TANGSELXPRESS – Tim dosen dari Institut Teknologi Indonesia (ITI) Tangerang Selatan menggelar pelatihan kewirausahaan pembuatan sabun cair badan dan wajah di Pondok Pesantren Hurriyatul Aamiin, Parung, Kabupaten Bogor.
Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) tersebut diikuti sekitar 20 peserta dari pengelola dan para santri Pondok Pesantren Hurriyatul Aamiin.
Kgiatan pendampingan pada tanggal 30 Oktober 2024 itu diisi oleh Ketua Tim Hibah Pengabdian pada Masyarakat Dr Ir Sri Handayani, MT, IPM, serta serta Anggota Tim Hibah Ir Moh Haifan, MAgr, IPM dan Dr Ir Ismojo, MT.
Selain dosen, ikut serta juga mahasiswa ITI Fauziah Fitri Nurhalizah dan Laboran Teknik Kimia ITI Nur Fadilah Kahfi.
Ketua Tim Hibah Pengabdian pada Masyarakat Dr Ir Sri Handayani, MT, IPM mengatakan, pengabdian masyarakat merupakan salah satu pilar penting dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Bentuknya dengan peningkatan kesejahteraan, pengetahuan, dan kemandirian ekonomi.
“Salah satu bentuk pengabdian yang sangat relevan dalam konteks pemberdayaan masyarakat adalah kegiatan yang bertujuan mengembangkan keterampilan ekonomi berbasis industri kecil,” kata Sri Handayani, dalam keterangannya, Jumat (1/11/2024).
Menurut dia, pengembangan industri sabun cair herbal di Pesantren Hurriyatul Amiin Bogor, merupakan inisiatif strategis yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat pesantren dan sekitarnya.
“Pesantren memiliki potensi besar sebagai basis pemberdayaan ekonomi, mengingat peran sentralnya dalam pendidikan serta kehidupan sosial masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Anggota Tim Hibah Dr Ir Ismojo, MT menyebutkan, dengan kegiatan pengembangan industri sabun cair herbal, santri dan masyarakat di lingkungan pesantren diajak untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif yang berorientasi pada kemandirian dan penguatan ekonomi lokal.
“Sabun cair herbal dipilih sebagai produk utama karena memiliki nilai tambah yang tinggi serta permintaan pasar yang terus meningkat, terutama dalam konteks gaya hidup sehat dan ramah lingkungan,” ungkap Ismojo.
Dia menerangkan, produk sabun berbahan alami lebih diminati karena dianggap aman dan minim risiko efek samping dibandingkan dengan produk berbahan kimia sintetis.
Menurutnya, kegiatan pengabdian masyarakat ini didukung dan didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), Dirjen Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek tahun 2024.
Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada Ditjen Diktiristek, Kemendikbudristek yang telah memberikan hibah PKM dengan No Kontrak : 1017/LL3/DT.06.01/2024 tanggal 05 Agustus 2024
“Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pengelolaan para santri pesantren Hurriyatul Amiin, Bogor dalam memproduksi sabun cair herbal,” ungkapnya.
Beberapa sub-kegiatan yang dilakukan meliputi: (1) Pelatihan Kewirausahaan, (2) Pelatihan & Praktik Proses Produksi Sabun Cair Herbal, dan (3) Pendampingan Ujicoba Produksi Skala Industri Kecil (mulai dari penyiapan ruang produksi, bantuan mesin & peralatan, bahan baku dan sarana pendukung lainnya).
Keterangan sama disampaikan Anggota Tim Hibah Ir Moh Haifan, MAgr, IPM, yang mengatakan, secara umum, hasil pelaksanaan pelatihan kewirausahaan mampu meningkatkan aspek kognitif dan psikomotorik peserta dari hasil kegiatan wawancara, diskusi dan simulasi selama pelatihan.
“Para peserta memperlihatkan ketrampilan dalam proses produksi, mulai dari bahan baku sabun (bahan kimia), penimbangan bahan baku, proses pencampuran dan pengemasan produk sabun cair,” katanya.
Selanjutnya pada kegiatan pendampingan dan ujicoba produksi sabun cair skala industri kecil (5 liter) peserta mampu menunjukkan performa yang baik dan produk sabun cair yang dihasilkan sesuai standar produk yang ditetapkan.
Dari hasil kegiatan ini, katanya, pengelola pesantren merasa sangat senang dan sangat bermanfaat untuk kegiatan ekonomi produktif pesantren, sekaligus sebagai salah satu pembelajaran ketrampilan para santri sebagai bekal kewirausahaan setelah lulus dan kembali ke masyarakat.
“Upaya pendampingan oleh Tim ITI masih perlu dilakukan untuk membantu produksi, pemasaran dan lainnya, guna menjaga kontinyuitas produksi dan kesinambungan usaha yang bermanfaat bagi pesantren Hurriyatul Amiin,” ungkapnya. (*)