TANGSEL – Badan Gizi Nasional (BGN) dan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memastikan distribusi makan bergizi gratis (MBG) di wilayah Tanngsel akan tetap berjalan meski sempat heboh ditemukan makanan yang diduga basi di SDN 03 Rawa Buntu beberapa waktu silam.
Kepala SPPG Tangsel, Nindy Sabrina menuturkan adanya peristiwa MBG basi tersebut dilaporkan oleh salah satu wali murid di dalam video yang menyebutkan tahu bakso ayam sudah berlendir dan rasanya aneh.
Makanan tersebut kemudian dikonfirmasi ke pihak sekolah dan dilaporkan makanan tersebut adalah makanan pagi yang dibagikan dan dikonsumsi oleh anak yang sekolah sore hari.
“Ahli gizi SPPG menyebutkan makanan tersebut sudah diuji secara organoleptik (rasa, tekstur, aroma) pada pagi hari sebelum dibagikan dan hasilnya aman untuk didistribusikan,” terangnya dikutip Selasa, 29 Juli 2025.
Nindy juga berharap adanya pengawasan ketat di masing-masing SPPG dalam proses pembuatan makanan. Akan tetapi, edukasi untuk siswa dan wali murid juga perlu dilakukan, agar makanan basah yang dibagikan sebaiknya dikonsumsi dalam jangka waktu dua jam.
“Kejadian ini tidak membuat SPPG lainnya di Tangerang Selatan untuk berhenti operasi. Proses evaluasi dilakukan hanya di SDN Rawa Buntu 03 saja,” tuturnya.
Ia menambahkan saat ini MBG di Tangsel juga bekerjasama dengan dinas kesehatan dan puskesmas dalam pengawasan kualitas makanan yang diberikan.
Setiap SPPG juga dimonitor badan intelijen negara (BIN) daerah Tangsel dan instansi terkait agar program ini berjalan sesuai koridor.
“Agar penerima manfaat mendapatkan kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan harapan,” pungkasnya.
Ia menambahkan, program MBG di Tangerang Selatan sudah berjalan sejak Januari 2025 dengan total 14 satuan pelayanan pemenuhan gizi di wilayah Tangsel.
“Sebanyak 14 SPPG tersebut telah melayani 40.000 penerima manfaat mulai anak sekolah dan berkembang ke ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” tandasnya.
Sebelumnya, ramai diberitakan pihak SDN Rawa Buntu 03 Tangsel mengeluhkan adanya makanan yang diduga basi MBG yang dibagikan kepada 900 siswa di sekolah tersebut.
Makanan berupa tahu isi tersebut diterima siswa dalam keadaan sudah berlendir. Hal itu pun menuai protes dari para orang tua murid karena menanggap anak-anaknya diberi makanan basi.