• ABOUT US
  • Redaksi
  • Indeks Berita
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Media Siber
tangselxpress.com
Senin, 20 Oktober, 2025
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEGAPOLITAN
  • REGIONAL
    • BANTEN
    • TANGERANG SELATAN
    • TANGERANG RAYA
  • POLITIK
    • PILKADA 2024
  • PENDIDIKAN
  • EXPLORE TANGSEL
    • KULINER
    • WISATA
    • KOMUNITAS
  • EKONOMI
    • UMKM
    • EKONOMI BISNIS
  • GAYA HIDUP
    • BEAUTY
    • SELEBRITI
    • FILM & MUSIK
    • KESEHATAN
    • PARENTING
    • SERBA SERBI
  • OLAHRAGA
  • HUKUM
    • XPRESSLAW
  • PENDIDIKAN
  • VIDEO
  • EPAPER
  • OPINI
  • RAMADAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEGAPOLITAN
  • REGIONAL
    • BANTEN
    • TANGERANG SELATAN
    • TANGERANG RAYA
  • POLITIK
    • PILKADA 2024
  • PENDIDIKAN
  • EXPLORE TANGSEL
    • KULINER
    • WISATA
    • KOMUNITAS
  • EKONOMI
    • UMKM
    • EKONOMI BISNIS
  • GAYA HIDUP
    • BEAUTY
    • SELEBRITI
    • FILM & MUSIK
    • KESEHATAN
    • PARENTING
    • SERBA SERBI
  • OLAHRAGA
  • HUKUM
    • XPRESSLAW
  • PENDIDIKAN
  • VIDEO
  • EPAPER
  • OPINI
  • RAMADAN
No Result
View All Result
tangselxpress.com
No Result
View All Result
Home OPINI

DISWAY: Relawan Tahalele

Jerome Tambunan by Jerome Tambunan
Maret 25, 2025
in NEWS, OPINI
Reading Time: 3min read
disway relawan tahalele

Foto: Disway

96
SHARES
2.4k
VIEWS

Oleh: DAHLAN ISKAN
Sang Begawan Media

 

Anda sudah bisa operasi jantung di Kupang, NTT. Juga bisa pilih di Tarakan, Kaltara.

Kemustahilan itu sudah jadi kenyataan. Tiga bulan terakhir sudah tiga orang operasi jantung di Kupang. Lima orang di Tarakan.

Anda sudah tahu: di Kupang kini sudah ada rumah sakit ”bintang empat”. Besar. Mewah. Lengkap. Milik pemerintah pusat: rumah sakit Vertikal (RSV) Ben Mboi.

Di Tarakan, RS-nya milik daerah: RSUD dr Yusuf SK. Tapi pemerintah pusat membantu peralatan jantung dan bedahnya.

Ben Mboi, Anda sudah tahu: gubernur NTT yang legendaris di masa awal pembangunan Indonesia. Kesayangan Presiden Soeharto.

Sedang Yusuf SK saya bersahabat baik saat dokter itu masih hidup: wali kota Tarakan yang membangunkan kota itu dari tidurnya. Perannya mirip dengan bupati Azwar Anas untuk Banyuwangi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memang membangun empat RS Vertikal: Surabaya, Kupang, Makassar dan Jayapura. Di masa Covid-19 pemerintah pusat memang mengalami kesulitan di banyak daerah: tidak punya rumah sakit yang bisa dikendalikan pusat. Pusat sering merasa ”makan hati” tidak bisa melaksanakan keinginannya di daerah –kalah dengan ego kepala daerah.

Di samping membangun empat RSV itu Menkes juga membeli 146 mesin cath lab untuk jantung. Disebarkan ke berbagai rumah sakit milik daerah. Heboh. Ditentang. Didemo. Di-bully. Dihambat. Salah satunya sampai jadi kasus hukum yang melibatkan TikTok seperti terjadi di Pangkalpinang, Bangka (Disway 20 Maret 2025).

BACA JUGA :  Gunung Ile Lewotolok Alami Erupsi Sebanyak 49 Kali, Warga NTT Diminta Waspada!

Belum semua RSV selesai dibangun. Yang sudah jadi pun ada yang belum bisa dioperasikan. Yang di Surabaya, misalnya, sudah kelihatan selesai tapi belum dapat izin operasional. Ketegangan terjadi di mana-mana. Ada yang terlihat nyata, ada yang tegang di bawah selimut.

Di Kupang sendiri sebenarnya sudah ada rumah sakit besar: RSUD dr Johannes. Sudah punya cath lab. Sudah bisa pasang ring di jantung, tapi belum bisa lakukan operasi jantung. Nama Johannes diambil dari ahli radiologi pertama Indonesia kelahiran Rote, NTT. Lahir 1895, meninggal di usia 52 tahun di Den Haag, Belanda.

Membangun gedung mudah: asal punya uang. Membeli peralatan tidak sulit: asal punya uang. Persoalan terberatnya: mencari orang –pun di negeri yang jumlah penduduknya 280 juta.

Jumlah ahli bedah jantung hanya 230 orang –65 persennya hanya mau di Jakarta. Belum lagi ahli anestesi khusus jantung. Juga ahli menjalankan mesin dan instrumennya. Pun perawat khusus paska operasi jantung. Program Wajib Kerja Sarjana II (WKS II) sudah telanjur dihapus di masa Presiden SBY. Yakni kewajiban bagi yang baru lulus spesialis mengabdi di daerah.

Waktu itu banyak spesialis ke daerah untuk menganggur: tidak ada alat yang diperlukan spesialis tersebut. Kini alatnya ada. Spesialisnya yang kurang.

BACA JUGA :  Awas, Jangan Sembarangan Menggerus Obat, Ini Bahayanya!

Rumah sakit besar sudah telanjur jadi. Peralatan sudah telanjur dibeli. Program ini seperti kelihatan dipaksakan. Untuk maju kadang memang perlu pemaksaan. Pemaksaan sering membuat kejengkelan.

Akhirnya menkes menemukan akal: mencari relawan ahli. Mereka dijadikan pengampu khusus operasi bedah jantung.

Satu pengampu untuk delapan rumah sakit. Agar alat yang dibeli tidak menua karatan.

Salah satu relawan ahli itu: Prof Dr Paul Tahalele. Sahabat lama. Sesama Bonek Karatan –sebutan untuk penggila Persebaya sampai hari kiamat. Ia orang Ambon, kelahiran Lombok, lulusan fakultas kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

Paul Tahalele sudah tergolong ”ayatullah” untuk urusan bedah jantung di Indonesia. Usianya sudah 77 tahun tapi terlihat lebih muda dari saya –mungkin karena ia punya grup band D’Professor. Hobinya memang sepak bola dan menyanyi.

Di usia itu kini Paul Tahalele harus terbang ke sana ke mari. Tidak dibayar. Hanya dibelikan tiket dan disediakan penginapan. Ke Kupang. Ke Tarakan. Ke Ambon. RSV Kupang berada di bawah pengampuannya. Pun RSUD Tarakan. Masih ada RSUD Ambon, Sulbar, Gorontalo, Palu, Papua, dan Maluku Utara.

Tentu pemerintah beruntung menemukan relawan yang mau mengampu RS di Indonesia Timur. Paul sendiri dari sana. Biasa melihat kemiskinan dan kekurangan. Itu pula yang membuatnya jadi jagoan. Paul pernah melakukan operasi jantung hampir tanpa alat di Papua. Pengalaman itu sudah ia bukukan. Satu dari 25 buku yang ia tulis tentang itu.

BACA JUGA :  DISWAY: Oplosan Blending

Paul pun kembali jadi guru di daerah-daerah itu. Guru, mentor, dan sekaligus pengawas. Ia punya kelebihan dalam cara mendidik. Salah satu gelar doktornya di bidang pendidikan.

“Saya didik SDM di RS-RS ampuan saya dengan cara Jerman,” ujar Paul kemarin malam. Paul memang mendapat gelar doktor (PhD) bedah jantung di Jerman. Di bawah asuhan ahli bedah jatung terkemuka dunia: Prof Dr Juergen von der Emde.

Setiap ke Jerman Paul masih diwajibkan makan siang di rumah profesornya itu. Kini sang profesor sudah berusia 92 tahun.

Begitu antusias Paul bercerita. Tentang apa saja. Saya sebenarnya sudah mengantuk untuk kisah pengabdiannya kali ini. Sudah pukul 23.00. Belum istirahat sehari penuh. Baru selesai pula jadi tuan rumah berbuka puasa lebih 200 orang di rumah saya. Tapi saya lihat Paul belum mengantuk. Padahal baru mendarat dari Kupang via Denpasar. Pesawatnya mendarat terlambat. Terkena badai. Membayangkan betapa lelahnya Paul membuat saya malu mengantuk.

Untuk maju sering harus dipaksa. Termasuk dipaksa untuk tidak mengantuk.(*)

 

Tulisan ini sudah tayang di Disway.id

Tags: Budi Gunadi Sadikindahlan iskandiswayGorontaloKupangMaluku UtaraMenteri KesehatanNTTPaluPapuapresiden soehartoSUD AmbonSulbar
Previous Post

Gelar RUPST 2025, BRI Bagikan Dividen Rp51,73 Triliun dan Bersiap Lakukan Buyback Rp3 Triliun

Next Post

Prakiraan Cuaca Kota Tangsel Hari Ini: Hujan Ringan di Empat Wilayah

Related Posts

Resmi jadi Tersangka, Selebgram Lisa Mariana Unggah Kemesraan dengan Mantan Suami
SELEBRITI

Resmi jadi Tersangka, Selebgram Lisa Mariana Unggah Kemesraan dengan Mantan Suami

Oktober 20, 2025
136
Cek Rekening Sekarang, Bansos Bulan Desember 2024 Sudah Cair!
NASIONAL

Bansos Senilai Rp30 Triliun Siap Cair untuk 35 Juta Keluarga, Mulai Senin Ini

Oktober 20, 2025
3.1k
Perkuat Akses Hunian Terjangkau, Ini Strategi BRI Jaga Kualitas Pembiayaan KPR Subsidi
ADVERTORIAL

Perkuat Akses Hunian Terjangkau, Ini Strategi BRI Jaga Kualitas Pembiayaan KPR Subsidi

Oktober 20, 2025
3.4k
Sekda Tangsel Dampingi Seskab dan Mensos Tinjau Sekolah Rakyat Menengah Atas di Serpong Utara
TANGERANG SELATAN

Sekda Tangsel Dampingi Seskab dan Mensos Tinjau Sekolah Rakyat Menengah Atas di Serpong Utara

Oktober 20, 2025
2.9k
Lima Tips Bangkitkan Semangat Kerja Pasca Libur Lebaran
PENDIDIKAN

Pengaruh Kuliah Terhadap Pola Pikir dan Kesiapan Menghadapi Dunia Kerja

Oktober 20, 2025
2.8k
Presiden Pimpin Sidang Kabinet Paripurna Hari Ini, Tepat Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran
NASIONAL

Presiden Pimpin Sidang Kabinet Paripurna Hari Ini, Tepat Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran

Oktober 20, 2025
136
Next Post
hujan deras

Prakiraan Cuaca Kota Tangsel Hari Ini: Hujan Ringan di Empat Wilayah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • ABOUT US
  • Redaksi
  • Indeks Berita
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Media Siber

© 2022 TangselXpress.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEGAPOLITAN
  • REGIONAL
    • BANTEN
    • TANGERANG SELATAN
    • TANGERANG RAYA
  • POLITIK
    • PILKADA 2024
  • PENDIDIKAN
  • EXPLORE TANGSEL
    • KULINER
    • WISATA
    • KOMUNITAS
  • EKONOMI
    • UMKM
    • EKONOMI BISNIS
  • GAYA HIDUP
    • BEAUTY
    • SELEBRITI
    • FILM & MUSIK
    • KESEHATAN
    • PARENTING
    • SERBA SERBI
  • OLAHRAGA
  • HUKUM
    • XPRESSLAW
  • PENDIDIKAN
  • VIDEO
  • EPAPER
  • OPINI
  • RAMADAN

© 2022 TangselXpress.com