• ABOUT US
  • Redaksi
  • Indeks Berita
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Media Siber
tangselxpress.com
Senin, 6 Oktober, 2025
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEGAPOLITAN
  • REGIONAL
    • BANTEN
    • TANGERANG SELATAN
    • TANGERANG RAYA
  • POLITIK
    • PILKADA 2024
  • PENDIDIKAN
  • EXPLORE TANGSEL
    • KULINER
    • WISATA
    • KOMUNITAS
  • EKONOMI
    • UMKM
    • EKONOMI BISNIS
  • GAYA HIDUP
    • BEAUTY
    • SELEBRITI
    • FILM & MUSIK
    • KESEHATAN
    • PARENTING
    • SERBA SERBI
  • OLAHRAGA
  • HUKUM
    • XPRESSLAW
  • PENDIDIKAN
  • VIDEO
  • EPAPER
  • OPINI
  • RAMADAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEGAPOLITAN
  • REGIONAL
    • BANTEN
    • TANGERANG SELATAN
    • TANGERANG RAYA
  • POLITIK
    • PILKADA 2024
  • PENDIDIKAN
  • EXPLORE TANGSEL
    • KULINER
    • WISATA
    • KOMUNITAS
  • EKONOMI
    • UMKM
    • EKONOMI BISNIS
  • GAYA HIDUP
    • BEAUTY
    • SELEBRITI
    • FILM & MUSIK
    • KESEHATAN
    • PARENTING
    • SERBA SERBI
  • OLAHRAGA
  • HUKUM
    • XPRESSLAW
  • PENDIDIKAN
  • VIDEO
  • EPAPER
  • OPINI
  • RAMADAN
No Result
View All Result
tangselxpress.com
No Result
View All Result
Home OPINI

DISWAY: Kokkang Ibunda

sakti by sakti
November 21, 2024
in NEWS, OPINI
Reading Time: 3min read
disway kokkang ibunda

Foto-foto Wahyu Kokkang saat merawat ibunda yang ada di bukunya. Foto: Wahyu Kokkang/Disway

89
SHARES
5.7k
VIEWS

Oleh: DAHLAN ISKAN
Sang Begawan Media

Saya kembali memutari bumi: berangkat ke arah timur (Jakarta-Guangzhou-San Francisco-New York), pulang dari barat (Chicago-Istanbul-Singapura-Jakarta).

Bandara O’Hare belum berubah: sempit, penuh, ruwet, sesak. Bukan karena kecil. Saking banyaknya penerbangan. Terbanyak ketiga setelah New York dan Los Angeles. Bersaing dengan Atlanta.

Kalau malam terlihat lampu pesawat yang mau mendarat seperti berbaris tidak berhenti di udara.

Begitu mendarat di Istanbul, Turki, terasa lapangnya. Juga modernnya. Gemerlapnya. Bandara ini, kata slogan di situ, titik pusatnya dunia. Klaim yang sama juga direbut Dubai, Abu Dhabi, Qatar, Singapura, Hong Kong, dan kelak Riyadh.

Lebih lima jam saya transit di Istanbul. Tidak akan terasa. Apalagi membawa beberapa buku dari Amerika. Juga baru saja dapat kiriman buku elektronik dari sahabat lama, Roy.

Buku elektronik ini kelihatannya lebih menarik untuk dibaca lebih dulu. Penulisnya, saya lebih dari sekadar kenal: Wahyu Kokkang.

Bahwa ia menulis buku saja sudah menarik. Bagaimana bisa seorang karikaturis terkemuka menulis buku. Pasti beda.

Benar. Beda sekali. Sangat kreatif. Tidak biasa. Khas karikaturis. Kokkang sudah memenangkan banyak penghargaan internasional. Karya karikaturnya juga sering masuk buku koleksi karikatur dunia.

Kali ini ia sendiri yang menulis buku. Judul bukunya hanya dua kata: Cerita Ibunda. Lalu ada sub judul-judulan: “Ini ceritaku tentang ibuku dan beberapa cerita ibuku kepadaku”.

Isinya: tentang bagaimana Kokkang terus merawat ibunya yang sudah berumur 80 tahun, tidak lagi bisa berjalan, sudah sering lupa.

BACA JUGA :  DISWAY: Duduk Berdiri

Untuk itu Kokkang sampai meninggalkan pekerjaannya di Jawa Pos yang mapan. Ia pulang kampung ke Kaliwungu, dekat Semarang, demi ibundanya.

Di rumah Kaliwungu itu mereka hanya berdua –ditemani kursi roda, tempat tidur, lantai, kompor, halaman, pohon-pohon dan sajadah.

Tiap hari Kokkang menyuapi ibundanya, menggendong, memandikan, menceboki, mengipasi dan memberikan hiburan sepanjang hari.

Kokkang dengan rambut senimannya yang tetap panjang, kini justru terlihat lebih segar. Tidak sekurus ketika di Jawa Pos dulu.

Begitu lama saya tidak bertemu Kokkang. Membaca buku ini justru muncul rasa kangen padanya. Pada humor-humornya. Pada sikap mengalahnya.

Di buku ini saya bisa banyak melihat foto Kokkang bersama ibunya yang lemah. Kualitas foto-foto itu sebagus karya karikaturnya. Full human interest.

Ada foto saat-saat mereka berdua di toilet. Atau Kokkang lagi menyuapi. Terlihat juga saat sang ibu sangat bahagia: bisa tertawa lepas. Betapa bahagia wajah setua itu masih bisa tertawa begitu alamiyahnya. Betapa pintar dan sabar Kokkang membahagiakan ibundanya.

Kadang sebuah buku memang didahului dengan kata sambutan. Pun buku Kokkang ini. Bedanya, kata sambutan di buku ini hanya satu. Dari ibundanya sendiri. Juga sangat pendek. Satu halaman penuh isinya hanya tiga kata: “Kowe wis mangan?”.

Buku Cerita Ibunda ini berisi 50 bab. Tiap bab tidak ada yang lebih satu halaman. Bahkan banyak bab yang hanya berisi beberapa baris. Lalu disertai foto atau komik. Total 120 halaman.

BACA JUGA :  DISWAY: Suami Batak

Membaca buku ini perasaan saya campur aduk –terutama karena ditinggal ibu saat masih SD dan manja-manjanya.

Kadang air mata berlinang saat melihat Kokkang menggendong sang ibu. Atau saat menyuapi. Dulu tentu sang ibu yang menyuapi Kokkang.

Kadang saya membaca satu bab sampai tiga kali.

Sebenarnya buku ini sangat lucu. Pasti ditulis dengan selera humornya yang tinggi. Maka terharu dan tertawa sering datang bergantian.

Mayoritas babnya ditulis dalam bentuk dialog. Misalnya bab pertama yang berjudul ‘Sarapan’ ini:

Makan pagi, ibu sedang kusuapi.

Ibu: makan apa ini?

Aku: tahu dan ayam, nasinya hangat.

Ibu: ayam opo? (Ayam apa?)

Aku: kiriman Kolonel Sanders.

Ibu: sopo iku (siapa itu?)

Aku: komandan upacara bendera di kecamatan, Bu.

Ibu: oh…

Dan makan ibu pun jadi banyak.

(Saya bahagia melihat ibu makan banyak, sebahagia memenangkan Olimpiade panjat pinang).

Sependek dan semenarik itu satu bab di buku ini. Kokkang selalu menemukan cara agar ibunya mau makan. Juga agar mau keramas. Misalnya di bab berjudul Keramas ini:

Waktunya mandi pagi. Ibu sudah tiga hari tidak mau keramas. Rabutnya sudah bau. Harus menemukan cara agar ibu mau keramas.

Aku: Bu, mau nggak pagi ini jadi duta shampoo yang lain lagi.

Ibu: opo iku (apa itu?)

Aku: ibu keramas dengan shampoo merek ini nanti dapat duit, bisa untuk membeli daster.

BACA JUGA :  KPK Bawa 10 Koper Usai Periksa Terduga Pelaku dalam OTT di Kalsel

Ibu: mosok (benar begitu?)

Aku: iya. Daster ibu kan sudah banyak yang amoh (lusuh berlubang).

Ibu: iyo.

Aku: makanya ibu keramas, nanti dapat uang dari iklan shampo bisa untuk beli daster yang banyak, baru semua.

Ibu: yo wis, ayo, aku dikeramasi.

Setiap kali menemukan cara merayu seperti itu Kokkang berdoa: semoga malaikat tidak mencatat kata-katanya itu sebagai kebohongan.

Tiga jam saya selesaikan buku itu. Lewat Roy, saya pun mencari nomor teleponnya. Lalu mengirim banyak WA padanya. Termasuk minta izin mengutip beberapa isi buku untuk tulisan ini.

Barulah saya mengelilingi lounge business class bandara Istanbul ini. Begitu luasnya.

Bandaranya sendiri sudah seperti mal besar. Lounge bisnisnya seperti pujasera.

Bandara Singapura juga seperti mal tapi terlalu rapi. Kurang terasa dinamis. Pun Dubai dan Hong Kong. Bandara-bandara baru yang besar di Tiongkok juga seperti mal tapi variasinya kurang.

Di lounge ini tiap jenis masakan disajikan di satu counter. Terpencar-pencar. Saya kelilingi satu per satu. Saya lihat masakannya, cara memasaknya dan mana yang terbanyak disukai penumpang kelas bisnis.

Setengah jam sendiri.

Saya belum memutuskan akan mengambil makanan yang mana. Saya pun kembali duduk di sofa. Saya lihat tas kresek. Saya buka kresek itu. Saya keluarkan singkong rebus sisa dari Chicago. (*)

Artikel ini sudah tayang di Disway.id

Tags: dahlan iskandisway
Previous Post

Andra-Dimyati Beber 8 Program Prioritas di Debat Terakhir

Next Post

Prakiraan Cuaca Kota Tangsel Hari Ini: Hujan Petir Belum Beranjak Pergi

Related Posts

CFD BSD Tangsel Jadi Ruang Sehat dan Dorong Ekonomi Lokal
TANGERANG SELATAN

CFD BSD Tangsel Jadi Ruang Sehat dan Dorong Ekonomi Lokal

Oktober 5, 2025
1.3k
Perkuat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal, BRI Dukung Indonesia Mendunia Melalui MotoGP Mandalika 2025
ADVERTORIAL

Perkuat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal, BRI Dukung Indonesia Mendunia Melalui MotoGP Mandalika 2025

Oktober 5, 2025
3.5k
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Korban Runtuhnya Bangunan di Ponpes Al Khoziny
DAERAH

BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Korban Runtuhnya Bangunan di Ponpes Al Khoziny

Oktober 5, 2025
1.2k
Update Insiden di Ponpes Al Khoziny: Korban Meninggal Dunia 37 Orang
DAERAH

Update Insiden di Ponpes Al Khoziny: Korban Meninggal Dunia 37 Orang

Oktober 5, 2025
1k
Polisi Bekuk Muncikari yang Pekerjakan Remaja Sebagai PSK di Jaksel
TANGERANG RAYA

Ancam Polisi, Debt Collector di Tangerang Ditangkap

Oktober 5, 2025
832
HUT Ke-80 TNI: Seragam Tempur Digital ‘Sage Green’ Resmi Diperkenalkan
NASIONAL

HUT Ke-80 TNI: Seragam Tempur Digital ‘Sage Green’ Resmi Diperkenalkan

Oktober 5, 2025
3.2k
Next Post
hujan di pamulang

Prakiraan Cuaca Kota Tangsel Hari Ini: Hujan Petir Belum Beranjak Pergi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • ABOUT US
  • Redaksi
  • Indeks Berita
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Media Siber

© 2022 TangselXpress.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • DAERAH
    • MEGAPOLITAN
  • REGIONAL
    • BANTEN
    • TANGERANG SELATAN
    • TANGERANG RAYA
  • POLITIK
    • PILKADA 2024
  • PENDIDIKAN
  • EXPLORE TANGSEL
    • KULINER
    • WISATA
    • KOMUNITAS
  • EKONOMI
    • UMKM
    • EKONOMI BISNIS
  • GAYA HIDUP
    • BEAUTY
    • SELEBRITI
    • FILM & MUSIK
    • KESEHATAN
    • PARENTING
    • SERBA SERBI
  • OLAHRAGA
  • HUKUM
    • XPRESSLAW
  • PENDIDIKAN
  • VIDEO
  • EPAPER
  • OPINI
  • RAMADAN

© 2022 TangselXpress.com