TANGSELXPRESS – Lebaran adalah momen spesial bagi umat muslim di Indonesia. Lebaran adalah hari di mana umat muslim untuk berkumpul dengan keluarga dan saling memaafkan.
Berbeda dengan di Indonesia, momen berbeda dirasakan sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di Taiwan.
Di sana, tak ada yang spesial dengan momen Idul Fitri. Di Taiwan tak ada libur panjang sebagaimana di Indonesia yang dimanfaatkan untuk mudik dan berkumpul dengan keluarga.
“Lebaran Senin besok, tapi di sini biasa saja Bang, sama seperti hari-hari biasa. Tak ada acara mudik karena tidak dapat libur panjang seperti di Indonesia,” kata Trie Farellino, WNI di Taiwan kepada Tangselxpress.com, Minggu (30/3).
Wanita yang bekerja sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit di Taichung itu mengaku, setelah Salat Id besok, dia akan kembali bekerja seperti biasa.
“Demikian juga teman-teman di sini. Karena gak ada libur, setelah Salat Id, nanti kembali bekerja. Halal Bihalal biasanya nanti diadakan di lain hari,” kata wanita asal Desa Kradenan, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah itu.
Trie sejatinya mengaku rindu ingin mudik di lebaran tahun ini. Dia mengaku rindu dengan momen spesial bersama keluarga besarnya. Terutama makanan khas Banyumas yang terkenal enak. Namun, keterbatasan waktu membuatnya mengubur niatnya itu.
Karena tak bisa mudik, Trie memilih fokus persiapan unjian untuk meraih sertipikat keperawatan jangka panjang agar bisa lebih lama di Taiwan. Dengan sertipikat itu, Trie berharap gajinya di Taiwan bisa lebih besar.
“Saya kerja di sini sudah lima tahun. Tepatnya di daerah Tanzi, Taichung City. Saya baru dapat libur di hari Minggu tanggal 6 April nanti,” kata Trie.
Hal yang sama disampaikan Sucipto Sudarsono. Pria asal Nganjuk Jawa Timur itu mengaku tak mudik lebaran tahun ini. Dia mengaku memilih menyibukkan diri bekerja dan mengumpulkan rezeki sebanyak-banyaknya.
“Saya tidak mudik tahun ini Mas. Mungkin sampai beberapa tahun ke depan. Nanti saja mudik setelah cukup uang dan punya banyak waktu untuk libur,” kata Sucipto.
Sucipto sudah bekerja di Taiwan selama dua tahun. Sebelum di Taiwan, dia bekerja di sebuah restoran Indonesia di Hongkong sebagai juru masak alias chef. “Sayang-sayang duitnya Bang, nanti saja kalau sudah terkumpul banyak,” kata Pahlawan Devisa itu.