AUDIT merupakan proses sistematis untuk menilai dan mengevaluasi suatu entitas, baik itu perusahaan, organisasi, atau sistem. Audit field work, atau pekerjaan lapangan audit, merupakan bagian integral dari proses audit yang melibatkan pengumpulan bukti audit secara langsung di lokasi yang diaudit. Tahap ini kritis karena menghasilkan bukti yang digunakan untuk membentuk opini auditor. Makalah ini akan membahas secara singkat mengenai audit field work, mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan tantangan yang dihadapi.
Audit field work, atau pekerjaan lapangan audit, adalah jantung dari proses audit. Ini adalah fase di mana auditor secara langsung terlibat dalam pengumpulan bukti audit di lokasi yang diaudit. Bukti ini kemudian digunakan untuk membentuk opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan atau aspek lain yang diaudit. Proses ini sangat penting karena memberikan pemahaman langsung tentang operasi dan pengendalian internal klien.
Tinjauan Pustaka
Audit field work diawali dengan perencanaan yang matang. Perencanaan meliputi penentuan ruang lingkup audit, identifikasi risiko, dan pengembangan program audit. Program audit menjabarkan prosedur audit yang akan dilakukan, termasuk pengujian substantif dan pengujian pengendalian.
Pengujian substantif bertujuan untuk memverifikasi saldo akun dan transaksi, sementara pengujian pengendalian mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal klien.Perencanaan audit field work merupakan langkah awal yang kritis.
Auditor harus memahami tujuan audit, mengidentifikasi risiko audit yang signifikan, dan mengembangkan program audit yang komprehensif. Program audit ini berfungsi sebagai peta jalan untuk pelaksanaan audit field work, menjabarkan prosedur audit yang akan dilakukan, serta teknik pengumpulan bukti yang akan digunakan.
Selama pelaksanaan audit field work, auditor mengumpulkan bukti audit melalui berbagai teknik, seperti observasi, wawancara, inspeksi dokumen, dan konfirmasi. Auditor harus memastikan bahwa bukti yang dikumpulkan relevan, andal, dan cukup untuk mendukung opini audit. Dokumentasi yang memadai sangat penting untuk mencatat semua prosedur audit yang dilakukan dan temuan yang diperoleh.
Auditor menggunakan berbagai teknik untuk mengumpulkan bukti audit selama field work, seperti:
- Inspeksi Dokumen: Memeriksa dokumen asli seperti faktur, nota, dan kontrak untuk memverifikasi transaksi dan saldo akun.
- Observasi: Memperhatikan kegiatan operasional klien untuk memahami proses bisnis dan pengendalian internal.
- Wawancara: Berkomunikasi dengan karyawan klien, manajemen, dan pihak terkait untuk memperoleh informasi dan pemahaman tentang transaksi dan proses bisnis.
- Konfirmasi: Meminta konfirmasi tertulis dari pihak ketiga, seperti bank, pemasok, dan pelanggan, untuk memverifikasi saldo akun dan transaksi.
- Prosedur Analitis: Menganalisis data keuangan dan non-keuangan untuk mengidentifikasi tren dan anomali yang memerlukan investigasi lebih lanjut.
Auditor juga harus mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan audit field work, seperti keterbatasan waktu, akses ke informasi, dan kerjasama dari pihak yang diaudit. Kemampuan auditor untuk berkomunikasi secara efektif dengan pihak yang diaudit sangat penting untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbul.
Pengujian substantif merupakan prosedur audit yang dirancang untuk memverifikasi saldo akun dan transaksi. Beberapa contoh pengujian substantif meliputi:
- Pengujian Saldo: Memeriksa saldo akun seperti kas, piutang, dan persediaan untuk memastikan kewajarannya.
- Pengujian Transaksi: Memeriksa transaksi individu, seperti penjualan, pembelian, dan penerimaan kas, untuk memverifikasi keakuratan dan kelengkapannya.
Pengujian pengendalian internal bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal klien. Auditor mencari bukti bahwa pengendalian internal dirancang dan diterapkan dengan baik, dan berfungsi sebagaimana mestinya. Contoh pengujian pengendalian internal meliputi:
- Pengujian Dokumen: Memeriksa dokumen untuk memastikan bahwa pengendalian internal diterapkan sesuai prosedur.
- Observasi: Memperhatikan pelaksanaan pengendalian internal untuk memastikan bahwa mereka diterapkan secara konsisten.
- Wawancara: Berkomunikasi dengan karyawan klien untuk memahami bagaimana pengendalian internal diterapkan dan efektivitasnya.
Pelaksanaan audit field work tidak selalu mudah. Auditor mungkin menghadapi berbagai tantangan, seperti:
- Keterbatasan Waktu: Auditor harus menyelesaikan audit dalam jangka waktu tertentu, yang dapat membatasi waktu yang tersedia untuk pengumpulan bukti.
- Akses ke Informasi: Auditor mungkin menghadapi kesulitan dalam mendapatkan akses ke informasi yang dibutuhkan, terutama jika sistem informasi klien tidak memadai atau jika manajemen tidak kooperatif.
- Kerjasama dari Pihak yang Diaudit: Auditor membutuhkan kerjasama yang baik dari pihak yang diaudit untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbu
Kesimpulan
Audit field work merupakan tahap krusial dalam proses audit. Perencanaan yang matang, pelaksanaan yang teliti, dan dokumentasi yang memadai sangat penting untuk memastikan kualitas dan integritas audit. Auditor harus mampu mengatasi berbagai tantangan yang mungkin dihadapi selama pelaksanaan audit field work untuk menghasilkan opini audit yang andal dan obyektif. Keberhasilan audit field work bergantung pada kompetensi auditor, kerjasama dengan pihak yang diaudit, dan pemahaman yang mendalam terhadap standar audit yang berlaku.
Penulis:
Ika Aulia
Latifah
Pupupt Herawati
Stefanus Jeri Mali
Mahasiswa Universitas Pamulang Prodi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis