TANGSELXPRESS – Program Studi (Prodi) Sarjana Akuntansi, Universitas Pamulang (Unpam) sukses menyelenggarakan Webinar Nasional and Call For Paper dengan mengusung tema “ESG Tax Foot Print”. Webinar Nasional ini digelar via daring atau zoom meeting pada Kamis (7/11/2024).
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Sasmita Jaya Group, Dr. Pranoto, S.E., MM menyampaikan bahwa para mahasiswa harus meng-update dan mengembangkan ilmu pengetahuannya untuk berkontribusi di masyarakat.
“Para mahasiswa (perlu) terus meningkatkan kualifikasi akademik, karena tantangan dunia industri, terutama di bidang Akuntansi sudah sangat kompetitif, dan jangan hanya puas dengan hanya lulus S1 Akuntansi,” pesan Dr. Pranoto.
Universitas Pamulang sudah membuka Magister Akuntansi, untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa yang lulus S1 akuntansi untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi guna meningkatkan kualifikasi akademiknya.
Webinar Nasional ini dibuka oleh Rektor Universitas Pamulang Dr. E.Nurzaman, AM., M.M., M.Si. Dalam sambutannya, Dr. E.Nurzaman mengharapkan agar seminar ini dijadikan sebagai majelis ilmu untuk memperdalam pemahaman dan memperluas pengetahuan terkait dengan ESG Tax Foot Print. Ia juga berpesan agar para mahasiswa mengikuti seminar ini dengan intens.
“Dengan webinar nasional ini diharapkan para Dosen dan Mahasiswa yang mengikuti seminar ini dapat direfresh pengetahuannya, bisa di luaskan wawasannya, dan dapat diperdalam pemahamannya terutama dalam amsalah pajak,” kata Dr. E.Nurzaman.
Sementara itu, Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi Universitas Pamulang, Dr. H. Suripto, S.E., M.Ak., CSRS dalam sambutannya mengatakan bahwa tema ESG Tax Foot Print menjadi current issue dan penting untuk dipelajari mahasiswa.
“Tema terkait dengan ESG Tax Foot Print menjadi current issue dan penting untuk dipelajari dan dipahami oleh mahasiswa, terutama mahasiswa Sarjana Akuntansi yang akan menyusun skripsi,” ujar Dr. H. Suripto.
Ia juga mengharapkan agar para peserta seminar, terutama mahasiswa Sarjana Akuntansi Unpam dapat mengikuti seminar ini dengan tekun agar benar-benar memahami konsep dan implementasi ESG Tax Foot Print yang dipaparkan oleh para nara sumber.
Suripto juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua Yayasan Samita Jaya Group Dr. Pranoto, S.E., M.M, Rektor Universitas Pamulang Dr. H. E. Nurzaman, AM.,M.M.,M.Si.,beserta para Wakil Rektor, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang, Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA.., CMA. dan seluruh panitia pelaksana yang bekerja keras dalam menyukseskan kegiatan seminar ini. Webinar Nasional and Call For Paper ini diketuai oleh Puspita Handayani, S.E., M.Ak
Seminar Nasional ini menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidang ESG Tax Foot Print, baik yang berasal dari akademisi maupun praktisi. Acara ini dipandu oleh MC Irene Putren, S.Pd., M.Pd dan Moderator Wiwit Irawati, S.E., M.Ak. Hadir sebagai Nara Sumber diantaranya Adv. Ass. Prof. Dr. Gilbert Rely, MBA, M.Ak., CPA dan Firman Tatariyanto, S.ST., MA (Em, E)., P.hD.
Adv. Ass. Prof. Dr. Gilbert Rely, MBA, M.Ak., CPA selaku Ketua Umum PERKOPPI dan praktisi berpengalaman lebih dari 35 tahun di bidang akuntansi, audit, dan perpajakan ini menjelaskan bahwa manfaat penting implementasi ESG.
“Manfaat implementasi ESG diantaranya mendorong stakeholders untuk mematuhi peraturan, dengan aspek lingkungan yang dikelola dengan baik, pekerja dan masyarakat lokal diperlakukan secara adil serta keputusan akan dibuat secara transparan dan standar lingkungan dan pemerintah akan lebih mudah untuk mengupayakan proyek infrastruktur yang lebih memiliki Value for Money,” kata Gilbert.
Sedangkan narasumber kedua, Firman Tatariyanto, S.ST., MA., P.hD, yang kesehariannya bekerja di Direktorat Jenderal Pajak dan juga Dosen Magister Akuntansi Universitas Pamulang menjelaskan bahwa masyarakat saat ini tidak melihat pajak sebagai faktor biaya jangka pendek.
“Masyarakat saat ini tidak melihat pajak sebagai faktor biaya jangka pendek, akan tetapi sebagai instrumen untuk menciptakan sosio- kohesi ekonomi, penciptaan nilai lingkungan dan kemakmuran jangka Panjang,” jelas Firman.
Lebih lanjut, Firman menjelaskan terkait pajak karbon, dimana pajak karbon merupakan tipe spesifik dari Pajak Lingkungan yaitu pajak yang dikenakan atas emisi karbon atau proxy-nya.
“Pajak karbon juga termasuk dalam kategori yang lebih luas dari instrumen carbon pricing yang dilakukan pemerintah dengan memberi harga (valuasi) pada emisi karbon dan dengan demikian mendorong konsumen dan produsen untuk menguranginya,” tambahnya.
Peserta seminar sangat antusias mengikuti seminar ini, terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan kepada ketiga narasumber hingga akhir acara.