TANGSEL – Selain asupan makanan bergizi dan bernutrisi, tidur tak kalah penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Namun, ada kondisi di mana rasa kantuk terasa berlebihan dan mengganggu aktivitas harian. Kondisi ini dikenal dengan nama hipersomnia, yakni gangguan tidur yang membuat seseorang merasa mengantuk seharian meski sudah cukup tidur.
Hipersomnia bukan sekadar lelah atau kurang tidur biasa, ini adalah kondisi medis yang bisa mengganggu pekerjaan, hubungan sosial, hingga kualitas hidup secara keseluruhan. Jika tidak ditangani secara tepat, hipersomnia bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius.
Dilansir dari laman Healthline, hipersomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan rasa kantuk berlebihan di siang hari atau kebutuhan tidur yang jauh lebih lama dari biasanya. Penderita bisa tidur lebih dari 11 jam dalam sehari namun tetap merasa tidak segar dan tetap mengantuk sepanjang waktu.
Kondisi ini berbeda dengan insomnia (sulit tidur). Pada hipersomnia, seseorang justru mudah tertidur, bahkan saat sedang beraktivitas, bekerja, atau berkendara, yang tentu sangat membahayakan.
Beberapa gejala utama hipersomnia antara lain:
– Merasa mengantuk sepanjang hari, meski sudah tidur cukup di malam hari.
– Sering tiba-tiba tertidur atau tidak bisa menahan rasa kantuk saat beraktivitas.
– Tidur siang berkepanjangan namun tidak merasa segar setelah bangun.
– Sulit bangun dari tidur yang panjang.
– Lambat dalam berpikir, berbicara, atau bereaksi.
– Sering lupa atau sulit berkonsentrasi
– Mudah tersinggung, cemas, dan kehilangan energi.
– Dalam beberapa kasus, bisa mengalami halusinasi ringan.
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini selama lebih dari tiga bulan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Penyebab Hipersomnia
Hipersomnia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik kondisi primer maupun sekunder:
– Gangguan tidur lain, seperti sleep apnea (henti napas saat tidur).
– Gangguan neurologis, seperti epilepsi, multiple sclerosis, atau cedera otak.
– Gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan.
– Pengaruh obat-obatan yang menyebabkan kantuk.
– Penyalahgunaan alkohol atau narkoba.
– Masalah hormon, seperti hipotiroidisme (fungsi tiroid rendah).
Dalam beberapa kasus, penyebab hipersomnia tidak diketahui secara pasti dan disebut hipersomnia idiopatik.
Hipersomnia dapat dialami siapa saja, namun lebih sering muncul pada:
– Remaja hingga dewasa muda (usia 15–25 tahun).
– Wanita (gejala bisa memburuk menjelang menstruasi).
– Perokok dan peminum alkohol.
– Penderita penyakit kronis seperti gangguan ginjal, jantung, atau saraf.
Jika rasa kantuk mulai mengganggu produktivitas, membuat Anda tertidur saat bekerja, belajar, atau berkendara, jangan abaikan. Pemeriksaan seperti tes tidur (polisomnografi) atau uji kantuk di siang hari (Multiple Sleep Latency Test) bisa membantu dokter mendiagnosis penyebabnya.