TANGSELXPRESS – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) melalui Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan, Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) terus memperkuat komitmennya dalam melindungi anak dari tindak kekerasan, terutama di lingkungan pendidikan.
Dalam upaya tersebut, melalui kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap Anak, DP3AP2KB Kota Tangsel membekali Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di satuan pendidikan dengan pengetahuan dan pedoman penanganan kasus kekerasan secara tepat, pada Senin, 21 April 2025.
Kepala DP3AP2KB, Cahyadi, menegaskan bahwa penguatan terhadap tim TPPK di satuan pendidikan penting untuk memastikan bahwa setiap anak merasa aman di lingkungan sekolah.
“TPPK berperan sebagai garda terdepan. Mereka bukan sekadar pendengar, melainkan juga penggerak dalam penyelesaian kasus kekerasan. Semua perlu ditangani dengan penuh keseriusan, berdasarkan bukti dan prosedur hukum,” ujar Cahyadi dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 22 April 2025.
Pada sesi diskusi, berbagai permasalahan nyata yang dihadapi oleh berbagai sekolah diungkapkan. Mulai dari kasus tawuran yang melibatkan siswa beruniform, siswa yang menjadi korban kekerasan dalam lingkup rumah tangga, hingga masalah kehamilan pada remaja yang dapat mengganggu kelancaran pendidikan anak.
Untuk mengatasi hal tersebut, TPPK harus mampu bertindak dengan cepat dan tepat, mulai dari menerima laporan secara tertulis, mengumpulkan bukti, melakukan analisis kasus, hingga memberikan rekomendasi dan pendampingan psikologis sesuai kebutuhan.
“Meskipun kekerasan tidak bisa dihindari sepenuhnya, namun kita dapat bersama-sama mengatasi hal tersebut. Sekolah tidak hanya menjadi tempat pendidikan, melainkan juga sebagai tempat yang aman untuk pertumbuhan anak-anak,” ungkapnya.
Cahyadi juga mengingatkan guru dan orang tua untuk lebih peduli terhadap hal ini. Dengan penguatan peran TPPK di lingkungan sekolah, Pemkot Tangsel berharap bahwa tidak akan ada lagi anak yang merasa terancam atau takut untuk bersekolah, melainkan merasa aman dan dilindungi di lingkungan tersebut.