• ABOUT US
  • Redaksi
  • Indeks Berita
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Media Siber
tangselxpress.com
Senin, 10 November, 2025
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEGAPOLITAN
  • REGIONAL
    • BANTEN
    • TANGERANG SELATAN
    • TANGERANG RAYA
  • POLITIK
    • PILKADA 2024
  • PENDIDIKAN
  • EXPLORE TANGSEL
    • KULINER
    • WISATA
    • KOMUNITAS
  • EKONOMI
    • UMKM
    • EKONOMI BISNIS
  • GAYA HIDUP
    • BEAUTY
    • SELEBRITI
    • FILM & MUSIK
    • KESEHATAN
    • PARENTING
    • SERBA SERBI
  • OLAHRAGA
  • HUKUM
    • XPRESSLAW
  • PENDIDIKAN
  • VIDEO
  • EPAPER
  • OPINI
  • RAMADAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEGAPOLITAN
  • REGIONAL
    • BANTEN
    • TANGERANG SELATAN
    • TANGERANG RAYA
  • POLITIK
    • PILKADA 2024
  • PENDIDIKAN
  • EXPLORE TANGSEL
    • KULINER
    • WISATA
    • KOMUNITAS
  • EKONOMI
    • UMKM
    • EKONOMI BISNIS
  • GAYA HIDUP
    • BEAUTY
    • SELEBRITI
    • FILM & MUSIK
    • KESEHATAN
    • PARENTING
    • SERBA SERBI
  • OLAHRAGA
  • HUKUM
    • XPRESSLAW
  • PENDIDIKAN
  • VIDEO
  • EPAPER
  • OPINI
  • RAMADAN
No Result
View All Result
tangselxpress.com
No Result
View All Result
Home OPINI

DISWAY: Lubang Sama

Hadi Ismanto by Hadi Ismanto
Maret 6, 2025
in NEWS, OPINI
Reading Time: 3min read
ethiopia

Foto: Disway

87
SHARES
2.9k
VIEWS

Oleh: DAHLAN ISKAN
Sang Begawan Media

 

Ethiopia tidak akan mau melepas region Tigray untuk merdeka.

Sudah dua kali Ethiopia pernah masuk lubang yang sama: melepaskan region Eritrea dan Djibouti. Bahkan tiga kali: melepaskan Somalia. Akibatnya: Ethiopia terisolasi. Tidak bisa punya pelabuhan. Wilayah pinggir lautnya sudah lepas semua.

Tigray tidak di pinggir laut. Tapi kalau sampai lepas itu membuat Ethiopia kian jauh dari laut.

Perdamaian dengan Eritrea sudah dilakukan. Satu hadiah Nobel Perdamaian sudah didapat oleh tokoh muda Ethiopia yang sejak 10 tahun lalu jadi perdana menteri: Abiy Ahmed.

Pascaperdamaian itu mestinya Ethiopia bisa menggunakan pelabuhan di Eritrea. Terhalang Tigray yang belum aman.

Kalau Ethiopia bisa nenggunakan pelabuhan Eritrea arus barang bisa lebih lancar. Sekaligus bisa untuk meningkatkan ekonomi region Tigray yang paling miskin –pusat kelaparan di zaman lagunya Iwan Fals.

Keinginan Tigray merdeka memang masih hidup. Saya menangkap aspirasi seperti itu masih besar.

Tapi untuk apa? Region ini akan semakin terisolasi. Tidak punya sumber ekonomi selain pertanian, itu pun di gunung batu. Tetangganya, negara Eritrea lebih miskin lagi. Pastilah keinginan merdeka bukan untuk menguasai sumber ekonomi. Rasanya murni soal keadilan. Bercampur kesukuan. Tigray minoritas. Enam persen dari jumlah penduduk negara. Sulit dapat posisi penting di pusat.

Rasanya perlu ada MBG di Tigray. Agar murid sekolah pandai. Kelak, biar minoritas, tapi pandai. Bisa ikut berkuasa di pusat.

BACA JUGA :  DISWAY: Critical Parah

Sebelum terganggu krisis moneter tiga tahun terakhir kebangkitan Ethiopia sungguh luar biasa. Pun dalam pemikiran. Misalnya: bagaimana mengatasi isolasinya itu. Tidak harus perang merebut wilayah pantai bekas miliknya. Itu hanya akan menambah kesengsaraan.

