GENERASI muda Indonesia, khususnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kini menghadapi dua tantangan besar: kompetisi kerja yang ketat dan rendahnya pemahaman tentang keuangan serta pajak. Banyak dari mereka yang memiliki potensi besar untuk berwirausaha, namun tidak memiliki akses pengetahuan dan pelatihan yang memadai. Di sinilah peran dunia pendidikan vokasi menjadi sangat penting.
Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “SMK GO SOCIOPRENEUR”, tim mahasiswa Universitas Pamulang memberikan pelatihan langsung kepada siswa-siswi SMK Islam Al Fajar untuk menjadi sociopreneur digital—wirausahawan yang tidak hanya mencari profit, tetapi juga memberi manfaat sosial dengan dukungan teknologi digital.
Sociopreneurship: Bisnis dengan Misi Sosial
Sociopreneurship adalah konsep wirausaha berbasis nilai sosial. Bukan sekadar jualan, melainkan membangun usaha yang menjawab kebutuhan masyarakat dan menciptakan dampak. Melalui pelatihan ini, siswa dibekali pemahaman tentang cara menciptakan bisnis berbasis solusi sosial, seperti usaha makanan sehat, jasa digital, atau produk kerajinan lokal.Yang menarik, pendekatan pelatihan dilakukan secara menyeluruh: dari ide bisnis, manajemen keuangan sederhana, hingga pengenalan digital marketing melalui e-commerce dan media sosial.
Inovasi Digital: Kunci Pemberdayaan UMKM Muda
Penggunaan teknologi digital menjadi pilar utama pelatihan. Siswa diajarkan membuat akun toko online, menyusun strategi branding digital, hingga menjalankan simulasi penjualan dan pencatatan transaksi. Mereka juga belajar bagaimana memanfaatkan platform seperti Shopee, TikTok Shop, hingga Google My Business untuk menjangkau pasar lebih luas.Kegiatan ini membuktikan bahwa siswa SMK pun bisa menjadi pelaku usaha digital yang tangguh jika diberi bekal dan pendampingan yang tepat.
Pajak: Dari Ketidaktahuan Menuju Kesadaran
Salah satu poin penting dalam pelatihan ini adalah literasi pajak. Di era digital, banyak pelaku UMKM muda belum paham soal kewajiban perpajakan. Padahal, kesadaran pajak sejak dini sangat penting untuk mendukung pembangunan nasional dan menjaga keberlanjutan usaha. Siswa diperkenalkan pada pajak final UMKM (0,5% dari omzet), tata cara pelaporan melalui e-Filing, serta pentingnya legalitas usaha melalui NIB. Mereka juga menjalankan simulasi pelaporan pajak sebagai bentuk praktik nyata.
Dampak Nyata dan Harapan Ke Depan
Dari pelatihan ini, terlihat hasil yang menjanjikan:
- Peningkatan pengetahuan kewirausahaan dan Pajak
- Terbentuknya kelompok usaha siswa
- Peningkatan kepercayaan diri siswa dalam mempresentasikan ide bisnis
Lebih jauh, program ini sejalan dengan kebijakan “Merdeka Belajar” dan mendukung link and match antara pendidikan dan dunia industri. Tak hanya berguna bagi siswa, pelatihan ini juga memperkuat kurikulum sekolah dan membuka peluang kolaborasi lebih luas dengan UMKM lokal dan instansi pajak.
Penutup: Menyemai Benih Wirausaha Muda yang Taat Pajak
Program “SMK GO SOCIOPRENEUR” membuktikan bahwa kombinasi antara sociopreneurship, inovasi digital, dan literasi pajak bisa menjadi solusi nyata dalam menjawab tantangan sosial-ekonomi di kalangan pelajar SMK.Dengan pendekatan kolaboratif dan praktik langsung, SMK Islam Al Fajar berhasil melahirkan siswa yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan, empati sosial, serta kesadaran pajak. Mari terus dukung generasi muda agar menjadi sociopreneur digital yang cerdas, mandiri, dan berkontribusi untuk Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.
Penulis:
Afifah Yuliani
Azahra Ahmadina
Hilim Mustopa
Karina Tiara Sari
Mahasiswi Prodi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang