TANGERANG SELATAN – Teriakan riang, tepuk tangan, dan tawa lepas terdengar memenuhi halaman Sekolah Khusus Sahabat Kita yang berlokasi di Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Minggu (27/8) pagi.
Meski suasana sederhana, semangat kemerdekaan justru terasa begitu kuat. Anak-anak berkebutuhan khusus dari sekolah itu dengan penuh antusias mengikuti lomba tujuh belasan untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Salah satu lomba yang paling menyita perhatian adalah permainan memindahkan bola plastik ke jalur pipa sederhana. Dengan penuh konsentrasi, beberapa anak mencoba menggulirkan bola ke tempat tujuan.
Ada yang tampak ragu, ada pula yang tampak bersemangat meski butuh bantuan tangan gurunya. Momen ini menghadirkan kehangatan tersendiri, ketika setiap usaha kecil diapresiasi dengan tepuk tangan meriah dari para penonton.

Selain itu, lomba lari kecil sambil membawa bendera merah putih juga sukses membuat suasana makin riuh. Anak-anak berlari dengan langkah khas mereka, ada yang cepat, ada yang pelan, tapi semuanya sama-sama disemangati. Teriakan “ayo semangat!” menggema dari pinggir lapangan, menciptakan atmosfir penuh dukungan tanpa batas.
Berbeda dengan perlombaan di tempat lain yang kerap menonjolkan siapa juara, di Sekolah Khusus Sahabat Kita, lomba tujuh belasan ini lebih menekankan partisipasi dan kebersamaan.
“Di sini bukan soal siapa yang lebih cepat atau siapa yang juara. Kami ingin semua anak bisa ikut merayakan kemerdekaan, menikmati keseruan lomba, dan merasa bangga jadi bagian dari bangsa ini,” ujar salah satu guru pendamping.
Pernyataan itu terasa nyata. Tidak ada wajah kecewa meski ada yang kesulitan menyelesaikan tantangan. Sebaliknya, justru rasa bangga dan senyum puas terpancar dari setiap peserta. Semua orang merasakan bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, tanpa merasa berbeda.
Kegiatan ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menguatkan semangat inklusi. Anak-anak berkebutuhan khusus seringkali tidak memiliki ruang untuk tampil di tengah masyarakat, namun lewat perayaan sederhana ini, mereka justru menjadi pusat perhatian dan sumber kebahagiaan bersama.
Para orang tua yang hadir pun merasa haru sekaligus bangga. “Melihat anak-anak kami ikut lomba, didukung banyak orang, itu rasanya luar biasa. Mereka jadi percaya diri, dan kami sebagai orang tua juga merasa tidak sendiri,” ungkap salah satu wali murid dengan mata berbinar.
Dengan penuh semangat, Sekolah Khusus Sahabat Kita berhasil membuktikan bahwa merayakan HUT RI ke-80 bisa dilakukan dengan cara yang inklusif dan penuh cinta. Suasana sederhana berubah menjadi panggung kebersamaan, di mana semua orang, tanpa terkecuali, bisa merasakan arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
Penulis: Prasanda Adinda Shelvira