JAKARTA – Pasca insiden kebakaran hebat yang terjadi di Jalan Kutilang, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, meninjau langsung lokasi pada Minggu, 20 Juli 2025.
Akibat tragedi ini, empat orang anak meninggal dunia dan dua lainnya mengalami luka-luka. Diketahui identitas para korban yang meninggal adalah Putri Lafina (13), Khairunisa (3), Azkia (7), dan Azizah (4).
Keempat korban telah dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan. Sementara 25 warga yang masih terdampak saat ini telah mengungsi di tenda darurat.
“Para korban selamat saat ini mengungsi di tenda dome yang telah dilengkapi lampu penerangan, tiga kipas blower, dua toilet portable, serta sarana penunjang lainnya,” kata Rano Karno.
Dinas Sosial DKI Jakarta juga telah menyalurkan bantuan berupa paket sembako, perlengkapan mandi, kebutuhan sekolah anak-anak, serta makanan siap saji.
Selain itu, BAZNAS (BAZIS) juga memberikan santunan duka cita kepada keluarga korban. Sementara Rano Karno lebih lanjut menyatakan, Pemprov DKI akan melakukan program bedah rumah bagi warga yang terdampak kebakaran.
“Insyaallah, kita akan lakukan bedah rumah. Mudah-mudahan ibu yang harus meninggalkan tempat tinggalnya bisa melanjutkan kehidupan dengan lebih baik. Namun tentu saja, proses bedah rumah baru bisa dilakukan setelah garis polisi dicabut,” ujarnya.
Sedangkan, bagi warga yang bersedia direlokasi, Pemprov DKI juga telah menyiapkan rumah susun (rusun) sebagai alternatif hunian. Pemprov DKI telah membuka opsi bagi warga yang ingin tinggal di rusun.
“Kalau memang ada warga yang ingin direlokasi ke rusun, kita sudah menyiapkannya. Beberapa rusun memang disediakan untuk mengantisipasi kondisi seperti ini,” katanya.
Rano menjelaskan, pentingnya kesiapsiagaan warga dalam menghadapi potensi kebakaran. Ia mengajak seluruh RT dan RW di Jakarta untuk mengoptimalkan penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), serta rutin memeriksa instalasi listrik, terutama di rumah kost dan tempat usaha.
“Sebagian besar kebakaran yang terjadi di Jakarta disebabkan korsleting listrik dan kelalaian kita sendiri. Misalnya, penggunaan stop kontak berlebihan untuk mengecas perangkat elektronik tanpa dicabut kembali. Ini bisa menyebabkan panas berlebih dan memicu api. Mari kita belajar dari kejadian ini dan bersama-sama mencegah kebakaran serupa terjadi lagi,” katanya.