YOGYAKARTA – Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) membahas soal tudingan ijazah palsu dalam acara reuni ke-45 Angkatan ’80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. Saat diminta menyampaikan sambutan, Jokowi langsung berkelakar dengan kalimat sindiran soal isu ijazahnya yang belakangan viral dan menjadi sorotan publik.
“Mengenai nostalgia ya, saya lihat senang semuanya. Tapi jangan seneng dulu lho karena ijazah saya masih diragukan,” ujar Jokowi disambut tawa para alumnus seangkatannya, dikutip Minggu, 27 Juli 2025.
Selain itu, ia juga meminta para sahabatnya waspada sebab jika ijazahnya terbukti palsu, bisa saja seluruh angkatan turut terkena imbas.
“Hati-hati nanti keputusan di pengadilan. Begitu keputusannya asli, Bapak Ibu boleh senang-senang. Tapi begitu tidak, yang 88 (alumni) juga kena,” ujarnya berkelakar.
Ayah Gibran Rakabuming Raka ini pun mengaku heran dengan tudingan yang dinilainya tidak masuk akal mengingat perjuangannya menempuh seluruh proses kuliah kala itu.
“Saya kadang geleng-geleng juga ini, kadang enggak masuk logika. Tapi ya kejadiannya seperti yang kita lihat. Ini kita kuliah sulit-sulit. Tapi kalau saya, lulus semua. Lulus terus, lulus terus,” tuturnya.
Lebih lanjut, Jokowi juga mengungkit sahabat lamanya, Jambro Sasongko, yang sempat berkali-kali mengulang mata kuliah matematika.
Dengan gaya humornya, menurut Jokowi, ia tidak pernah mengulang mata kuliah seperti Jambro sehingga tidak masuk akal jika ijazahnya kini dipersoalkan.
“Kalau yang diragukan Pak Jambro itu boleh. Matematikanya mengulang terus. Saya itu enggak pernah mengulang,” ujar Jokowi.
Menurutnya, tuduhan yang dialamatkan kepadanya makin tak masuk akal lantaran terus berganti fokus dari ijazah ke skripsi lalu beralih ke program KKN.
“Begitu ijazahnya sulit, dicari-cari salahnya, belok ke skripsi. Skripsinya juga (dianggap) palsu. Ganti lagi ke KKN. Ini dari ijazah lari ke skripsi, lari ke KKN. KKN-nya didatangi ke sana,” katanya.
Jokowi menyebut dosen pembimbing skripsinya adalah Prof. Dr. Ir. Ahmad Sumitro, sedangkan pengujinya adalah Ranu Gede dan Ir. Sofyan Wasito.
Ia menambahkan, masih mengingat jelas lokasi KKN yang dijalaninya bersama mahasiswa lintas fakultas di Boyolali, Jawa Tengah.
“Saya ingat KKN-nya di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Teman-teman saya juga ingat saya. Dari Fakultas Hukum ada yang namanya Bu Yohana waktu itu, dari Fakultas Biologi ada Bu Rica, dan dari Teknik Geodesi ada yang namanya Eko,” tuturnya.
Tak hanya itu, Jokowi juga menyebut sempat diadukan ke polisi karena dianggap melakukan pembohongan publik saat menyebut Ir. Kasmujo sebagai dosen pembimbingnya.
Padahal, kata dia, Ir. Kasmujo benar-benar membimbingnya selama ia menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM. Bahkan setelah lulus masih beberapa kali menyambangi pabrik kayu miliknya untuk membantu menyelesaikan sejumlah persoalan teknis.
“Beliau mementori bagian produksi di pabrik yang saya miliki. Sampai kapan pun saya akan menyampaikan, Pak Kasmujo itu dosen pembimbing saya. Karena memang dosen pembimbing saya,” ujar Jokowi.
Sebelum menutup sambutannya, Jokowi mengaku jika kondisi kesehatannya belum terlalu pulih. “Saya ini sebetulnya kondisinya belum 100 persen (sehat). Selama tiga bulan ini masih dalam pemulihan,” ujar dia.
Namun, ia terpaksa menghadiri acara reuni angkatannya tersebut agar tuduhan soal ijazah palsu kepadanya tidak semakin melebar.
“Waktu dijenguk Pak Bambang (ditanya) ‘dateng enggak?’. ini kalau (saya) enggak datang palsunya tambah ke mana-mana” kata Jokowi disambut gelak tawa rekan-rekannya.
“Ini saya paksakan datang betul. bayangkan kalau saya enggak datang. Nanti 67 orang ngumpul semuanya, Jokowi di mana? ramai lagi nanti,” sambung Jokowi.