TANGSELXPRESS – Masa pra-pubertas adalah fase yang perlu diperhatikan pada pertumbuhan seorang anak. Di fase ini, anak-anak mulai beranjak dewasa dan mengalami berbagai perubahan. Lantas apa saja yang dialami remaja pada masa pra pubertas?
Pra pubertas seorang anak biasanya terjadi pada usia 8 hingga 12 tahun, tergantung pada kondisi setiap anak. Masa pra-pubertas menjadi tahap transisi di mana tubuh dan pikiran anak mempersiapkan diri untuk memasuki masa pubertas yang sebenarnya.
Banyak perubahan terjadi saat anak memasuki masa pra pubertas, baik secara fisik, emosional, maupun sosial.
Sebagai orangtua, Anda perlu memahami apa yang dialami remaja pada masa pra pubertas. Langkah ini sangat penting agar Anda bisa memberikan dukungan yang tepat bagi kehidupan remaja.
Apa saja yang dialami remaja pada masa pra pubertas?
Anak-anak yang telah menginjak fase remaja mulai terlihat perubahannya, baik secara fisik, perilaku, maupun kondisi mentalnya. Berikut ini beberapa hal yang dialami remaja di masa pra pubertas yang perlu dipahami orangtua, guru, dan orang dewasa lainnya:
Perubahan fisik pada masa pra-pubertas
Salah satu ciri utama masa pra-pubertas adalah perubahan fisik yang mulai terlihat secara bertahap. Pada anak perempuan, tanda-tanda awal biasanya berupa pertumbuhan payudara kecil yang disebut sebagai tunas payudara (breast buds).
Selain itu, mereka mungkin mulai mengalami pertumbuhan rambut halus di area ketiak dan kemaluan.
Pada anak laki-laki, testis dan skrotum mulai membesar, meskipun perubahan ini mungkin lebih sulit terlihat dibandingkan anak perempuan. Selain itu, kedua jenis kelamin biasanya mengalami percepatan pertumbuhan tubuh yang signifikan.
Mereka bisa mengalami lonjakan tinggi badan dalam waktu singkat atau yang sering disebut sebagai “growth spurt”. Tulang dan otot akan berkembang, sehingga tubuh mereka mulai terlihat lebih dewasa.
Perubahan emosional pada masa pra-pubertas
Selain perubahan fisik, masa pra-pubertas juga ditandai dengan perubahan emosional yang signifikan.
Anak-anak mungkin mulai lebih sering merasakan suasana hati yang berubah-ubah atau dikenal dengan istilah mood swings.
Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi di dalam tubuh mereka. Kadang mereka merasa sangat bersemangat dan bahagia, tetapi di saat lain bisa menjadi lebih mudah marah, sedih, atau cemas.
Pada masa ini, anak-anak juga mulai mengembangkan rasa ingin tahu yang lebih besar tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitar.
Mereka mulai mempertanyakan identitas mereka dan bagaimana mereka cocok dalam kelompok sosial mereka.
Perubahan sosial pada masa pra-pubertas
Secara sosial, anak-anak pada masa pra-pubertas mulai menunjukkan ketertarikan yang lebih besar terhadap hubungan dengan teman sebaya.
Mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman mereka dan menjadikan pendapat teman sebaya lebih penting.
Perasaan ingin diterima dalam kelompok sosial mulai berkembang, dan mereka mungkin mulai menghadapi tekanan sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada masa ini, anak-anak juga mulai membandingkan diri mereka dengan orang lain. Mereka lebih sadar akan penampilan fisik mereka dan bagaimana mereka dilihat oleh orang lain.
Proses ini bisa memengaruhi rasa percaya diri dan perkembangan citra diri mereka. Oleh karena itu, dukungan dari orangtua, keluarga dan lingkungan sangat penting untuk membantu mereka memahami bahwa setiap individu unik dan berharga.
Demikianlah jawaban dari apa yang dialami remaja pada masa pra pubertas. Dengan memahami apa yang dialami remaja pada masa pra-pubertas, orangtua dan orang-orang terdekat diharapkan dapat memberikan dukungan yang tepat.