Abiy Ahmed, keturunan Islam yang beragama Kristen, memilih “jalan bisnis”: Ethiopia membeli saham perusahaan pelabuhan di Djibouti. Ikut join bersama investor asing dari Tiongkok dan Dubai.

Dengan jalan bisnis itu Ethiopia tidak bisa lagi disebut tidak punya pelabuhan.

Sebagai pemegang saham di pelabuhan Djibouti, Ethiopia bisa ikut berperan dalam mengatur pelabuhan di negara tetangga.

Pelabuhan perlu muatan. Perlu banyak kapal yang datang dan pergi. Jibouti negara kecil. Tidak perlu banyak barang. Ethiopia jauh lebih besar. Penduduknya terbesar kedua di Afrika setelah Nigeria. Perlu banyak barang.

Dengan pelabuhan besar itu Djibouti bisa menghidupi Ethiopia. Ethiopia menghidupi Djibouti. Alangkah indahnya kerja sama. Dibanding perang. Jalan kereta pun dibangun. Dari pelabuhan besar Djibouti ke daratan Ethiopia di belakangnya.

Model itu rasanya harus bisa juga dilakukan bersama Eritrea. Tapi kalau Tigray sampai merdeka terhalang wilayah Tigray. Padahal untuk memajukan ekonomi Eritrea –dan Tigray—kerja sama bisnis model Ethiopia-Djibouti harus terjadi. Mungkin Tiongkok bisa jadi makcomblang tersembunyi untuk kemakmuran wilayah termiskin ini. Atau Turki. Pengaruh Turki juga sangat besar di Ethiopia.

Meski sudah lebih memilih “jalan bisnis” Ethiopia masih juga dicurigai: jadi dalang gerakan merdeka di wilayah pantai lainnya: Somalialand.

BACA JUGA :  DISWAY: Lukisan Aktivis

Sekarang ini Somalialand jadi bagian negara miskin Somalia. Lalu ingin merdeka: Republik Somalialand. Masalahnya: dulu, sultan Somalialand sendiri yang secara sukarela ingin bergabung menjadi bagian Somalia. Setiap ada gerakan merdeka di Somalialand, Ethiopia dituduh sebagai provokatornya.

Pemikiran besar Ethiopia lainnya Anda sudah tahu: membangun dam raksasa. Diberi nama: Dam Kebangkitan. Renaissance Dam.

Letaknya Anda juga sudah tahu: di dekat perbatasan dengan Sudan.

Yang dibendung adalah sungai Nil. Hulu sungai Nil.

Dulu saya hanya tahu sungai Nil itu sungai terpanjang di dunia yang ada di Mesir. Ternyata hulunya ada di pedalaman Ethiopia.

Mesir marah besar. Hilir sungai Nil memang di Mesir. Air sungainya penting bagi pertanian di pedalaman Mesir. Bendungan itu bisa mengurangi air irigasi petani di sana.

Kalau ekornya di Ethiopia dan kepalanya di Mesir, tubuh sungai Nil ada di Sudan. Sudan tidak marah. Justru senang. Banjir besar yang selama ini melanda sebagian Sudan tidak terjadi lagi.

Ethiopia menyadari bendungan itu akan mengganggu pertanian di Mesir. Tapi hanya sementara. Sampai semua air dari hulu memenuhi waduk rakasasa itu. Setelah waduk penuh, air ke Mesir akan normal lagi.

Bendungan itu menghasilkan listrik. Listrik dan air adalah sumber kehidupan. Maka Ethiopia pun kini memiliki sumber kehidupan yang jelas. Wilayah pertaniannya dapat pengairan lebih baik. Listriknya untuk industrialisasi.

BACA JUGA :  Aksi Tawuran di Bulan Ramadhan, Polisi Amankan Anak-anak di Bawah Umur di Kosambi

Bendungan itu kini sudah jadi. Dibangun oleh Itali. Waduknya sudah penuh. Kemarahan Mesir mestinya reda: belum. Waktu saya di Addis Ababa ini Mesir masih memboikot pertemuan penting di ibu kota Ethiopia. Yakni untuk membicarakan pemanfaatan bendungan oleh negara sekitar.

Tentu Anda tahu: saya ke Addis Ababa bukan untuk pertemuan itu. Apalagi mewakili perusuh Disway. Tapi saya begitu ingin ke bendungan itu. Tahun depan.

