TANGSELXPRESS – Hotman Paris Hutapea mengungkapkan bahwa ia menolak tawaran untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo Subianto. Alasannya karena pengacara kondang itu merasa tidak akan bisa lagi menjalani gaya hidup mewahnya jika masuk ke dalam birokrasi pemerintahan.
“Kalau saya jadi menteri atau bagian kabinet dari Pak Prabowo nanti yang ada gue tidak bisa lagi joget, gue tidak bisa lagi menonjolkan cincin di jari ini, sepatu mahal gue juga tidak bisa dipakai,” ujar Hotman sambil tertawa dalam wawancara yang dikutip dari channel YouTube, Sabtu (19/10/2024).
Selain itu, Hotman mengaku tidak bisa meninggalkan pekerjaannya sebagai pengacara karena masih banyak klien yang membutuhkan jasanya. “Sejak dari dahulu hampir semua pejabat di partai politik adalah klien saya seperti di Golkar ada Pak Airlangga, lalu menteri BUMN klien saya, belum lagi Perindo dan sebagainya,” imbuhnya.
Hotman mengungkapkan bahwa penawaran untuk menjadi menteri memang sudah datang dari Prabowo Subianto, namun ia langsung menolaknya. Pengacara berdarah Batak tersebut menegaskan bahwa bekerja di birokrasi tidak cocok dengan kepribadiannya.
“Makanya, mereka sudah tahu bahwa saya tidak mau duduk di birokrasi. Bukan saya sombong ya, karena memang tidak cocok dengan kepribadian saya. Kedua profesi saya sebagai pengacara sangat sukses, kalau saya menjadi menteri tentu harus langsung berhenti dan tidak boleh praktik,” tandasnya.
Lebih lanjut, Hotman juga menyebut bahwa pendapatan sebagai pengacara jauh lebih besar dibandingkan jika menjadi menteri. “Begini saja deh, kalau gue menjadi menteri berapa sih gajinya? Paling tinggi Rp 100 juta, gue satu kasus dalam satu bulan bisa Rp 5 miliar, kalau gue pegang 10 kasus itu sudah Rp 50 miliar,” tambahnya sambil tersenyum. Demikian dikutip dari beritasatu.com.