KEBIJAKAN dividen merupakan keputusan tentang bagaimana penggunaan laba yang menjadi hak dari pemilik saham, yang diambil oleh manajemen keuangan untuk menentukan besarnya perbandingan laba yang dibagikan kepada para pemilik saham dalam bentuk dividen tunai maupun dividen saham.
Kebijakan dividen berimbas pada pengelolaan laba, yaitu antara membayar dividen kepada para pemilik saham atau menginvestasikan kembali dalam perusahaan. Kebijakan ini mencangkup berbagai aspek, termasuk apakah perusahaan akan membayar dividen, seberapa sering dividen akan dibayarkan, dan jumlah dividen yang akan dibayarkan.
Umumnya, dividen yang diberikan adalah berupa uang kas atau saham biasa. Dividen merupakan salah satu daya tarik yang membuat investor mau menginvestasikan uangnya ke dalam saham persero. Baik dividen tunai maupun dividen saham akan berdampak pada pengurangan laba ditahan.
Faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
Kebijakan dividen adalah keputusan strategis perusahaan untuk membagi laba kepada pemegang saham, dipengaruhi oleh:
- Likuiditas dan Arus Kas: Dividen bergantung pada ketersediaan kas yang cukup tanpa mengorbankan operasional.
- Pajak: Tarif pajak tinggi pada dividen dapat mendorong perusahaan mengurangi atau menunda pembayaran dividen.
- Kebutuhan Pemegang Saham: Preferensi pemegang saham, terutama yang mengandalkan pendapatan tetap, memengaruhi kebijakan dividen.
- Likuiditas dan Arus Kas: Dividen bergantung pada ketersediaan kas yang cukup tanpa mengorbankan operasional.
- Pajak: Tarif pajak tinggi pada dividen dapat mendorong perusahaan mengurangi atau menunda pembayaran dividen.
- Kebutuhan Pemegang Saham: Preferensi pemegang saham, terutama yang mengandalkan pendapatan tetap, memengaruhi kebijakan dividen.
PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) merupakan produsen air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek Cleo, yang telah mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp60 miliar kepada para pemegang sahamnya. Pembagian deviden ini setara dengan 20% dari laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2023.
Selain melakukan ekspansi, Cleo juga membuka tiga pabrik baru di Pontianak, Pekanbaru, dan Palu. Namun, CLEO tetap berkomitmen memberikan apresiasi kepada investornya melalui pembagian dividen. Dengan penambahan pabrik tersebut, total pabrik yang dimiliki perseroan akan mencapai 35 unit pada akhir tahun 2024. Untuk mendukung ekspansi ini, CLEO telah menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp450 miliar pada tahun 2024.
Pada tahun 2023, CLEO mencatat peningkatan penjualan bersih sebesar 24,85 persen menjadi Rp2,09 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,67 triliun. Selain itu, pada kuartal pertama 2024, penjualan bersih perseroan meningkat 38 persen year-on-year (YoY) dari Rp455,4 miliar menjadi Rp626,5 miliar, sementara laba bersih tumbuh signifikan sebesar 92 persen YoY dari Rp59,9 miliar menjadi Rp115,3 miliar.
Cleo membagikan deviden untuk bentuk penghargaan perseroan terhadap para pemegang saham yang telah berinvestasi di CLEO. CEO CLEO Melisa Patricia mengatakan pembagian sebagian laba bersih sebagai dividen tidak akan menghalangi kegiatan ekspansi yang terus dilakukan perusahaan.
Selain fokus pada ekspansi dan kinerja keuangan, CLEO juga aktif mendukung bisnis UMKM lokal dengan mengadakan festival kuliner tahunan di berbagai wilayah Indonesia. Tahun ini, festival kuliner CLEO diselenggarakan di Semarang pada 25-26 Mei 2024 dengan tema “Murni Rasa Nusantara”, menghadirkan 100 tenant kuliner dan UMKM lokal, serta dimeriahkan dengan acara fun walk dan pembagian doorprize.
Keputusan PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) untuk tetap membagikan dividen sebesar Rp60 miliar di tengah ekspansi besar-besaran mencerminkan kepercayaan diri manajemen terhadap fundamental perusahaan. Langkah ini bukan hanya menjadi kabar baik bagi para pemegang saham, tetapi juga menunjukkan bagaimana CLEO mampu mengelola prioritas strategisnya dengan efektif.
Pentingnya Keseimbangan Dividen dan Ekspansi
Di dunia korporasi, perusahaan sering dihadapkan pada dilema antara membagikan dividen kepada pemegang saham atau menginvestasikan laba untuk pertumbuhan jangka panjang. CLEO berhasil melakukan keduanya. Pembagian dividen ini menjadi bukti nyata bahwa perusahaan memiliki arus kas yang sehat dan strategi ekspansi yang terencana dengan baik.
Namun, tantangannya adalah memastikan bahwa ekspansi tersebut benar-benar memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan perusahaan di masa depan. Dengan rencana membuka tiga pabrik baru dan belanja modal sebesar Rp450 miliar, CLEO menunjukkan komitmennya untuk terus memperluas jangkauan pasarnya. Hal ini akan menjadi kunci untuk mempertahankan posisi kompetitifnya di industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Efisiensi Operasional sebagai Fondasi
Integrasi vertikal yang dilakukan CLEO untuk mengambil alih kendali distribusi dari mitra eksternal menunjukkan langkah yang cerdas. Dalam industri yang sangat bergantung pada efisiensi logistik, kendali atas rantai distribusi menjadi aset strategis. Langkah ini berpotensi meningkatkan margin keuntungan sekaligus mempercepat distribusi produk ke berbagai wilayah.
Risiko yang Perlu Dikelola
Meski strategi CLEO terlihat menjanjikan, risiko tetap ada. Perusahaan harus memastikan bahwa belanja modal yang besar tidak membebani keuangan dalam jangka panjang, terutama jika ekspansi pabrik tidak memberikan hasil sesuai ekspektasi. Selain itu, tekanan kompetitif dari merek lain di pasar AMDK yang semakin padat bisa menjadi tantangan serius.
Kesimpulan: Posisi Strategis yang Menjanjikan
CLEO telah menunjukkan bahwa mereka memiliki fondasi bisnis yang kuat dan strategi yang terukur. Langkah untuk tetap membagikan dividen sembari menjalankan ekspansi besar-besaran mencerminkan visi jangka panjang perusahaan. Dengan pengelolaan risiko yang tepat dan pelaksanaan strategi yang efektif, CLEO berada di jalur yang baik untuk terus tumbuh dan memberikan nilai tambah bagi pemegang sahamnya.
Langkah ini juga menjadi contoh bagi perusahaan lain bahwa ekspansi dan pemberian dividen tidak harus menjadi dua hal yang saling bertentangan. Ketika dikelola dengan baik, keduanya justru dapat berjalan seiring untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Penulis:
- Mega Kusuma Citra
- Rif’atul Huda
- Rima Anjalani
- Supyati Letsoin
- Tika Christanti Purwanto
Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.