, tapi ternyata melebihi. Total mencapai sekitar 1.500 orang,” jelas panitia.
Bahkan, panitia berencana mengajukan kegiatan ini sebagai kandidat pemecahan rekor pencatatan aktivitas olahraga tradisional oleh komunitas perantau Sulawesi Selatan.
Ke depan, penyelenggara menargetkan kegiatan serupa dapat digelar rutin setiap tahun di berbagai wilayah di Banten.
“Insya Allah akan kami selenggarakan lagi di wilayah Banten lainnya. Tahun ini di Tangsel, berikutnya bisa di Serang atau daerah lain,” tambahnya.
Wakil Wali Kota Tangsel Apresiasi KKBS dan IKA Unhas

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan turut hadir dan memberikan apresiasi kepada KKBS Wilayah Banten serta IKA Unhas atas terselenggaranya acara tersebut.
Dalam sambutannya, ia menilai kegiatan ini membuktikan kekompakan masyarakat Sulawesi Selatan di Tangerang Selatan dan kontribusinya bagi kota.
“Acara KKBS bersama IKA Unhas di Pamulang ini sangat meriah. Saya ucapkan selamat kepada IKA Unhas dan KKBS yang telah mengadakan kegiatan untuk menjaga kekompakan warga Sulawesi Selatan dan memberikan kontribusi bagi Tangerang Selatan dan Provinsi Banten,” ujar Pilar.
Pilar juga menegaskan bahwa pemerintah kota membuka akses bagi masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas umum milik Pemkot Tangsel demi kegiatan sosial dan budaya.
“Kapan pun, silakan menggunakan fasilitas milik Pemkot Tangsel, termasuk Alun-Alun Pamulang maupun fasilitas lainnya, selama itu memberi manfaat bagi masyarakat,” tandasnya.
Acara ini sekaligus menjadi momentum memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat Sulawesi Selatan di Tangerang Selatan.
DPRD Tangsel: Semarak Budaya Perkuat Persaudaraan di Tangsel

Dukungan terhadap acara yang menampilkan kolaborasi budaya Sulawesi Selatan dan Banten ini juga mendapat respon positif dari DPRD Kota Tangerang Selatan.
Anggota Dewan dari Partai Gerindra, Zulfa Sungki Setiawati mengatakan kegiatan tersebut membawa dampak positif bagi keberagaman di Kota Tangerang Selatan.
Zulfa menyebut kegiatan seperti ini perlu sering digelar, terutama oleh komunitas perantau di Tangsel.
“Menurut saya bagus kalau kegiatan seperti ini sering dilakukan oleh masyarakat dari luar daerah yang tinggal di Tangsel. Bisa saling mengenal dan mempererat persaudaraan,” ujarnya.
Ia mengapresiasi penyelenggara yang membawa budaya Makassar hadir di tengah masyarakat Banten, sekaligus memperkuat harmoni lintas daerah.
Pada kesempatan itu, Zulfa juga menanggapi wacana panitia yang menyebut kegiatan tersebut akan diajukan sebagai kandidat rekor nasional.
“Alhamdulillah kalau tadi bisa sampai mencapai target. Ini membuktikan kegiatan seperti ini punya dukungan besar,” ungkapnya.
Ia berharap kegiatan serupa bisa menjadi inspirasi bagi komunitas dan organisasi daerah lainnya untuk menyelenggarakan kegiatan budaya terbuka di Tangsel.
“Saya berharap semua organisasi yang ada di Tangerang Selatan bisa mencontoh ini. Supaya budaya dari berbagai daerah di Indonesia bisa tampil bersama dan dinikmati masyarakat,” lanjutnya.
Menurutnya, Tangerang Selatan harus menjadi daerah yang membuka diri terhadap seluruh budaya Nusantara, bukan hanya budaya lokal.
“Bukan hanya budaya Betawi, tapi semua budaya Indonesia harus bisa ditampilkan bersama. Itu yang saya harap,” tegasnya.






