TANGSEL – Matcha saat ini menjadi bahan baku yang semakin viral dibicarakan di media sosial. Mulai dari tren minuman dan makanan berbasis matcha banyak dibahas oleh warganet.
Namun, di tengah tren tersebut, perlu diingat bahwa matcha juga mengandung kafein sehingga konsumsinya tidak dianjurkan berlebihan. Meskipun matcha merupakan bubuk teh hijau yang dihaluskan.
Dikutip dari Real Simple, pada Sabtu, 31 Mei 2025, matcha dan teh hijau sama-sama berasal dari pohon teh. Namun, matcha dibuat dari daun teh yang sengaja ditanam di tempat teduh untuk meningkatkan kadar klorofil dan L-theanine.
Proses tersebut membuat matcha memiliki warna hijau terang dan rasa umami yang khas. Di luar rasanya tersebut, matcha juga mengandung kafein yang bervariasi, tergantung bagaimana matcha tersebut disajikan.
“Matcha seremonial biasanya mengandung sekitar 30 hingga 60 miligram kafein per porsi,” kata ahli dari The Republic of Tea, Kristina Tucker.
Kandungan kafein matcha juga dipengaruhi dengan jenis matcha. Matcha seremonial yang berasal dari daun muda berkualitas tinggi cenderung memiliki kandungan kafein lebih tinggi, dibandingkan matcha kuliner yang digunakan untuk memasak atau campuran makanan.
Sementara itu, meskipun mengandung kafein, matcha sebenarnya tidak bisa disamakan dan dijadikan pengganti kopi. Hal ini karena terdapat perbandingan atas kedua minuman tersebut.
Satu cangkir matcha bisa mengandung 30 sampai 60 mg kafein, tergantung jumlah bubuk yang digunakan. Sedangkan satu cangkir kopi (8 ons) bisa mengandung sekitar 95 sampai 200 mg kafein.
Dengan demikian, meskipun matcha mengandung kafein, kadarnya jauh lebih rendah dibandingkan kopi. Namun, berkat kandungan L-theanine, asam amino, efek kafein pada matcha cenderung lebih stabil dan tidak membuat gelisah seperti setelah minum kopi.