Saya ingin membandingkan dengan bendungan raksasa di Yichang, Tiongkok: Three Georges Dam.

Saya sudah tiga kali ke dam di dekat Chongqing itu. Sejak di awal pembangunannya. Lalu di awal operasi sebagiannya. Terakhir setelah sepenuhnya jadi.

Di Yichang, tiga kabupaten ditenggelamkan untuk waduk. Satu setengah juta penduduk dipindah. 30.000 MW listrik dihasilkan –hampir separo keperluan listrik seluruh Indonesia saat ini. Banjir besar yang dulu melanda lebih 10 kabupaten di dekat Wuhan pun tidak terjadi lagi.

Bendungan Kebangkitan di Ethiopia tidak sebesar itu. Tapi sudah yang terbesar di seluruh benua Afrika.

Kini ekonomi Ethiopia memang lagi sakit. Dari pengalaman Indonesia di zaman Orde Baru sakit seperti ini akan sembuh dalam satu tahun. Begitulah dulu. Dari devaluasi ke devaluasi rupiah.

Sakitnya tidak sampai di seluruh tubuh seperti dulu. Sakitnya tuh hanya di sini: di kenaikan harga-harga. Lalu terbiasa. (*)

 

Tulisan ini sudah tayang di Disway.id

Tags: dahlan iskandiswayethiopiasomaliatigray
Previous Post

Tanggap Bencana Banjir Jabodetabek, BRI Peduli Gerak Cepat salurkan Bantuan Bagi Warga Terdampak

Next Post

Dikritik Masyarakat, Polri Bakal Evaluasi Penggunaan Sirene Patwal

Related Posts

Dalam Rangka Hari Pahlawan: Naik Whoosh Lebih Hemat Mulai Rp200 Ribu!
NASIONAL

Dalam Rangka Hari Pahlawan: Naik Whoosh Lebih Hemat Mulai Rp200 Ribu!

November 9, 2025
134
Tangsel Flona Festival 2025 Tumbuhkan Cinta dan Kreativitas Lewat Anggrek
TANGERANG SELATAN

Tangsel Flona Festival 2025 Tumbuhkan Cinta dan Kreativitas Lewat Anggrek

November 9, 2025
3k
BRI Hadirkan Ratusan Pengusaha UMKM Binaan dalam Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro
ADVERTORIAL

BRI Hadirkan Ratusan Pengusaha UMKM Binaan dalam Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro

November 9, 2025
4k
Peringatan Hari Jadi Kelurahan Kedaung Tangsel, Pilar Tekankan Kebersamaan hingga Kebersihan Lingkungan
TANGERANG SELATAN

Peringatan Hari Jadi Kelurahan Kedaung Tangsel, Pilar Tekankan Kebersamaan hingga Kebersihan Lingkungan

November 9, 2025
3.2k
Gus Ipul Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Pastikan Negara Beri Bantuan
MEGAPOLITAN

Gus Ipul Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Pastikan Negara Beri Bantuan

November 9, 2025
2.9k
Ledakan di SMAN 72 Jakarta: 67 Korban Sudah Pulang, 29 Masih Dirawat
MEGAPOLITAN

Ledakan di SMAN 72 Jakarta: 67 Korban Sudah Pulang, 29 Masih Dirawat

November 9, 2025
139
Next Post

Dikritik Masyarakat, Polri Bakal Evaluasi Penggunaan Sirene Patwal

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • ABOUT US
  • Redaksi
  • Indeks Berita
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Media Siber

© 2022 TangselXpress.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEGAPOLITAN
  • REGIONAL
    • BANTEN
    • TANGERANG SELATAN
    • TANGERANG RAYA
  • POLITIK
    • PILKADA 2024
  • PENDIDIKAN
  • EXPLORE TANGSEL
    • KULINER
    • WISATA
    • KOMUNITAS
  • EKONOMI
    • UMKM
    • EKONOMI BISNIS
  • GAYA HIDUP
    • BEAUTY
    • SELEBRITI
    • FILM & MUSIK
    • KESEHATAN
    • PARENTING
    • SERBA SERBI
  • OLAHRAGA
  • HUKUM
    • XPRESSLAW
  • PENDIDIKAN
  • VIDEO
  • EPAPER
  • OPINI
  • RAMADAN

© 2022 TangselXpress.com